Sehari jelang rencana Presiden Jokowi untuk kembali berkantor di Ibu Kota Nusantara atau IKN, di wilayah Kalimantan Timur justru diguncang gempa berkekuatan magnitudo 3,2, Senin (9/9/2024) pagi.
Bahkan, BMKG Balikpapan mencatat, telah terjadi tiga kali gempa berturut-turut di wilayah Kalimantan Timur dalam kurun waktu 6 jam.
Wilayah Kalimantan Timur kembali diguncang tiga kali gempa berturut-turut, yang berkekuatan magnitudo 3,2, magnitudo 3,0, dan magnitudo 2,6.
Titik lokasi gempa berada di Kabupaten Kutai Timur, yang terjadi dalam kurun waktu 6 jam terakhir.
Kepala Stasiun Geofisika BMKG Balikpapan, Rasmid, membenarkan bahwa pada Senin (9/9/2024) telah terjadi tiga kali gempa berturut-turut dalam waktu 6 jam di wilayah Kalimantan Timur.
"Betul, jadi dalam waktu 6 jam dini hari tadi, sampai pukul 04.00 (WIT) itu, Kalimantan Timur telah terjadi gempa bumi sebanyak tiga kali," ungkap Rasmid saat ditemui di ruang kerjanya di Balikpapan.
Menurutnya, tiga kali gempa yang mengguncang wilayah Kalimantan Timur ini disebabkan oleh pergerakan dari dua patahan bumi, yakni patahan atau sesar Sangkulirang dan patahan Mangkaliat.
"Kami memprediksi bahwa gempa yang pertama dengan yang ketiga ini adalah masih satu sesar, di sini adalah sesar Sangkulirang, masih satu garis. Sementara gempa yang kedua ini adalah hasil dari sesar yang melewati sini, yaitu sesar Mangkaliat," imbuhnya.
Namun, tiga kali gempa yang mengguncang wilayah Kalimantan Timur ini diklaim tak akan berdampak pada rencana Presiden Jokowi yang akan kembali berkantor di IKN.
Pasalnya, tiga titik lokasi gempa berada sejauh lebih dari 200 kilometer dari IKN, tepatnya di Kecamatan Karangan dan Kecamatan Sangkulirang, Kabupaten Kutai Timur.
BMKG pun memastikan tiga kali gempa yang melanda Kalimantan Timur dalam kurun waktu 6 jam itu, tidak akan dirasakan hingga ke wilayah IKN karena IKN yang letaknya berada di wilayah barat laut.
"Ini, ketiga gempa ini jaraknya ke IKN cukup jauh sehingga tidak berpengaruh, kalau ini kan di utaranya Kalimantan Timur ya, sementara IKN berada di barat lautnya sehingga tidak berpengaruh terhadap wilayah IKN," pungkasnya.
Sementara itu, guna memastikan kelancaran aktivitas Presiden Jokowi selama berkantor di IKN, BMKG Balikpapan pun akan terus melakukan monitoring aktivitas seismik atau pergerakan patahan bumi yang melintasi wilayah Kalimantan Timur selama 24 jam penuh seperti dikutip dari beritasatu
Hingga Agustus Terjadi 153 Kali Gempa di Kalimantan, Amankah IKN?
Tahun 2024, riwayat kegempaan Pulau Kalimamtan melonjak lima kali lipat.
Kurun Januari-Agustus, telah terjadi 153 kali gempa bumi atau tiga hingga empat kali gempa bumi dalam sebulan yang dirasakan oleh masyarakat.
Seperti yang dirasakan masyarakat di Kabupaten Mahakam Ulu, dan Kabupaten Berau yang mengalami getaran gempa berulang.
Terbaru adalah gempa Magnitudo (M) 4,7 dengan kedalaman 10 kilometer di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, pada 13 Februari 2024.
Ini merupakan getaran terkuat yang terjadi sepanjang tahun 2024 karena berbarengan dengan Gempa Bawean dengan kekuatan M 5,9 hingga M 6,5.
Sementara pada periode yang sama tahun 2023 tercatat hanya 30-an kali gempa bumi dengan getaran biasa.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas III Balikpapan Rasmid menuturkan, terjadinya lonjakan gempa bumi di Pulau Kalimantan mengindikasikan masa-masa pelepasan energi.
"Dalam kurun 5-10 tahun sekarang ini periode merilis energi. Jadi, gempa bumi terjadi berulang ketika lempengnya bergerak, akan memberikan tekanan pada batuan, maka batuan dengan elastisitas berbeda-beda yang ketika ada tekanan (stress) akan lepas. Terjadilah gempa," papar Rasmid kepada Kompas.com, Kamis (5/9/2024).
Jadi, menurut Rasmid, saat ini adalah masa melepas tekanan, dan ketika tekanan sudah habis, batuan itu akan mengumpulkan energi kembali, stress dan pelepasan lagi. Proses ini terjadi seterusnya berulang.
Rasmid memastikan IKN relatif aman dari gempa. Baik gempa skala kecil, sedang, maupun skala raksasa yang popular dipahami sebagai megathrust atau gempa bumi lintas lempeng.
"Kalau untuk di IKN relatif aman. Ancaman megathrustnya tidak dekat. Dia jauh ada di utara Pulau Sulawesi. Sementara IKN ada di tengah-tengah Kalimantan, dan itu tidak akan terpengaruh," tegas Rasmid.
Sebaliknya, megathrust akan berpengaruh pada pantai timur Pulau Kalimantan seperti Tarakan, Berau, dan Bontang.
Kalaupun ada dua sesar yang mengapit IKN, relatif kecil karena bukan terbentuk dari aktivitas bebatuan tektonik melainkan aktivitas fluida atau hidrokarbon yang tidak dieksplorasi (ditambang).
"Panjang kedua sesar ini pun tidak terlalu signifikan. Dan itu ditambah lagi IKN telah dibangun di atas standar rata-rata jadi tidak ada masalah sama sekali," imbuhnya.
Demikian halnya dengan keberadaa Sesar Meratus yang memicu gempa di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, tidak tidak sampai menjalar ke atas dan tidak dirasakan di IKN.
Hal ini karena gelombang gempa berlalu dengan cepat dan amplitudonya kecil, sementara wilayah IKN dipenuhi bebatuan keras.
Rasmid mengungkapkan, sebelum IKN dibangun, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) telah berkoordinasi dengan Stasiun Geofisika Kelas III Balikpapan untuk melakukan mikro zonasi.
"Kami pun melakukan beberapa metoda untuk memikro-zonasikan wilayah IKN. Setiap jengkal wilayah IKN kami identifikasi, batuannya seperti apa model kecepatan di situ kalau gelombang gempa lewat seperti apa. Demikian juga top soil-nya seberapa tebal dan jenisnya apa, lembek, tanah kuat, atau keras," urai Rasmid.
Dari hasil proses mikro-zonasi tersebut disimpulkan bahwa wilayah IKN yang akan menjadi ibu kota. negara Indonesia, aman dari bencana gempa bumi.***