Iqbal Ramadhan Ogah Manfaatkan Nama Orangtua untuk Lepas dari Siksaan Aparat, Sosok Gibran dan Kaesang Terseret

 

Dua nama anak Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep, ikut terseret dalam kasus kekerasan yang dialami Muhammad Iqbal Ramadhan.

Iqbal merupakan salah satu korban kekerasan serta pelecehan oleh aparat usai mengikuti demo revisi RUU Pilkada pada 22 Agustus 2024 di depan gedung DPR RI. 

Walaupun Iqbal adalah anak dari pasangan penyanyi dangdut senior Machica Mochtar dan Letnan Jenderal TNI (Purn) Moerdiono, ia tidak menggunakan nama besar orang tuanya untuk lepas dari siksaan aparat.

"Memang benar ayah saya seorang Jenderal TNI dan pejabat tinggi pada era Orde Baru. Namun, saya terlahir dari rahim seorang perempuan, seorang ibu yang penuh dengan perjuangan."

"Ibu saya harus bekerja keras mencari nafkah dan merawat saya, tanpa kehadiran sosok ayah," ucap Iqbal dalam video yang diunggah akun X @MichelAdam7__ pada Kamis (29/8/2024).

Iqbal pun menuturkan apa saja bentuk kekerasan yang diterimanya dari para aparat bersenjata.

"Ketika saya berada pada situasi yang sangat mengerikan di hadapan aparat bersenjata yang melecehkan, memukul, dan menendang kepala saya, tidak terpikirkan untuk memanfaatkan nama besar ayah saya agar diberikan pengampunan oleh aparat yang menyiksa saya," lanjutnya.

Rupanya Iqbal ingin mengetahui bagaimana rasanya menjadi orang kecil yang selama ini ditindas ketika menyuarakan haknya demi keadilan.

"Hanya satu yang ingin saya ketahui. Bagaimana rasanya menjadi masyarakat kecil saat mereka ditangkap dan ditahan oleh aparat keamanan karena menuntut hak-haknya. Hak untuk bebas dari penyiksaan adalah hak semua anak bangsa di atas bumi manusia," terang Iqbal.

"Di saat yang lainnya memanfaatkan nama besar orangtuanya agar mendapatkan kedudukan dan jabatan, ada banyak orangtua dan pemuda yang berjuang untuk membayar biaya pendidikan yang mencekik, mencari kerja untuk menjadi tulang punggung keluarga," tandasnya.

Ucapan Iqbal itu lah yang mendorong warganet untuk membandingkannya dengan Gibran serta Kaesang, yang selama ini dianggap menggunakan nama ayahnya untuk mendapatkan jabatan.

"Gibran sama Kaesang tau rasanya ditendang aparat gak? Tau rasanya gas air mata gak? Tau rasanya berjuang untuk makan dan bayar kos gak? Bisa gak hidup biasa dan gak usah pamer? Gibran sama Kaesang tau gak standar mereka tanpa Mulyono?" tanya akun @wangi***.

"Jangan ditendang aparat dulu dah. Pernah nggak mereka dikira rakyat biasa kayak anak-anaknya Gusdur?" imbuh @Syiva***.

"G &K tanpa M cuma selevel mas-mas random yang suka guyon," kata @CAnne***. seperti dikutip dari suara

Curhatan Muhammad Iqbal Ramadhan yang mengaku dilecehkan dan dianiaya oleh aparat saat mengikuti aksi demo tolak RUU Pilkada banyak menuai sorotan publik di media sosial. Lantas, siapa Muhammad Iqbal Ramadhan korban polisi brutal saat demo RUU Pilkada?

Melansir unggahan Instagram-nya @iqbalramadhaannn pada Kamis (28/8/2024), Iqbal menceritakan awal mula kejadian ketika dirinya mengalami pelecehan dan dianiaya aparat kepolisian. Iqbal menjelaskan enggan menyebutkan nama besar orang tua untuk menghentikan aksi aparat yang dengan brutal menyiksanya. Seperti diketahui, Iqbal Ramadhan adalah putra dari pasangan Letnan Jenderal TNI (Purn) Moerdiono dan Machica Mochtar.

Iqbal bahkan tidak sedikit pun terpikir untuk menggunakan nama besar orang tuanya agar diberikan pengampunan oleh aparat. Sebaliknya, Iqbal Ramadhan justru ingin mengetahui bagaimana rasanya jadi masyarakat kecil yang ditangkap oleh polisi karena menuntut haknya. Dalam kehidupan sehari-harinya pun, Iqbal tidak hidup dalam kemewahan atau kekuasaan.

Kebiasaan ini tak lain merupakan didikan dari Machica Mochtar yang selalu mengajari Iqbal untuk bersikap adil dan penuh kasih. Penyanyi legendaris Tanah Air ini justru berharap putranya itu berguna bagi masyarakat dan memperjuangkan hak-hak rakyat kecil.

Karena unggahan di akun Instagram-nya itu, sosok Iqbal sontak menuai sorotan. Tak sedikit netizen penasaran dengan profil Iqbal Ramadhan yang ternyata berkarier di bidang hukum.***