Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Heboh! Jokowi Sebut 85 Juta Pekerjaan Hilang, Bantah Janji Gibran Rakabuming Buka 19 Juta Lapangan Kerja?

Rekam Jejak Gibran Rakabuming Raka: Karier Bisnis hingga Politik

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran Rakabuming Raka yang kontradiktif baru-baru ini menjadi sorotan netizen saat keduanya membahas masalah pekerjaan di masa depan. 

Dalam akun TikTok @/syauqizuhdi_ terlihat pasangan bapak dan anak ini membicarakan masalah pekerjaan dalam kesempatan yang berbeda. 

Di mana, Gibran Rakabuming menjanjikan 19 juta lapangan pekerjaan yang akan dibuka ketika dirinya menjabat sebagai Wakil Presiden bersama Presiden terpilih, Prabowo Subianto.

"Akan terbuka 19 juta lapangan pekerjaan," kata dia dalam debat Cawapres beberapa waktu lalu seperti Suara.com kutip pada Sabtu (28/9/2024).

Sementara itu, baru-baru ini, Presiden Jokowi justru mengatakan hal sebaliknya. Di mana, menurut orang nomor satu di Indonesia tersebut pada 2025 nanti, 85 pekerjaan bakal hilang.

"Justru di (tahun) 2025 85 juta pekerjaan akan hilang," ucap Presiden Jokowi seakan membantah ucapan Gibran Rakabuming Raka di masa lalu.

Tentu saja hal kontradiktif tersebut langsung menjadi perhatian. Sang pemilik akun merasa keheranan dengan perkataan pasangan bapak dan anak ini. 

"Kok dibantah sama bapaknya sih? 85 juta bakalan hilang. Pekerjaan lebih banyak (yang hilang) daripada yang dibuka. 19 juta dikurang 85 juta, minus 64 juta. Itu juga kalau 19 jutanya nggak omon-omon," kata Syauqi.

"Ini gimana sih keluarga kontradiksi, semua saling batah-membantah," ucapnya yang diikuti pertanyaan serupa dari netizen.

"19 juta darimana orang si samsul aja mulyono yang nyariin," sindir netizen dengan akun @sam***.

"Anak Abah kenapa sih? Emang pentingnya pekerjaan dimana? Yang penting pemerintah selalu memberikan Bansos,Rakyat tetap cinta Mas Gibran dan pak Jokowi," timpal @kuy***.

"10 juta lapangan kerja udah terwujud bang jadi buzzer," tambah @and***.

"Namanya juga janji politik, sing penting menang mas, wes lah emang bagus pindah warga negara," ungkap yang lain seperti dikutip dari suara

RI Tidak Baik-Baik Saja, Pengangguran di Provinsi Ini Melonjak 5.000%

Banjirnya pengangguran dalam negeri masih terus berlanjut. Tutupnya pabrik-pabrik dalam negeri mendorong tingginya angka tenaga kerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Hal ini pun menjadi kabar buruk, tingginya angka PHK mendorong melemahnya daya beli yang tentunya akan mendorong anjloknya perekonomian Indonesia.

Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) terbaru, pada periode Agustus 2024 terjadi lonjakan pada angka tenaga kerja yang ter-PHK sebesar 23,72% menjadi 46.240, dibandingkan periode Agustus 2023 sebesar 37.375.

Tercatat secara tahunan, terdapat lima provinsi yang mencatatkan peningkatan jumlah tenaga kerja ter-PHK per Agustus 2024.

Bangka Belitung mencatatkan peningkatan jumlah tenaga kerja ter-PHK tertinggi, dimana per Agustus 2024 kenaikan tercatat 5.375,76% menjadi 1.807 tenaga kerja, dari Agustus 2023 sebesar 33 tenaga kerja.

Diurutan kedua diisi oleh Sulawesi Tenggara dengan kenaikan 672,5%. Posisi ketiga ditempati oleh Sumatera Barat dengan melesat 584,91%. Kemudian pada urutan keempat diisi oleh DKI Jakarta yang naik 575,93% dan pada posisi kelima ditempati oleh Sumatera Utara dengan kenaikan 498,89%.

Salah satu penyumbang jumlah tenaga kerja ter-PHK berasal dari pabrik tekstil dalam negeri.

Terbaru, PT Sinar Panca Jaya di Semarang yang bergerak di sektor industri tekstil dan produk tekstil (TPT) akhirnya bangkrut.

"PHK masih terus terjadi. Kemarin ada PHK lagi 340 orang di PT Sinar Panca Jaya di Semarang. Jadi tutup total sekarang," katanya kepada CNBC Indonesia, dikutip Sabtu (14/9/2024).

Ristadi mengungkapkan, pabrik TPT di Semarang itu mulanya memiliki jumlah pekerja hingga 3.000-an orang. Setelah karam, PHK dilakukan secara bertahap, hingga sekitar 340 pekerjanya terkena pada Agustus 2024 lalu. Adapun pemberian pesangonnya masih negosiasi.

Perusahaan tersebut, menurut Ristadi memiliki pasar di dalam negeri dan ekspor. "Tapi enggak ada order, bikin (produksi) enggak kejual," ujar Ristadi.

Dengan tutupnya pabrik itu, jumlah pabrik TPT yang harus tiarap di dalam negeri sejak awal 2024 ini pun bertambah. "Data KSPN masih terus berjalan. Saya juga lagi turun ke daerah-daerah untuk kroscek dan begitu keadaannya," kata Ristadi.

Dia menuturkan, PHK menyisakan dampak menyedihkan bagi pekerja. Kehilangan sumber penghasilan berdampak berantai. Mulai dari masalah biaya hidup sehari-hari, sampai biaya sekolah dan tagihan cicilan yang belum beres.***

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved