Pakar hukum tata negara Refly Harun memperingatkan untuk tidak kaget jika Wakil Presiden (Wapres) dari Presiden terpilih Prabowo Subianto ke depan bukan Gibran Rakabuming Raka, namun Ketua DPP PDIP Puan Maharani.
Karena menurutnya hubungan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputi dengan Prabowo Subianto tidak bermasalah, sehingga jika terjadi negosiasi hasilnya bisa jadi perubahan kursi Wapres dari Gibran ke Puan Maharani.
"Kalau Megawati sama Jokowi saja dianggap podo wae (sama saja) apalagi Megawati-Prabowo, Megawati-Prabowo sama sekali tidak ada handicap untuk bertemu dan bernegosiasi, maka jangan kaget ya kalau ke depan itu wakil presiden Prabowo bukan Gibran Rakabuming Raka tapi Puan Maharani," ungkapnya.
Dirinya merasa sederhana alasan Puan lebih dipilih Prabowo sebagai Wapres daripada ketua umum partai politik (parpol) lain yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).
"Kenapa Puan Maharani? Sederhana karena hanya Puan yang punya harga di mata Prabowo, tepatnya PDIP dan Megawati, yang lain enggak ada harganya, karena yang lain itu seperti kerbau di cucuk hidung, tidak ada posisi tawar atau bargaining," tandasnya, dikutip dari YouTube Refly Harun, Rabu (11/9).
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengungkapkan bahwa Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri akan bertemu dengan Presiden terpilih Prabowo Subianto dalam waktu dekat.
"Ya akan (bertemu), InsyaAllah. Ya banyak lah. Kalau sudah bertemu, pasti pembahasannya banyak kan," ujar Puan di Gedung DPR RI, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (10/9/2024), dikutip dari IDN Times.
Ia mengatakan pertemuan Megawati dan Prabowo merupakan bagian dari silaturahmi kebangsaan, tapi tidak menutup kemungkinan akan ada pembicaraan koalisi.
Dirinya bahkan memperkirakan pertemuan tersebut akan digelar sebelum Prabowo dilantik sebagai kepala negara menggantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 20 Oktober mendatang.
"Silaturahmi penting, akan ada pertemuan, insyaallah, iya. Bahwa akan ada pembicaraan ke situ (pembicaraan koalisi), kita tunggu saja," kata dia seperti dikutip dari wartaekonomi
Gibran Bisa 'Dijatuhkan' Dari Posisi Wapres Prabowo Dengan 'Tiga Klausul' Ini, Apa Saja? Simak!
Pakar hukum tata negara Refly Harun menilai putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka bisa dilengserkan dari jabatan Wakil Presiden (Wapres) dengan 3 klausul.
Pertama, melakukan tindak pidana korupsi, seperti yang disampaikan pengamat politik Rocky Gerung bahwa Gibran menerima setoran uang dari para menteri setiap hari Sabtu ketika menjadi Wali Kota Solo.
"Mungkin enggak Gibran dijatuhkan atau dilengserkan? mungkin jawabannya, jadi Gibran bisa dilengserkan dengan tiga klausul, satu melakukan tindak pidana korupsi," ungkapnya, dikutip dari YouTube Refly Harun, Selasa (10/9).
Kedua, melakukan tindakan tercela, ini bisa terjadi jika akun Kaskus Fufufafa benar merupakan miliknya, karena berisi hinaan kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto dan keluarganya. "Dua melakukan perbuatan tercela," imbuhnya.
Kemudian ketiga, tidak memenuhi syarat untuk posisi tersebut, ini berkaitan dengan ijazahnya dari Melbourne University yang diduga bukan S2, namun setara SMA. "Dan tiga tidak lagi memenuhi syarat sebagai wakil presiden," tandasnya.
Sementara sebelumnya, pegiat media sosial Alifurrahman menilai Presiden terpilih Prabowo Subianto menginginkan Ketua DPR RI Puan Maharani yang menjadi Wakil Presiden (Wapres) bukan Gibran Rakabuming Raka yang kini menempati posisi tersebut.
Hal tersebut berdasarkan prediksinya dari isi percakapan Prabowo Subianto, Puan Maharani, dan Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/9/2024).
"Tapi dari tawa Puan Maharani saya memprediksi bahwa Prabowo ini nampaknya bicara dengan Pramono dengan Mbak Puan 'terus maunya gimana' terus jawaban Prabowo 'ya maunya sih wakil presiden' maksudnya maunya ya Puan aja yang jadi Wakil Presiden bukan Gibran," ucapnya.
"Gak ngerti deh apa yang sedang mereka bicarakan, tapi terdengar jelas sekali 'maunya sih jadi wakil presiden' dan itu nampaknya ditujukan kepada Puan Maharani," imbuhnya, dikutip dari SEWORD TV, Jumat (6/9).
Melansir dari Detik, terlihat momen Presiden terpilih Prabowo Subianto, Ketua DPR RI Puan Maharani, dan Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengobrol hingga tertawa bersama di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/9/2024).
Momen tersebut terjadi setelah pertemuan pemimpin umat Katolik sekaligus kepala negara Vatikan Paus Fransiskus dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sejumlah tamu undangan tampak bersalaman seusai kegiatan.
Lalu terlihat momen Prabowo berbincang dengan Puan, awalnya hanya berdua, kemudian Ketua DPP PDIP itu tampak mengajak Pramono ikut bergabung.
Dalam perbincangan tersebut, Prabowo berkelakar kepada Puan soal keinginannya menjadi wakil presiden.***