Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

[BREAKING NEWS] INI Skenario Perolehan Suara Kalau Anies Baswedan Jadi Bikin Partai Politik

 Anies Baswedan disebut akan mendirikan partai politik setelah gagal terpilih dalam pemilihan presiden alias Pilpres 2024 dan gagal maju dalam pemilihan kepala daerah alias PIlkada 2024. 

Wacana Anies membentuk partai politik menjadi bahan gunjingan di dunia maya. Anies memiliki pendukung fanatik yang mengidentifikasi diri mereka sebagai 'anak abah'. 

Mereka bahkan telah mengampanyekan gerakan 'mencoblos semua pasangan calon kepala daerah' di Pilkada Jakarta.

Namun demikian, mendirikan partai politik tidak semudah membalikkan telapak tangan. 

Selain perlu memenuhi persyaratan administratif, partai besutan Anies Baswedan bakal berhadapan dengan partai-partai tradisional yang telah memiliki basis suara dan kaki-kaki di birokrasi maupun parlemen.

Lantas seberapa besar potensi suara jika Anies mendirikan partai?

Anies adalah bekas calon presiden alias capres pada Pilpres 2024. Ia berpasangan dengan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin yang saat ini masih menjabat sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Pasangan ini mengusung ide perubahan dan didukung oleh tiga partai politik utama yakni PKB, PKS dan Nasdem. 

PKB dan PKS adalah dua partai politik yang memiliki basis massa yang kuat. PKB dominan di pemilih bertalar belakang Nahdliyin dan PKS kuat di wilayah Islam urban alias perkotaan. 

Sementara itu Nasdem sangat tergantung dengan tokoh atau elite yang mereka usung. Pemilu 2014 dan 2019, Nasdem identik dengan presiden Joko Widodo alias Jokowi. 

Nasdem memperoleh efek ekor jas dan saat ini berhasil menjadi salah satu partai terbesar di Indonesia.

Adapun, pada Pilpres 2024 lalu, Anies dan Muhaimin Iskandar memperoleh sebanyak 40,9 juta suara atau setara dengan 24,95% dari suara sah. 

Anies-Cak Imin menempati peringkat ke 2 atau kalah dari Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang meraup 90,2 juta atau 58,58% suara.

Persoalannya, perolehan suara itu tidak serta merta bisa bermigrasi atau diklaim begitu saja masuk ke partai politik yang akan didirikan oleh Anies Baswedan. 

Pasalnya jika mengacu kepada hasil Pileg 2024 lalu, suara-suara tersebut juga bisa terpecah ke sejumlah partai politik.

Hasil Pileg 2024 pasca putusan Mahkamah Konstitusi menunjukan bahwa tiga partai pendukung Anies kalau digabungkan mencapai 43,5 juta. 

PKB memperoleh suara paling tinggi dengan angka 16.115.358 juta, Nasdem 14.660.328, dan PKS 12.781.481. 

Angka itu menunjukan bahwa perolehan suara ketiga partai politik tersebut lebih besar dari Anies-Cak Imin pada Pilpres 2024.

Kendati demikian, pengaruh Anies effect di balik perolehan suara ketiga partai politik tidak dipandang sebelah mata. 

Apalagi jika membandingkannya dengan perolehan suara pada Pemilu atau Pileg 2024 lalu. 

Dalam catatan Bisnis total perolehan suara ketiga partai politik pada Pileg 2019 lalu hanya sebesar 37,7 juta. 

Artinya jika dibandingkan dengan jumlah suara ketiga parpol pada Pileg 2024 ada kenaikan sekitar 7,6 juta suara.

PKB dan Nasdem adalah partai yang paling banyak memperoleh lonjakan suara yakni 2,5 juta dan 1,9 juta. Suara PKS hanya melonjak 1,2 juta suara. Itu berdasarkan basis data Badan Pusat Statistik (BPS).

Sementara itu jika dibandingkan dengan perolehan suara Pilpres 2024 yang hanya 40,9 juta maka ada selisih 3,2 juta suara.

Angka inilah yang kemungkinan bisa diklaim sebagai Anies Effect pada Pileg 2024. Range angkanya  di antara 3,2 juta suara - 7,6 juta suara. 

Kalau angka itu dikonversi ke partai Anies, misalnya, maka perolehan pesimisnya di angka 3,2 juta itu artinya tidak akan lolos parliamentary threshold. Sementara angka paling optimistisnya di angka 7,6 juta seperti dikutip dari bisnis

Rencana Anies Buat Partai Politik, Pengamat: Awas! Ada Potensi Penjegalan dari Pihak yang Tak Suka

Pengamat politik Agung Baskoro menyoroti adanya potensi penjegalan terhadap rencana Anies Baswedan membuat partai politik.

Dalam hal membuat partai politik, Agung merujuk sepak terjang tiga partai besar di Indonesia, yakni PDI Perjuangan, Golkar, dan Gerindra.

Intinya, menurut Agung, jika ingin menghadirkan partai politik, maka dibutuhkan ideologi, figur, dan logistik.

Ia menilai, Anies sudah memiliki dua dari tiga hal yang dibutuhkan tersebut, yakni ideologi dan figur.

"Tinggal soal logistik. Ia mengaktivasi political crowdfunding agar pendanaan partainya lebih organik sebagaimana ia menginisiasi gerakan turun tangan atau relawan nol rupiah," kata Agung, saat dihubungi Tribunnews.com, pada Senin (2/9/2024).

Agung kemudian mengatakan, ada tantangan bagi Anies untuk menghadapi upaya-upaya penjegalan dari pihak-pihak yang tidak suka dengan eksistensinya.

Hal ini tentu bukan sesuatu yang tidak mungkin terjadi, mengingat Anies memiliki basis dan sudah terbukti saat Pilpres 2024, di mana mantan Gubernur Jakarta itu punya suara.

"Sehingga arahan Anies mendirikan partai baru dianggap 'ancaman politik' bagi partai-partai lama maupun bagi presiden terpilih," jelasnya.

Sementara itu, Agung melihat upaya penjegalan terhadap Anies justru kemungkinannya kecil dilakukan Jokowi.

Analisisnya itu berdasarkan alasan, bahwa setelah 20 Oktober 2024 mendatang, Jokowi tak lagi menjabat sebagai Presiden RI. Sehingga fitur-fitur kekuasaan yang selama ini melekat sudah beralih ke Presiden Terpilih, Prabowo Subianto.

Sebelumnya, Anies Baswedan mengatakan mendapat banyak usulan untuk membuat partai politik baru usai batal maju dalam Pilkada 2024.

Hal ini setelah dirinya menyinggung jika partai politik sudah tersandera oleh kekuasaan sehingga dirinya belum memutuskan untuk masuk ke dalamnya.

"Nah gini kalau masuk partai pertanyaanya partai mana yang sekarang tifak tersandera kekuasaan, jangankan dimasuki, mencalonkan saja terancam agar beresiko juga bagi yang mengusulkan jadi ini adalah sebuah kenyataan," kata Anies dalam keterangannya melalui video seperti dikutip, Jumat (30/8/2024).

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga mengatakan jika banyak masukan yang menginginkannya untuk membuat partai politik.

Adapun Anies Baswedan tak menampik jika memang diperlukannya dibentuk sebuah partai atau organisasi masyarakat (ormas) baru.

"Apakah lalu akan membuat partai politik baru, bila untuk mengumpulkan semua semangat perubahan. Yang sekarang makin hari makin terasa besar dan itu jadi sebuah kekuatan diperlukan jadi gerakan maka membangun ormas atau membangun partai baru mungkin itu jalan yang akan kami tempuh," ucapnya.

Untuk itu, Anies menyebut kemungkinan terbentuknya partai baru akan terealisasi dengan melihat banyaknya semangat untuk memulihkan demokrasi di Indonesia.

"Kita lihat sama sama ke depan semoga tdk terlalu lama lagii kita bisa mewujudkan langkah langkah kongkrit untuk bisa mewadahi gerakan yang sekarang ini makin hari makin besar menginginkan demokrasi yang setara yabg lebih sehat, politik yang lebih mengedepankan policy dan gagasan," tuturnya.

Seperti diketahui, nama Anies Baswedan kerap terdengar dan digadang-gadang akan maju dalam Pilkada 2024.

Pertama, Anies disebut-sebut akan maju dalam Pilgub Jakarta dengan didampingi oleh Rano Karno sebagai wakilnya dengan diusung oleh PDI Perjuangan setelah adanya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 60/PUU-XXII/2024 yang mengatur ambang batas syarat pencalonan Pilkada.

Namun, hal ini tidak terwujud karena PDI Perjuangan akhirnya memilih Pramono Anung sebagai Bacagub Jakarta.

Setelahnya, nama Anies kembali terdengar akan dicalonkan untuk Pilgub Jawa Barat dari PDI Perjuangan.

Tetapi, Anies memutuskan untuk tidak menerima pinangan tersebut karena tidak ada aspirasi masyarakat di Jawa Barat yang menginginkannya maju menjadi pimpinan di Jawa Barat.***

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved