Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Beli Saham Rp92 Miliar, Kaesang Pangarep Disentil Dosen UNJ: Dari Mana Uangnya?


Dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun mengungkap adanya dugaan korupsi yang dilakukan keluarga besar Presiden Jokowi.

Dalam podcast eks Ketua KPK Abraham Samad, Ubedilah Badrun mengungkit kejanggalan transaksi saham yang dilakukan perusahaan Kaesang Pangarep beberapa tahun lalu.

"Putera mahkotanya membeli 180 juta lembar saham di pasar saham. Nilainya hampir Rp100 miliar, kurang lebih. Kok bisa beli ratusan juta lembar saham begitu? Dari mana uangnya?" katanya.

Setelah ditelusuri pihaknya, lanjut Ubedilah Badrun, perusahaan Kaesang Pangarep diduga mendapat suntikan dana fantastis dari sebuah pihak.

"Lalu perusahaan mereka itu tiba-tiba dapat suntikan, dua kali, ya. Jumlahnya kurang lebih Rp200 miliar. Suntikannya itu dari perusahaan Ventura Capital," sambungnya.

Menurut Ubedilah, perusahaan anak bungsu Presiden Jokowi itu terbilang baru berdiri sehingga terasa janggal untuk mendapat suntikan dana yang fantastis.

"Pertanyaan saya segitu mudahnya dapat suntikan dana kalau dia bukan anak presiden dan perusahaan baru?" tuturnya.

Kecurigaan Ubedilah tampaknya menemukan titik terang. Pihak yang menyuntik dana ke perusahaan Kaesang belakangan dicurigai diangkat sebagai duta besar dan wakil otorita IKN.

Oleh karena itu, Ubedilah mencurigai kedua anak Presidwn Jokowi melakukan praktik KKN terhadap relasi bisnis.

Dia bahkan sempat melaporkan Kaesang dan Gibran ke KPK pada 2022 lalu.

"Ternyata setelah ada uang masuk, managing direktur yang tadi satu perusahaan dengan anak Presiden ini tiba-tiba diangkat jadi duta besar. Beberapa waktu kemudian dari perusahaan yang sama, jadi wakil otorita IKN," pungkasnya.

Cuplikan unggahan video pernyataan Ubaidillah Badrun soal saham Kaesang Pangarep ini viral di media sosial Twitter dengan atensi sebanyak 160 ribu jumlah tayangan.

"Gile. Putra mahkota beli saham 180 juta lembar senilai kurang 100 miliar," tulis akun Twitter @13lue_Oc3an_, dilansir pada Senin (16/9/2024).

[VIDEO]



Perihal itu, sejumlah netizen turut memberikan respons dan komentar yang beragam.

"Gimana ya cara jelasin hal-hal besar ini ke rakyat di daerah? Meraka ketutup kayaknya akses untuk nerima informasi sepenting dan sebesar ini," tulis seorang netizen.

"Tukang pisang bangkrut, beli saham 100 miliar aja udah aneh," ucap netizen lain. "KPK maa berani, paling kirim surat," ujar netizen yang lainnya.

Untuk informasi tambahan, perusahaan Kaesang Pangarep bernama PT Harapan Bangsa Kita atau yang lebih dikenal dengan GK Hebat membeli saham PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) pada 8 November 2021.

Total saham PMMP yang dibeli Kaesang Pangarep lewat GK Hebat adalah sebanyak 188,24 juta lembar saham atau sekitar 8 persen dari total keseluruhan saham yang ditempatkan di perseroan.

Mengacu pada harga saham PMMP per lembarnya Rp490 ketika itu, nilai transaksinya menyentuh angka sekitar Rp92,2 miliar seperti dikutip dari suara

Ubedilah Endus Kekayaan Keluarga Jokowi dari Gratifikasi

Setiap keluarga pejabat publik seharusnya dibentengi agar tidak menerima fasilitas apapun dari pihak luar.

Sebab, bila menerima fasilitas maka ada dugaan gratifikasi yang bisa muncul dan mengarah korupsi.

Pandangan itu bahkan sudah dilaporkan analis sosial politik Ubedilah Badrun ke KPK pada 10 Januari 2022, terkait dugaan gratifikasi dua putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep.

Apalagi, baru-baru ini Kaesang diduga menggunakan pesawat jet pribadi saat berpergian ke luar negeri.

"Dugaan saya mendekati kebenaran. Artinya bahwa keluarga Jokowi dengan kekayaan yang melimpah dalam hitungan waktu yang sangat singkat itu dari mana? Maka laporan dugaan kuat bahwa ada gratifikasi, gratifikasi itu korupsi," kata Ubed saat menjadi narasumber di Political Show "Gaya Hidup Mewah Keluarga Jokowi, Indikasi Korupsi?" dikutip RMOL, Selasa (10/9).

Lanjut Ubed, korupsi sendiri tidak melulu soal aliran dana cash dari pihak luar langsung ke pejabat, namun bisa melalui keluarganya.

"Korupsi itu tidak selalu memakan uang negara. Tidak harus juga selalu langsung pejabat negara. Tetapi bagaimana uang berputar ke anak anak pejabat negara, tetapi tujuannya adalah sebenarnya," jelas Ubed.

Ubedilah pun menantang KPK untuk secara terang benderang dan transparan mengusut kasus dugaan gratifikasi ini.

"Oh iya. Saya kira itu dugaan kuat yang ke sana (gratifikasi). Nah karena ini sudah menjadi konsumsi publik dan sangat luar biasa sebetulnya KPK punya kewajiban Hukum memanggil untuk memanggil," pungkasnya.

 Feri Amsari Ragu Dugaan Gratifikasi Kaesang Bisa Diusut Tuntas: KPK Jadi Boneka Presiden

Pakar hukum tata negara dari Universitas Andalas, Feri Amsari, ragu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akan serius menangani kasus dugaan gratifikasi putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep.

Menurut Feri, KPK yang menjadikan lembaga antirasuah berada di bawah lembaga eksekutif ini tak memiliki keberanian untuk mengungkap kasus yang erat kaitannya dengan Presiden.

Feri pun menganggap, lembaga anti rasuah saat ini bak menjadi 'boneka' Presiden Joko Widodo.

Pernyataan Feri disampaikan dalam program TalkShow Overview Tribunnews pada Rabu (4/9/2024).

"Sejak KPK menjadi lembaga di bawah rumpun eksekutif yang dibuat dan dirancang sendiri oleh Presiden, KPK itu adalah boneka Presiden."

"Pertanyaannya, bagaimana mungkin boneka semacam KPK menyelidiki kasus yang berkaitan erat dengan keluarga Presiden," kata Feri, Rabu (4/9/2024).

Feri menyebut, KPK hanya gimik dalam menangani kasus dugaan gratifikasi Kaesang.

Ia menganggap, tindakan KPK dalam penanganan kasus ini hanya demi meredam kemarahan publik saja karena telah viral.

Feri menilai, gimik tersebut tidak hanya dilakukan KPK tetapi juga oleh pihak lain.

"Bagi saya, drama ini mau dituntaskan karena publik sedang mempertanyakan dan ini viral. Tidak cuma hanya pemberian ini siapa, kepentingannya apa."

"Bahkan hal-hal kecil pun dalam peristiwa pesawat jet ini dibicarakan publik kemana-mana. Nah ini yang mau dihentikan (oleh KPK) daya marah publik terkait viralnya kasus ini dengan membangun gimik-gimik seperti ini," katanya.

Dengan analisanya itu, Feri pun menegaskan bahwa KPK menurutnya tidak akan tuntas dalam mengusut dugaan gratifikasi Kaesang.

Buka Topeng Keluarga Jokowi

Di sisi lain, Feri Amsari, memandang, kasus dugaan gratifikasi Kaesang Pangarep ini menjadi jalan untuk membuka topeng keluarga Jokowi selama ini.

Feri mengatakan, selama sepuluh tahun, keluarga Presiden Jokowi dikenal dengan citra sederhana dan tidak terlibat dalam politik bisnis maupun kepentingan lain.

Namun, menurutnya, topeng ini kini mulai terungkap.

Ia menilai, tampilan kesederhanaan keluarga Jokowi selama ini merupakan kamuflase.

"Bagi kita semua ini adalah pembukaan topeng keluarga Pak Jokowi selama 10 tahun ini dengan sangat manis memberi topeng keluargannya dengan penuh kesederhanaan, tidak ikut campur dalam kepentingan politik bisnis dan lain-lain. Tapi lama-lama terbuka topengnya satu persatu."

Feri menduga, di balik image sederhana Jokowi dan keluarganya, ada banyak permainan yang dijalankan.

"Ini memperjelas banyak hal, ini bukan keluarga politik sederhana tetapi keluarga yang dikamuflasekan terlihat sederhana, tetapi di baliknya banyak permainan, ini gambaran betapa korupnya keluarga ini," kata Feri.

Lebih lanjut, Feri menilai, gratifikasi yang ditudingkan kepada Kaesang itu memang benar adanya.

Feri lantas menyinggung bentuk gratifikasi yang dapat diterima maupun tidak bisa diterima oleh keluarga presiden.

Menurutnya, apabila ada salah satu pihak yang menerima gratifikasi, salah seorang yang bisa diselidiki adalah presiden.

"Harus diingat, kalau keluarga menerima, salah satu yang diselidiki adalah orang yang diindikasikan dengan orang pemberian. Siapa yang terkait dengan pemberian itu ya presiden," ujar Feri.

Dugaan Gratifikasi Kaesang Mencuat Bermula dari Postingan Istri

Kasus gratifikasi jet pribadi yang diduga diterima Ketua Umum PSI sekaligus putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep ini mencuat berawal dari Instagram Story yang diunggah oleh istrinya, Erina Gudono.

Dalam unggahannya itu, Erina memposting foto yang memperlihatkan jendela pesawat dengan pemandangan awan.

Namun, publik meyakini bahwa foto itu bukan diambil dari pesawat komersil, tetapi dari private jet atau jet pribadi.

Pesawat yang ditumpangi Kaesang dan Erina untuk pergi ke Amerika Serikat itu diketahui merupakan jet Gulfstream G650ER.

Harga sewa jet pribadi tersebut, diketahui juga mencapai Rp 8,7 miliar.

Pasca viralnya postingan tersebut, Kaesang pun dilaporkan ke KPK karena jet pribadi itu diduga hasil gratifikasi yaitu pemberian dari salah satu e-commerce terkemuka.

Hingga saat ini, sudah ada dua laporan yang diterima oleh KPK yaitu dari Koordinator Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman dan dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun.***

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved