Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

6 Juta Data NPWP Bobol Termasuk Data Pajak Jokowi, Begini Tanggapan Pegiat Keamanan Siber Ciberity

foto

 Tak kurang dari 6 juta data Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan diketahui telah diretas dan dijual di dark web seharga Rp 150 juta.

Dari jumlah tersebut, 25 data sampel teratas yang mencakup nama-nama pejabat publik juga telah dibagikan. Di antaranya adalah Presiden Joko Widodo atau Jokowi, anak sulungnya sekaligus Wapres terpilih Gibran Rakabuming Raka, anak bungsunya Kaesang Pangarep, Menteri Keuangan Sri Mulyani, serta Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

Selain NPWP, data lain yang ikut bocor termasuk nomor induk kependudukan (NIK), alamat, nomor ponsel, email, dan data lainnya.

Aulia Postiera, pegiat keamanan siber Cyberity mengatakan, insiden kebocoran data ini kembali menunjukkan kelemahan serius dalam sistem keamanan siber di Indonesia, khususnya dalam perlindungan data pribadi.

“Data yang diklaim bocor dan dijual di forum dark web termasuk NIK, NPWP, dan informasi pribadi lainnya sebanyak 6 juta data perpajakan, termasuk di dalamnya adalah data perpajakan milik Presiden Jokowi dan dua anaknya (Gibran dan Kaesang), serta beberapa orang menteri adalah data sensitif yang seharusnya dilindungi dengan ketat,” kata Aulia kepada Tempo.co, Sabtu malam, 14 September 2024.

Aulia yang juga mantan penyelidik KPK mengungkapkan, peristiwa ini bukan kali pertama terjadi, setelah kebocoran data besar di tahun-tahun sebelumnya, seperti kebocoran dan penjualan data milik beberapa instansi Pemerintah pada 2022.

“Kebocoran dan penjualan data pemilih milik KPU menjelang pemilu 2024 dan serangan terhadap Pusat Data Nasional (PDN). Semua ini menyoroti urgensi peningkatan sistem keamanan siber yang lebih komprehensif,” kata dia.

Menurutnya, Indonesia perlu mempercepat penguatan infrastruktur keamanan siber, khususnya dalam melindungi data pribadi warga negara.

“Kebijakan dan regulasi seperti UU PDP (UU Perlindungan Data Pribadi) yang akan berlaku harus diimplementasikan secara tegas, dan semua pihak, termasuk pemerintah, harus bekerja sama untuk mencegah insiden seperti ini terulang kembali,” kata Aulia, menegaskan seperti dikutip dari tempo

Indonesia Negara ke-13 Paling Banyak Kebocoran, Inilah Pendekatan Pencurian Data dengan Ragam Modus

Coach Tom, seorang konsultan bisnis, membeberkan bagaimana pendekatan dalam aksi pencurian data yang dilakukan oleh para penipu.

Mirisnya, Indonesia menjadi negara diurutan ke 13 yang paling banyak mengalami kebocoran data, waduh ngerasa gak aman nih jadi warga negaranya.

Melalui channel YouTube pribadinya, ia mengungkap bahwa aksi ini dilakukan dengan menargetkan usia sasaran dan barulah menentukan metodenya.

"Penyalahgunaan data memang problem berkelanjutan yang sulit diselesaikan. Nah, makin teknologi makin maju, nanti beraneka macam ragam metode modus yang akan muncul," ujarnya.

"Katanya pencuri data modern menggunakan pendekatan berbeda untuk tiap targetnya," tambahnya.

Sebagai contoh, lanjut Coach Tom, "Kalau Anda usia 57 - 75, akan diserang via telepon pura-pura menawarkan asuransi atau produk kesehatan. Sementara kalau mengejar Gen Z, pencurian data akan bergimik teman lama atau penagihan hutang yang dilancarkan lewat permintaan akses sosmed atau chatbot.”

“Uniknya, hal ini sampai menjadi sebuah industri, namanya industri layanan perlindungan pencurian identitas,” jelasnya.

Tak tanggung-tanggung, proyeksinya tahun ini berkisar $14,9 miliar dan bakal tumbuh sampai $41,8 miliar tahun 2032 nanti. "Gila enggak! Nah tebak kenapa bisa segila itu? Ya akibat maraknya pencurian data," katanya.

Bahkan, jangkauannya sudah bukan lagi personal. Pada tahun 2020, ada strategi camp for data breach yang menyerang sebuah web hiburan dewasa.

Tragedi ini menjadi yang terparah dalam sejarah karena menyebabkan hampir 11 miliar catatan data identitas pribadi dari kartu kredit tersebar bebas di internet.

"Yahoo pernah membiarkan 3 miliar data akun bocor. Pada Januari 2023, 30% orang dewasa di seluruh dunia mengaku pernah kena phishing. Bahkan di Amerika, pencurian data terjadi setiap 22 detik sekali. Jadi setiap 22 detik, ada satu orang kena pencurian data," jelas Coach Tom.

Dari serangkaian fakta itu, pertanyaan besarnya adalah setelah data kita tercuri, untuk apa data tersebut akan digunakan? Pasti akan muncul banyak kemungkinan buruk.

Belum lagi, Indonesia adalah negara ke-13 paling banyak mengalami kebocoran data dengan 156 juta akun email masyarakat yang bocor.

Ini jelas menjadi santapan empuk untuk pemain pinjol dan pay later. Jika ditelisik, pada bulan Mei lalu, utang masyarakat ke pinjol naik 25% menyentuh 64,5 triliun, sementara pay later juga tak mau kalah dengan nilai pinjaman sebesar 6,81 triliun di periode yang sama.***

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved