Elektabilitas Anies Baswedan terus meroket dalam berbagai survei Pilkada DKI Jakarta 2024.
Salah satu survei yang menunjukkan keunggulan Anies adalah dari Lingkar Survei Indonesia (LSI) Denny JA pada Agustus 2024
Data survei ini mengindikasikan bahwa Anies berpotensi besar untuk kembali menduduki kursi Gubernur Jakarta dan bahkan menjadi calon presiden yang kuat di Pilpres 2029.
Namun Direktur LSI Denny JA, Denny Januar Ali menilai, di balik tingginya popularitas Anies, ada fenomena politik yang justru menghambat langkahnya dengan gerakan "Politik Asal Bukan Anies."
Dalam postingan LSI Denny JA yang disiarkan melalui akun Facebook-nya, jika Anies mendapat tiket pencalonan dari partai politik, besar kemungkinan dia akan sulit dibendung.
Elektabilitas Anies yang kian meningkat bisa saja menjadikannya kandidat yang lebih kuat dibandingkan ketika ia mencalonkan diri sebagai presiden pada 2024.
Namun pada kenyataannya, Anies gagal maju di Pilkada 2024 baik di Jakarta maupun Jawa Barat, termasuk tiga partai yang pernah mendukungnya dalam Pilpres 2024.
Nasdem, PKS, dan PKB. Sebaliknya, ketiga partai ini kini memilih berpaling dari Anies.
"Bahkan tiga partai yang dulu mengelu-elukannya dalam pilpres 2024, Nasdem, PKS, PKB, malah berpaling," kata Direktur LSI Denny JA, Denny Januar Ali, Jumat 30 Agustus 2024 dikutip Facebook resminya.
Denny Januar Ali menjelaskan, Gerakan "Politik Asal Bukan Anies" ini bisa dilihat dari strategi yang berkembang di lingkaran dekat empat presiden, baik yang masih menjabat maupun yang sudah purna tugas.
Meskipun gerakan ini mungkin bukan digerakkan langsung oleh para presiden tersebut, pengaruh lingkaran kekuasaan mereka jelas terlihat.
"Presiden terpilih Prabowo berkali-kali mengutip itu. Betapa kinerjanya sebagai Menhan dinilai 11 persen (Pada debat capres) oleh Anies dalam kampanye presiden tempo hari. Lingkaran Prabowo tahu persis betapa Anies menjadi Gubernur DKI periode sebelumnya karena bantuan Prabowo," kata Denny.
Lingkaran Prabowo tampaknya khawatir bahwa Anies sebagai Gubernur DKI 2024-2029 akan menjadi ancaman serius bagi upaya Prabowo mempertahankan kekuasaannya dalam Pilpres 2029.
Kemudian presiden Jokowi, Denny mengatakan, Jokowi sangat militan dalam menjalankan proyek pemindahan ibu kota negara (IKN) ke Kalimantan Timur.
Jokowi memandang keberhasilan IKN membutuhkan konsolidasi jangka panjang, mungkin hingga dua dekade.
Sementara itu, Anies secara terang-terangan menyatakan sikapnya yang tidak mendukung proyek ini ketika menjadi calon presiden pada 2024.
Hal ini tentu menjadi catatan besar bagi Jokowi dan pendukungnya, yang menginginkan penerus yang konsisten mendukung IKN.
Selanjutnya mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), "mantan presiden SBY juga memiliki kisah sendiri.
Saat itu, SBY sangat bersemangat. Betapa tidak, ia merasa sudah ada komitmen Anies akan berpasangan dengan AHY sebagai capres dan cawapres di Pilpres 2024," tulis kata Direktur LSI Denny JA, Denny Januar Ali.
Namun, Anies justru memilih berpasangan dengan Muhaimin Iskandar. Hal ini memicu kekecewaan SBY yang merasa komitmennya dikhianati.
Kemudian dengan ketua umum Partai PDIP Megawati Soekarnoputri, menurut Denny, Megawati masih menyimpan memori pahit dari Pilkada DKI 2017-2022, ketika Anies mengalahkan calon PDIP, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Selain itu, kedekatan Anies dengan kelompok-kelompok yang mengusung agenda NKRI Bersyariat dalam Pilkada DKI juga menciptakan citra politik agama yang bertolak belakang dengan nilai nasionalisme yang diusung oleh PDIP.
Namun timbul pertanyaan Apakah karier politik Anies Baswedan berakhir?
Dalam tulisan Survei LSI Denny JA, meskipun Anies kini seolah terpinggirkan, politik selalu menyimpan kejutan.
Anies memiliki modal politik yang besar: popularitas di atas 90 persen dan tingkat kesukaan di atas 70 persen.
Karier politik Anies masih mungkin bersinar jika ia mampu menciptakan panggung baru dan terus relevan dengan isu-isu penting hingga Pilpres 2029.
Gerakan "Politik Asal Bukan Anies" mungkin menjadi hambatan sementara, namun tidak menutup kemungkinan bagi Anies untuk bangkit kembali.
Menurut Denny, Politik adalah soal momentum, dan siapa pun bisa bangkit dengan strategi yang tepat di waktu yang tepat.
"Siapa yang sesungguhnya akan hilang atau malah lebih berkibar kembali dalam politik praktis kadang tergantung momen. Dan momen itu acapkali datang dengan cara yang tak terduga," Direktur LSI Denny JA, Denny Januar Ali, Jumat 30 Agustus 2024 seperti dikutip dari viva
Anies Ogah Gabung Parpol Lain, Pilih Bentuk Partai Baru setelah Pilkada 2024
Anies Baswedan mengungkapkan rencananya setelah gagal mendapatkan tiket di Pilkada Jakarta 2024, yakni di Jakarta dan Jawa Barat.
Dia memastikan, dirinya bakal terus berkarya dan beraktivitas di Indonesia, meski dari kerabatnya ada yang menyarankan agar ia berkarier di luar negeri.
Namun, Anies menolak dan memilih untuk tetap tinggal di Indonesia.
"Ada yang usul ke saya ke lembaga-lembaga internasional, ada yang usul saya untuk mengajar di kampus-kampus di luar negeri."
"Saya jawab tidak, Insya Allah tidak," kata Anies, dikutip dari YouTube Anies Baswedan, Jumat (30/8/2024).
Kemungkinan Bentuk Ormas atau Parpol Baru
Saat ini, mantan Gubernur Jakarta 2017-2022 itu mengaku tidak akan bergaung dengan partai politik (parpol) manapun, karena menurutnya, hampir semua paprol tersandera oleh kekuasaan.
“Kalau masuk partai, pertanyaannya, partai mana yang sekarang tidak tersandera oleh kekuasaan? Jangankan dimasuki, mencalonkan saja terancam. Agak beresiko juga bagi yang mengusulkan,” kata dia.
Oleh karena itu, Anies mengatakan bahwa dia membuka peluang untuk membentuk organisasi masyarakat (ormas) atau parpol baru.
"Bila untuk mengumpulkan semua semangat perubahan yang sekarang makin hari makin terasa besar, dan itu menjadi sebuah kekuatan, diperlukan menjadi gerakan, maka membangun ormas atau membangun partai baru mungkin itu jalan yang akan kami tempuh," kata Anies lagi.
Kendati demikian, Anies meminta semua pihak untuk bersabar untuk itu.
Dia juga berharap, dalam waktu dekat bisa mengambil langkah konkret untuk menciptakan Indonesia dengan demokrasi yang lebih sehat dan sistem politik yang mengedepankan gagasan
Pesan Anies
Meski batal dapat tiket Pilkada Jakarta, Anies tetap mengajak warga untuk menjaga semangat dan demokrasi yang sehat.
"Jaga semangat. Kita semua ingin jaga demokrasi kita terus sehat," kata Anies, Jumat.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu lantas berharap, ada iklim demokrasi yang menghasilkan kebijakan pro terhadap rakyat, bukan untuk segelintir elite saja.
"Kita ingin ada proses demokrasi ini berujung kepada manfaat untuk rakyat, bukan manfaat untuk segelintir orang, bukan bermanfaat untuk elite," kata Anies di kediamannya, Jakarta Selatan, Jumat.
Anies juga memberikan pesan kepada para pendukungnya, untuk tetap menjaga suasana teduh dan tenang, meski dirinya gagal maju dalam kontestasi Pilkada Serentak 2024.
"Pokoknya buat kita semua kita terus jaga suasana yang saling menghormati, menghargai suasana teduh tenang," tandasnya.
Soal kegagalannya melenggang di Pilkada Serentak 2024 ini, Anies mengatakan bahwa hal tersebut merupakan sebuah takdir.
Ia pun meyakini, apa yang sudah dilaluinya saat ini merupakan jalan terbaik baginya dan pasti terdapat hikmah di baliknya.
"Bahwa takdir Allah, Tuhan yang maha kuasa sudah tertulis bahwa saya tidak mengikuti kontestasi kali ini dan sejujurnya ada selalu rasa lega setiap kali melewati persimpangan jalan," ungkapnya.***