Langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) merombak kabinet di penghujung masa jabatannya dinilai untuk transisi antara pemerintahan lama ke pemerintahan baru.
"Kalau saya melihat ada beberapa aspek ya, yang pertama reshuffle itu untuk kepentingan transisi, sinkronisasi masa pemerintahan lama ke pemerintahan baru," kata Direktur Indonesia Public Institute Karyono Wibowo, Rabu (21/8).
Menurutnya, perombakan kabinet ini untuk mengakomodir kekuatan pendukung Prabowo-Gibran yang nantinya akan menduduki kursi pemerintahan.
"Kan beberapa masuk ya, misalnya Menteri Hukum dan HAM Supratman, itu dari Gerindra, itu tujuannya untuk mensinkronisasi pemerintahan lama ke pemerintahan baru," ujarnya.
Ia menambahkan sebelum melakukan reshuffle kabinet Jokowi sudah lebih dulu menambahkan kursi di kementerian untuk transisi era pemerintahan Jokowi ke Prabowo.
"Seperti wamenkeu itu kan dalam rangka sinkronisasi peralihan pemerintahan lama ke pemerintahan baru," tutupnya seperti dikutip dari rmol
"Jokowi seperti ingin menunjukkan tetap berpengaruh pada pemerintahan Prabowo. Barangkali dia ingin meyakinkan orang-orangnya yang masuk list reshuffle ini, bahwa mereka akan terpakai hingga kabinet Prabowo nanti," kata Gde Selasa (13/8).
Di sisi lain, wacana reshuffle ini tidak lazim dilakukan di sisa akhir kepemimpinan Presiden Joko Widodo.***