PDI Perjuangan membuat lakon wayang berjudul Sumatri Ngenger di Halaman Masjid At Taufiq, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (3/8) malam demi memperingati 28 tahun Kudatuli.
Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Ketua DPP PDI Perjuangan Rano Karno, Ketua DPP PDI Perjuangan Nusyirwan Soejono, hingga Wakil Bendahara Umum PDI Perjuangan Yuke Yurike tampak hadir dalam kegiatan tersebut.
Turut hadir dalam acara itu politikus senior PDI Perjuangan Emir Moeis serta Dubes Republik Indonesia untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi.
Ki Warseno Slank diketahui menjadi dalam dari wayang berjudul Sumatri Ngenger yang dihadiri ratusan masyarakat.
Sementara itu, Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyaksikan pertunjukan wayang melalui daring.
Acara dibuka dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya. Ratusan masyarakat di sekitar Lenteng Agung pun antusias ingin menyaksikan wayangan tersebut.
Hasto dalam sambutan membuka wayang menyampaikan salam Megawati kepada masyarakat yang hadir di lokasi.
Dia dalam sambutannya membuka wayang juga mengingatkan Kudatuli 28 tahun lalu menjadi tonggak sejarah peristiwa di Tanah Air.
"(Kudatuli, red) menjadi tonggak yang sangat penting bagi reformasi di Republik ini,” kata Hasto.
Alumnus Universitas Pertahanan (Unhan) itu juga mengatakan Kudatidi bisa dipahami juga sebagai peristiwa untuk terus menggelorakan semangat juang politik yang diajarkan Proklamator RI Soekarno atau Bung Karno.
"Semangat perjuangan untuk setia pada konstitusi, pada demokrasi, pada ajaran-ajaran Bung Karno tidak akan pernah berubah,” ujar Hasto.
Kemudian, kata dia, Kudatuli juga mengingatkan semua soal dukungan kekuatan arus bawah yang bisa menghadapi pemerintahan yang otoriter Orde Baru.
“Justru ketika serangan yang otoriter ditujukan kepada kita, semangat perjuangan kita itu terus menyala-nyala,” katanya.
Sumber Berita / Artikel Asli : jpnn