Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini melontarkan permohonan maaf atas kekhilafan selama 10 tahun memimpin negeri ini.
Jokowi menyatakan tidak ada yang sempurna di dunia kecuali kekuasaan Allah Swt.
Alhasil, permintaan maaf tersebut dituding sejumlah pihak sebagai bentuk kemunafikan Jokowi.
Ketua Umum Partai Negoro, Faizal Assegaf menyebut Jokowi sebagai penguasa yang sudah terbukti berulang kali berbohong.
“Penguasa yang terbukti berkali-berkali membohongi publik sangat diragukan bersikap jujur memohon maaf pada rakyat secara tulus,” kata Faizal dalam keterangan kepada redaksi, Jumat (2/8).
Lanjut dia, mencari sikap jujur Jokowi dalam bernegara nyaris sulit ditemukan.
“Sebab kebohongan dan Jokowi adalah senyawa yang kental dan tak terpisahkan,” imbuhnya.
Maka dari itu, Faizal menegaskan bahwa hal itu membuat rakyat Indonesia tidak akan percaya dengan pernyataan Jokowi meminta maaf di ruang publik.
“Justru sebaliknya, rakyat semakin melihat pernyataan maaf Jokowi sebagai puncak dari ekspresi kebohongan jelang lengser dari kekuasaan,” jelasnya.
“Bagaimana mungkin Jokowi yang berbakat dan hobi berbohong seketika berbalik menjadi pribadi yang jujur? Itu mustahil dan hanyalah intrik politik pencitraan,” tegas dia.
Masih kata Faizal, Jokowi sadar bahwa dirinya kelak turun dari kekuasaan akan menuai banyak tuntutan. Dengan demikian, berbagai elemen rakyat makin bersuara keras mendesak dirinya diadili.
Menurutnya, hal itu membuat Jokowi sangat ketakutan dan berupaya menggunakan modus basa-basi pidato permohonan maaf sebagai jurus tipu-menipu di ujung kekuasaannya.
“Watak kebohongan Jokowi adalah akar masalah dan telah menimbulkan daya rusak dalam bernegara. Tidak bisa dihapus dengan kebohongan melalui drama permohonan maaf. Itu modus perilaku jahat dan licik,” pungkasnya.