Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Kata Habib Kribo Zen: Anggota Paskibraka Berjilbab Bukan Kewajiban!

 

Polemik aturan kewajiban anggota paskibraka untuk melepas jilbab bagi perempuan terus bergulir.

Dalam sebuah talkshow Catatan Demokrasi yang ditayangkan TvOne, Habib Kribo Zen menilai jika aturan tersebut sudah menjadi kewajiban yang harus ditaati.

Lagi pula, menurut tafsir Habib Kribo, tidak ada perintah wajib dalam Al-Quran bagi seorang wanita untuk berjilbab.

Menurutnya penggunaan hijab bagi perempuan merupakan anjuran agar menjadi tameng dan untuk menjaga pandangan orang lain.

"Itu, kan, sukarelawan mereka, hasil kompromi antara BPIP dengan anggota paskibraka wanita. Artinya tidak ada paksaan, kan?" kata Habib Kribo di acara tersebut dikutip Rabu, 21 Agustus 2024.

Bagi Habib Kribo, syariat menggunakan jilbab jika diwajibkan maka secara bersamaan akan ada ancaman, yakni murka Tuhan.

"Dalam Al-Quran kalau itu kewajiban Tuhan akan menambahkan ayatnya dengan murka-Nya. Tapi, kan, nggak?" ujar Habib Kribo.

Di sisi lain Ustaz Hilmi Firdaus yang menjadi salah satu pembicara menentang pernyataan tersebut.

Menurutnya, yang jadi fatal dari aturan yang diatur oleh BPIP yakni melarang mutlak bagi anggota paskibraka wanita yang berjilbab untuk melepasnya.

Kata Ustaz Hilmi, tindakan tersebut merupakan sebuah diskriminasi terhadap seorang anggota paskibraka berjilbab.

Ia juga menduga BPIP melakukan intervensi melalui aturan yang dibuat, sehingga seolah ada paksaan kepada anggota paskibraka berjilbab untuk melepasnya.

"Sekarang yang harus kita garis bawahi adalah diskriminasi dan intervensi (kepada) adik-adik kita muslimah paskibraka yang berhijab untuk melepas jilbabnya. Kalau nggak bisa dilepas dia (muslimah paskibraka) nggak bisa lanjut," terangnya.

Reaksi Majelis Ulama Indonesia, Apa?

Menurut Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Muhammad Ziyad, kegaduhan mengenai aturan berjilbab bagi anggota paskibraka tidak boleh terulang kembali.

Menurutnya aturan yang dibuat BPIP saat ini harus dievaluasi. Indonesia tumbuh dan berkembang dengan keberagaman suku dan agama.

Ia bahkan menyinggung norma-norma pancasila yang di mana sila pertama, yakni Ketuhanan yang Maha Esa, menjadi dasar bahwa Indonesia sangat majemuk.

Seharusnya BPIP bisa menghormati dari setiap kalangan dari berbagai latar belakang calon anggota paskibraka, entah yang berjilbab maupun tidak.

Lagi pula, Ziyad mengatakan proses penjaringan anggota Paskibraka akan melalui berbagai pemahaman.

"Tetapi sekali lagi ini nggak boleh terulang karena ini akan ada proses yang disebut skulerisasi, liberalisasi di kalangan para pelajar," katanya.

Ziyad menyebut tidak ada yang salah dari sistem pendidikan nasional.

Sebab tujuan dari pendidikan nasional tak lain untuk mencetak generasi bangsa yang berakhlak.

"Padahal tujuan sistem pendidikan nasional jelas sekali ini bagian dari pembentukan karakter, untuk apa? Untuk berakhlak," bebernya.

Tak berhenti di situ. Ziyad juga menyinggung pendapat Habib Kribo yang tak sependapat bahwa berjilbab bukan kewajiban.

Ia menerangkan penafsiran ayat Al-Quran harus merujuk kepada para ulama yang ahli di bidangnya.

Kita tak bisa berpendapat dan menafsirkan sendiri, khususnya persoalan berjilbab bagi seorang perempuan.

Ziyad bertanya balik, apakah Habib Kribo mengikuti pendapat jumhur ulama atau hanya sebagian pendapat?

"Maka itu dimulai dari tadi itu. Soal Habib (Kribo) nggak setuju bahwa ini nggak wajib, itu direken.

"Tetapi yang menafsirkan kewajiban berjilbab ini adalah para mufasir (ulama). Tapi, kan, ada mufasir nggak setuju? Tapi yang jumhur (sebagian besar), kita mau yang jumhur atau yang minor?" tanya Ziyad kepada Habib Kribo yang hanya diam seribu bahasa seperti dikutip dari disway

Ultimatum Pemimpin Chechnya akan Tembak Orang yang Menyuruh Putrinya Lepas Jilbab

  Pemimpin Republik Chechnya, Ramzan Akhmatovich Kadyrov menyebut, orang-orang yang menuntut larangan mengenakan jilbab atau hijab di Rusia sebagai "musuh Islam". Dia pun berjanji, akan menghabisi siapa saja yang menyuruh putrinya melepas jilbab.

Kadyrov menyampaikan hal itu dalam rapat Kabinet Pemerintah Chechnya, yang videonya diunggah di saluran Telegram miliknya. Adapun Chechnya merupakan bagian dari negara Rusia.

"Saya akan membunuh di tempat, saya akan menembak di tempat siapa pun yang menyuruh putri saya melepas jilbabnya, siapa pun itu. Dia adalah musuh, musuh pribadi saya, musuh Islam," kata Kadyrov dikutip dari NEWS.am di Jakarta, Jumat (16/8/2024).

Ketika Kadyrov mengeluarkan ultimatum itu, video menyoroti putri kandungnya, Aishat Kadyrova (25 tahun) yang mengenakan jilbab. Kadyrova merupakan wakil perdana menteri Chechnya di bawah pemerintahan ayahnya.

Kadyrov menyebut, banyak tamu dari berbagai agama datang ke Chechnya. "Kami tidak peduli dengan aturan berpakaian mereka, kami peduli dengan pakaian (penduduk) kami. Kami menyerukan, kami tidak menghukum, tapi kami mendorong masyarakat untuk mengikat (mengenakan) jilbab," ucap Kadyrov.

Tidak hanya itu, Kadyrov juga mengingatkan mereka yang mempermasalahkan jilbab di wilayahnya. Menurut dia, Chechnya berdiri melawan "para pemalas yang mengejar jilbab."***

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved