Militer Israel berhasil menguji coba LRAD, sistem intersepsi jarak jauh yang dirancang untuk mengusir sejumlah ancaman, termasuk rudal jelajah.
"Angkatan Laut Israel telah menyelesaikannya dalam beberapa hari terakhir," kata militer Israel dalam pernyataannya, Jumat (2/8/2024).
Militer Israel juga memamerkan kapal Sa'ar 6 yang dilengkapi sistem pencegat rudal tersebut.
"Kapal Sa’ar 6 dapat meluncurkan rudal pencegat setelah memantau dan melacak target, yang menyebabkan kehancurannya," tambahnya.
Uji coba penggunaan LRAD dimaksudkan untuk memperkuat militer Israel, terutama Angkatan Laut.
“Saat ini, tentara menghadapi berbagai ancaman udara dari berbagai lini, dekat dan jauh. Mengoperasikan sistem rudal jarak jauh LRAD akan memperkuat kemampuan Angkatan Laut Israel," ujarnya, dikutip dari Al Arabiya.
Uji coba tersebut dilakukan ketika Israel dalam keadaan siaga tinggi untuk bersiap menghadapi kemungkinan serangan dari Iran dan proksinya di wilayah tersebut.
Sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei bersumpah untuk memberikan hukuman paling berat kepada Israel.
“Entitas kriminal dan teroris Zionis telah membuka jalan bagi hukuman berat dengan tindakan ini," kata Ali Khamenei, Rabu.
Hukuman itu sebagai tanggapan atas pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, dengan ledakan di kamarnya di Teheran, Iran pada Rabu (31/7/2024) pukul 02.00 waktu setempat.
Ismail Haniyeh yang tinggal di Qatar, terbunuh di Teheran setelah dia datang untuk berpartisipasi dalam upacara pelantikan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian pada Selasa (30/7/2024).
Setelah mendapat ancaman dari Iran, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan Israel berada pada tingkat kesiapan yang sangat tinggi terhadap skenario defensif atau ofensif.
Netanyahu juga dikabarkan meminta para pejabat Israel untuk tidak mengomentari kematian Ismail Haniyeh.
Sementara itu, juru bicara militer Israel, Daniel Hagari menolak tuduhan Iran dengan mengatakan Israel hanya membunuh Komandan Hizbullah, Fuad Shukr, di Beirut, Lebanon pada Selasa.
“Tentara Israel menyerang pada hari Selasa malam di Lebanon dan membunuh Fuad Shukr dalam serangan udara yang tepat, dan tidak ada serangan udara lainnya pada malam itu, tidak ada rudal atau drone," kata Daniel Hagari kepada The New York Times, Kamis (1/8/2024).
Selain Ismail Haniyeh, pembunuhan Fuad Shukr diperkirakan akan memicu respon besar dari Hamas dan Hizbullah yang bergabung dengan perlawanan sejak 8 Oktober 2023.
Sementara itu sekutu Israel, Amerika Serikat (AS), langsung mengirim kapal perangnya ke Israel untuk mengantisipasi meledaknya perang yang lebih besar yang menargetkan Israel.
"Sekutu Israel akan meningkatkan pasukan mereka di wilayah tersebut untuk membantu kita melawan musuh-musuh kita," katanya.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 39.480 jiwa dan 90.996 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Jumat (2/8/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sumber Berita / Artikel Asli : tribunnews