Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

'Campur Tangan Mulyono Soal Anies, Megawati Tersandera atau Berdusta?'

 

Oleh: Ali Syarief Fusilatnews

Jika benar ada tekanan dari pihak luar yang membuat PDIP batal mengusung Anies Baswedan sebagai calon Gubernur Jawa Barat, ini mencerminkan situasi yang tidak menguntungkan bagi partai tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa PDIP, partai yang selama ini dianggap berkuasa dan berpengaruh, justru berada dalam posisi seperti partai yang tersandera oleh kepentingan-kepentingan tertentu.

Sejatinya, bila Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, memiliki keberanian politik yang kuat, keputusan untuk mengusung atau tidak mengusung Anies Baswedan haruslah berasal dari keyakinan dan strategi partai sendiri, bukan karena tekanan eksternal.

PDIP: Partai yang Tersandera?

Dalam pernyataannya, Ketua DPD PDIP Jawa Barat, Ono Surono, secara terang-terangan menuduh adanya campur tangan “Mulyono dan geng” yang menghalangi pencalonan Anies Baswedan oleh PDIP.

Ono menegaskan bahwa partainya telah melakukan komunikasi politik dengan Anies, dan Anies bahkan telah menunjukkan kesediaannya untuk diusung oleh PDIP di Pilgub Jawa Barat.

Namun, tekanan dari pihak luar yang kuat menjadi penghalang bagi PDIP untuk mewujudkan pencalonan Anies.

Jika klaim ini benar, maka PDIP dapat dianggap sebagai partai yang tidak sepenuhnya berdaulat dalam menentukan langkah politiknya.

Adanya kekuatan besar yang disebut sebagai “Mulyono dan geng” menunjukkan bahwa ada aktor-aktor eksternal yang memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan partai.

Hal ini dapat mengindikasikan bahwa Megawati Soekarnoputri, sebagai Ketua Umum, mungkin tidak memiliki kendali penuh atas arah politik partainya.

Antara Kebohongan dan Siasat Politik

Namun, ada kemungkinan lain yang tidak kalah menarik untuk ditelaah: apakah narasi mengenai tekanan eksternal ini hanya sebuah siasat politik semata?

Apakah mungkin PDIP memang sejak awal tidak berniat mengusung Anies Baswedan, tetapi membutuhkan alasan yang dapat diterima publik untuk menjelaskan keputusan tersebut?

Jika benar demikian, maka tuduhan adanya “Mulyono dan geng” yang menghalangi Anies hanyalah sebuah pengalihan isu, sebuah permainan politik untuk menutupi motif sebenarnya di balik keputusan PDIP.

PDIP bisa saja tidak menginginkan Anies karena alasan strategis internal, namun memilih untuk memanfaatkan narasi tekanan eksternal sebagai cara untuk menjaga citra partai agar tidak terlihat menolak Anies secara langsung.

Ketidakhadiran Nyali Politik Megawati

Dalam skenario ini, ketidaktegasan Megawati Soekarnoputri dapat dipandang sebagai kelemahan politik.

Jika benar tekanan dari “Mulyono dan geng” menjadi alasan utama, maka ini menunjukkan bahwa Megawati mungkin tidak memiliki keberanian politik untuk menentang kekuatan tersebut.

Sebagai pemimpin partai, Megawati seharusnya menjadi figur yang berani mengambil keputusan sesuai dengan kepentingan partainya, bukan tunduk pada pengaruh eksternal.

Namun, jika isu tekanan ini hanyalah siasat, maka Megawati dan PDIP sebenarnya hanya ingin menghindari pencalonan Anies karena pertimbangan lain.

Ini bisa terkait dengan upaya mempertahankan stabilitas internal partai atau menghindari konflik dengan kekuatan politik lain yang mungkin memiliki kepentingan berbeda.

Menelusuri Kebohongan atau Siasat

Dengan demikian, pertanyaan yang lebih mendasar muncul: Apakah tekanan dari “Mulyono dan geng” benar-benar ada, atau ini hanya cara untuk menutupi alasan lain?

Klaim bahwa Anies adalah “korban” dari tekanan eksternal seperti ini juga menempatkan PDIP sebagai korban, yang mungkin tidak sesuai dengan citra partai yang selama ini dikenal kuat dan mandiri.

Pernyataan Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, yang menyebutkan bahwa PDIP dan Anies adalah korban dari “Mulyono dan geng,” menambah kompleksitas narasi ini.

Pernyataan tersebut bisa dianggap sebagai upaya untuk membangun solidaritas dengan Anies, atau justru sebagai upaya untuk menghindari pertanggungjawaban atas keputusan politik yang tidak populer di kalangan pendukung Anies.

Kesimpulan: PDIP yang Tidak Berdaulat

Pada akhirnya, apakah benar tekanan dari “Mulyono dan geng” atau tidak, PDIP tampaknya berada dalam posisi yang tidak menguntungkan.

Jika benar ada tekanan, ini menunjukkan bahwa PDIP seperti partai yang tersandera, tanpa keberanian untuk mengambil keputusan secara mandiri.

Jika tekanan itu hanya siasat, maka PDIP sedang memainkan politik sandiwara, yang pada akhirnya dapat merusak kepercayaan publik terhadap integritas partai tersebut.

Bagaimanapun juga, publik pantas menuntut kejelasan atas situasi ini. Kebohongan atau siasat politik, keduanya merupakan bentuk ketidakjujuran yang tidak layak dilakukan oleh partai yang mengklaim memperjuangkan kepentingan rakyat.

Jika PDIP benar-benar ingin dianggap sebagai partai yang berdaulat dan berintegritas, maka sudah saatnya mereka menjelaskan dengan jujur alasan di balik keputusan politik mereka terkait Anies Baswedan.

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved