Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI, Jusuf Kalla bertemu dengan Wakil Ketua Gerakan AL Fatah dan Ketua Delegasi Fatah dalam perundingan damai dengan Hamas di China, Mahmoud AlAloul di Doha, Qatar, Jumat (2/8/2024).
Dalam pertemuan itu, Kalla meminta AlAloul melanjutkan upaya rekonsiliasi Fatah dan Hamas setelah kematian pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh.
“Tanpa persatuan kalian berdua, sangat pelik Anda mencapai tujuan. Dukungan dunia internasional susah sepenuhnya Anda peroleh karena Anda tidak kompak. Langkah yang Anda harus lakukan adalah rekonsiliasi internal dulu,” ujar Kalla dalam keterangannya pada Kompas.com, Minggu (4/8/2024).
Sementara itu, AlAloul menyatakan bahwa saat ini tak mungkin mengkoordinasi keinginan Hamas untuk mengadakan pemilu di Palestina.
Sebab, Palestina terus mendapatkan serangan dari Israel. Dalam kondisi perang, sangat sulit menyelenggarakan pemilu.
“Kalau Hamas menuntut dilakukan pembentukan pemerintahan bersama melalui pemilu, itu kan tidak mungkin terjadi karena kita sekarang dilanda perang,” ujar AlAloul.
“Prioritas sekarang bukan pemilu, tapi penghentian kekerasan dan pengakhiran perang,” kata dia.
Kemudian, Kalla menceritakan pada AlAloul hasil pembicaraannya dengan mendiang Ismail Haniyeh pada 13 Juli 2024.
Saat itu, Kalla menceritakan bahwa kubu Haniyeh tidak memaksakan presiden Palestina harus dari kelompoknya.
“Yang penting pemerintahan Palestina berlaku adil dan penuh integritas demi kebaikan rakyat Palestina secara keseluruhan,” kata dia.
Adapun setelah pertemuan berlangsung, terdapat kesepakatan untuk melakukan pertemuan lanjutan antara Kalla dengan kubu Fatah dan Hamas.
Sumber Berita / Artikel Asli : kompas