Ketua Majelis Syura Partai Ummat, Amien Rais kembali mengkritisi keras rezim Jokowi dengan banyak hal yang disinggung.
Mulai dari merasa tertipu oleh Jokowi karena pencitraan, psikopati, hingga peringatan Amien untuk akhir mantan Wali Kota Solo itu.
Berikut menyoal itu, yang ia sampaikan lewat akun YouTube-nya, Kamis (1/8/2024):
10 tahun kita dipimpin oleh manusia yang kita sangka dulu sebagai tokoh yang bisa membawa Indonesia ke arah persatuan dan kesatuan bangsa, ternyata membawa kita ke arah perpecahan bangsa.
Kemudian juga kita harapkan, dulu, Jokowi bisa membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang egaliter, yang tidak memungkinkan kesenjangan yang menganga lebar antara the have dan the haves not.
Ternyata, selama Jokowi berkuasa, kesenjangan sosial itu makin menganga lebar.
Sebagian besar anak bangsa kembang kempis memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan Jokowi merangkul dan dirangkul, saling rangkulan dengan taipan dan cukong dan menjadikan Indonesia negara subordinat Tiongkok Daratan.
Jadi rakyat hanya dikecoh sepanjang kekuasaan Jokowi untuk mendukung kebijakannya. Nah, hakikatnya memusuhi rakyat kecil kita.
Jokowi memang lihai, nyaris sempurna menjadi seorang image builder. Ahli tebar pesona sehingga banyak yang tertipu.
Jokowi dengan slogan kosongnya yang memuakkan: kerja, kerja, kerja…, untuk siapa kerja Anda, Mas Joko? Ternyata untuk kesejahteraan mutlak mereka yang mengongkosi kampanye Jokowi yang penuh tipu-tipu dan brutal itu.
Di samping kerja untuk dapat membangun nepotisme tanpa rasa malu dan dinasti jadi-jadian yang juga memalukan.
Jadi kebohongan Jokowi yang terakhir adalah pernyataanya akan berkantor di IKN Nusantara mulai Juli.
Jebol, akan berkantor hanya dua hari. Itu pun di penghujung akhir Juli dan tampak kangen kembali ke Jakarta.
Jadi model pemimpin macam apa yang Anda kerjakan, Bung Jokowi? Bisakah Anda berubah radikal supaya Jokowi tetap kepanjangan dari Joko Widodo dan bukan Joko Wireng.
Dalam pengamatan saya, kini Jokowi sedang menjadi manusia bingung, resah, dan gelisah.
Bingung karena suka bohong. Resah karena rai gedhek. Tidak punya malu. Dan gelisah karena gegeden rumongso.
Nah terakhir ini, gegeden rumongso berarti merasa hebat, pandai, mumpuni tetapi yang terjadi adalah kebalikannya.
Saya jadi ingat apa yang dikatakan Pak Harto puluhan tahun lalu, orang baik itu adalah orang yang biso rumongso. Bukan orang rumongso biso.
Sekitar dua tahun lalu, saya curiga, jangan-jangan Jokowi mengidap penyakiy psikopati. Jangan-jangan Pak Jokowi ini kejangkitan atau menderita penyakit psikopati.
Dia sejatinya seorang psikopat. Dan ciri-ciri psikopat hampir semuanya dimiliki Jokowi.
Jadi, ciri-ciri psikopat adalah pertama, menderita narsisisme. Itu penyakit mental. Dimana penderitanya secara berlebihan mengagumi dirinya sendiri.
Jadi orang Jawa mungkin bilang ‘aku ko’. Merasa dirinya sudah top markotop. Aku punya legacy. Aku pindahkan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur.
Siapa berani menentang keputusanku akan aku hajar. Kira-kira begitu.
Gayanya memang plonga-plongo dan klemak-klemek tetapi dalam dirinya ada ambisi psikopat.
Kedua, tidak pernah merasa salah. Kalau ada yang menunjukkan kesalahan malah dimusuhi. Dirancang, bagaimana menilikung orang yang berani mengkritik sang psikopat.
Lantas yang ketiga, sering berbuat dulu, akibatnya dipikir belakangan. Jadi pukul dulu, urusan belakangan.
Seorang psikopat bisa jadi omongannya kedengarannya bagus misalnya, ojo kesusu, ojo grusa-grusu. Tapi kenyataannya jauh berbeda.
Lagi-lagi, impian megalomaniaku (Jokowi), impian psikopatku (Jokowi), yang bernama IKN harus terealisasi secepat mungkin. Jadi bertabrakan antara omongan dengan kemauan.
Keempat, tidak ada empati. Empati adalah kemampuan seseorang untuk membuat pengandaian. Misalnya ketika melihat kemiskinan bangsa yang meluas, orang yang normal bisa ikut merasakan seperti apa penderitaan hidup yang dialami orang miskin.
Sebaliknya seorang psikopat hanya memikirkan nasib dan kehidupannya sendiri, kehidupan keluarganya sendiri maka psikopat itu akan bilang, “Orang lain whos care.” Peduli amat.
Kelima, perilaku yang antisosial, dalam arti fokus perhatiannya, sehari semalam adalah kehidupan keluarganya sendiri.
Sementara orang lain, dianggap sudah punya nasib masing-masing.
Jadi kalau bagian besar masyarakat hidup menderita, menurut psikopat tadi, memang takdirnya mereka itu menderita.
Jadi mana ada orang dapat melawan takdir. Begitulah kurang lebih cara berpikir dan cara berprilaku seorang psikopat.
Bagi kita yang insyaallah masih normal, kita tidak bisa memahami, sudah begitu larut IKN pasti mangkrak karena tidak menjadi agenda utama presiden terpilih Pak Prabowo.
Eh, Jokowi pekan depan mau melakukan lima ground breaking, buat lima perusahaan, untuk PT Bank Centreal Asia (BCA), Intiland, Indogrosir, HJI (perusaan Korea Selatan), dan Swissbel Hotel International.
Perusahaan-perusahaan itu saya yakin hanya melakukan iklan gratis. Mustahil mereka tidak tahu bahwa IKN akan dimangkrakkan oleh presiden terpilih, Presiden Prabowo Subianto.
Jadi kalau Jokowi akan datang ke IKN pekan depan dalam mememuhi hobi menikmati grond breakang dan groun breaking-nya, ya, sumonggo, biar jadi dagelan nasional. Tapi bukan dagelan lucu. Namun dagelan pilu.
Mari kita terus perhatikan dagelan pilu apa lagi yang akan dipertontonkan Joko Widodo.
Apa yang bakal terjadi, kita harus terus memohon kepada Allah SWT, kiranya bangsa besar, bangsa Indonesia senantiasa, ditunjukkan ke arah yang benar.
Apakah Jokowi akan berakhir hidup di balik jeruji besi, itu merupakan rahasia Illahi.
Jadi kalau saya melihat, betapa kezaliman Pak Jokowi, rezimnya, itu kepada puluhan juta buruh kita. Ia paksakan UU Cipta Kerja yang jelas-jelas menguntungkan asing, merugikan bangsa sendiri.
Kemudian juga bagaimana dia terus saja impor beras habis-habisan. Sebab petani kita itu juga mendapat kezaliman. Jadi baik petani yang jumlahnya puluha juta, buruh puluhan juta, itu menjadi orang yang tersakiti, terzalimi.
Saya ingatkan Mas Jokowi, dalam sahih hadits Bukhori-Muslim itu Rasul Muhammad SAW pernah bersabda: “Jadi takutlah kepada doa orang-orang yang terzalimi. Sesungguhnya, antara doanya (orang terzalimi) dengan Allah SWT tidak ada hijab. Tidak ada yang memisahkan.”
Jadi langsung ke Allah Yang Maha Besar. Ini pesan saya.
Semua belum terlambat, kalau Anda siapa tahu, bisikan hati nurani Anda itu, membisikin Anda ya, Bung Jokowi, kemudian Anda betul-betul mohon maaf kepada Allah, kemudian lantas menyadari kesalahannya—minta maaf kepada bangsa Indonesia, mudah-mudahan masih ada jalan keselamatan.
Jalan keselamatan yang akan Anda nikmati sekeluarga. Tapi kalau tidak, jalan kebinasaan.