Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Ahok: Anies Memecah Belah Bangsa

 

Pendaftaran calon kepala daerah Pilkada 2024 dibuka mulai hari ini, 27 - 29 Agustus. Namun kepastian Anies Baswedan mendapatkan ‘tiket’ agar bisa kembali masuk gelanggang Pilkada Jakarta masih menjadi tanda tanya.

PDI Perjuangan yang disebut-sebut bakal mengusung Anies menantang KIM Plus yang menjagokan Ridwan Kamil terpaksa ditunda karena suatu hal yang belum terungkap.

Di sisi lain, rivalitas Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Anies Baswedan kembali memanas. Pendukung kedua tokoh central ini menginginkan jagoannya yang didukung partai besutan Megawati Soekarnoputri.

Ahok adalah kader PDI Perjuangan. Ia rela berseberangan dengan Jokowi dan angkat kaki dari kursi empuk Komisaris Utama Pertamina. Setelahnya pilihan politik Ahok jatuh di pangkuan PDIP.

Sementara Anies memilih tidak berpartai tapi 'ngarep' diberi tiket PDIP. Sementara sang Ketua Umum tidak menginginkan sosok pembangkang. Megawati inginnya Anies menjadi petugas partai dan menjadi bagian dari PDIP itu sendiri.

Ahok tak menutup peluang dirinya kembali bertarung di Jakarta sebagai calon gubernur di Pilkada Serentak 2024.

Namun, Ahok menolak keras berduet dengan mantan rivalnya di Pilgub 2017 lalu. Namanya Anies Baswedan.

"Yang pasti bagi saya tidak ada cerita Ahok (berpasangan) dengan Anies," tegas Ahok di Podcast Merry Riana, dikutip pada Selasa (27/8/2024).

Sepertinya sampai hari ini, mantan gubernur DKI Jakarta itu belum bisa menerima pernyataan Anies dalam pidato kemenangannya yang kala itu dilaksanakan di halaman Balaikota Jakarta.

Menurutnya, isi pidato Anies sangat provokatif dan tidak mencerminkan adanya upaya mempersatukan.

"Anies sangat tidak negarawan. Yang saya tidak bisa terima adalah ketika anda menang, anda pidato memecah belah bangsa. Bahwa Jakarta udah kembali ke pangkuan pribumi yang dijajah selama ini. Itu teksnya dimana-mana," beber Ahok.

Padahal, kata mantan Komisaris Utama Pertamina itu, Ia adalah asli warga negara Indonesia, bukan warga asing apalagi penjajah.

"Apakah karena nama saya Ahok, itu yang tidak betul seorang Anies lakukan. Bagi saya Anies sangat tidak negarawan," ujarnya seperti dikutip dari fajar

Sementara PDIP kuat di tingkat akar rumput. Dengan begitu Kombinasi ini bisa menjadi modal penting bagi PDIP dalam menghadapi persaingan politik yang ketat.

"Ahok juga memiliki rekam jejak kepemimpinan yang terukur selama menjabat sebagai Gubernur Jakarta," kata Sugiyanto.

Dengan fokus pada efisiensi birokrasi, pembangunan infrastruktur, dan penataan kota, menurut Sugiyanto, di bawah kepemimpinan Ahok, program pembangunan Jakarta dinilai lebih efektif dibandingkan dengan periode Anies Baswedan.

"Ini sejalan dengan visi PDIP yang mengutamakan pembangunan dan tata kelola pemerintahan yang baik," kata Sugiyanto.

Bukan cuma itu, Ahok dikenal dengan sikap tegas dan lugas. Meskipun beberapa kebijakannya menuai kontroversi, ketegasannya dalam menghadapi berbagai masalah mencerminkan integritas dan keberaniannya.

"Dua kualitas ini mungkin tidak dimiliki Anies dalam kadar yang sama. Sikap tegas ini sangat penting dalam mengelola Jakarta yang dinamis dan penuh tantangan," kata Sugiyanto (25/8).***

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved