Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Terungkap! LBH Padang: Kapolda Sumbar Sebar 'Hoaks' Foto Afif Pegang Pedang, Ternyata Teralis Jendela

Kapolda Sumatra Barat (Sumbar) Irjen Suharyono ditengarai menunjukkan foto palsu tentang Afif Maulana (AM) membawa pedang. Afif (13 tahun) ditemukan tewas diduga dianiaya kepolisian.

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang menuding, foto Afif memegang pedang bukan foto asli. Menurut Direktur LBH Padang Indira Suryani, foto yang sebenarnya Afif memegang besi panjang bekas teralis jendela.

Indira mengungkapkan, LBH Padang sempat melakukan penelusuran foto yang diperoleh penyidik Polda Sumbar melalui ponsel milik almarhum Afif.

Dia menyebut, pihak keluarga mengakui, foto yang digembar-gemborkan oleh Irjen Suharyono memang benar sosok Afif. Tetapi, kata Indira, pihak keluarga memastikan dalam foto tersebut Afif tidak memegang pedang panjang.

"Tuduhan Kapolda Sumatra Barat soal Afif Maulana memegang pedang, kami menemukan fakta bahwa Afif Maulana bukan memegang pedang, tetapi memegang teralis jendela yang diperbaiki di dekat rumah ayahnya (Afrinaldi) di Indarung," kata Indira kala dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (23/7/2024).

Indira menerangkan, dari penelusuran LBH Padang juga diketahui foto tersebut bukan diambil menggunakan ponsel milik Afif.

Melainkan, sambung dia, foto itu merupakan dokumentasi dari ponsel milik anak F, yang dilakukan oleh anak A, dan kemudian dikirimkan ke ponsel Afif.

Indira menguatkan bantahannya atas pernyataan Irjen Suhartoyo yang menyatakan Afif 'memegang pedang panjang' dilakukan pada Sabtu (8/6/2024), sebelum bocah kelas 1 SMP Muhammadiyah 5 Kota Padang itu ditemukan tewas pada Ahad (9/7/2024) dini hari WIB.

Dari penelusuran LBH Padang, kata Indira, foto Afif memegang bekas teralis jendela itu dilakukan jauh sebelum peristiwa nahas di Jembatan Kuranji, Kota Padang.

"Bahwa foto Afif Maulana tersebut, diambil sekitar April dan awal Mei 2024, jauh sebelum tragedi Jembatan Kuranji," kata Indira.

LBH Padang juga membuat detail besi bekas jeruji jendela yang dinarasikan Irjen Suhartoyo menjadi pedang panjang.

Indira menyebut, besi panjang yang ditangan Afif itu bagian bawahnya dibalut dengan kain kuning yang merupakan bendera salah satu partai politik.

"Teralis besi tersebut dibaluti oleh kain bendera salah-satu partai berwarna kuning, dan foto tersebut hanya untuk gaya-gayaan seorang anak yang baru berusia 13 tahun," ujar Indira.

Hanya saja, kata Indira, sampai kini, LBH Padang belum mendapatkan perbandingan data mentah foto asli versus foto yang ditunjukkan Irjen Suhartoyo.

Pasalnya, Irjen Suharyono tak memberikan akses pemeriksaan langsung metadata foto maupun video hasil pembongkaran ponsel milik Afif yang dilakukan penyidik kepolisian.

"Kami belum bisa mengecek langsung metadata foto-foto yang dipublikasikan oleh Kapolda Sumbar tersebut. Karena HP milik Afif Maulana, sampai saat ini masih dalam penguasaan polisi di Polda Sumbar," kata Indira.

Sebelumnya, Kapolda Sumbar Irjen Suharyono membeberkan bukti baru terkait dengan kasus kematian Afif yang jasadnya ditemukan di bawah Jembatan Kuranji, Kota Padang.

Dia menjelaskan, Afif bukan mati karena kekerasan atau penyiksaan oleh aparat seperti yang dituduhkan LBH Padang maupun pihak keluarga.

Dia menegaskan, Afif tewas karena melompat dari atas Jembatan Kuranji. Menurut Suharyono, Afif diduga nekat melompat dari jembatan setinggi lebih dari 20 meter untuk melarikan diri saat dikejar tim Sabhara Polda Sumbar yang melakukan patroli pencegahan tawuran di Kota Padang pada Ahad Subuh.

Irjen Suharyono menguatkan, dugaannya tersebut setelah tim penyelidik Polda Sumbar mendapatkan pengakuan dari saksi korban A (16) yang membonceng Afif saat kejadian.

Dia juga menguatkan dugaan Afif terlibat tawuran karena tim penyelidikan Polda Sumbar berhasil mengungkap isi percakapan antara Afif dan saksi korban A sejak Sabtu malam WIB seperti dilansir dari republika

 Afif Maulana Ditemukan Tewas, Polisi Ungkap Penyebabnya

Kasus kematian Afif Maulana mencuat saat jasad dari pelajar SMP itu ditemukan mengapung di sungai bawah Jembatan Kuranji, Jalan Bypass, Padang pada Minggu (9/6/2024) siang.

Ditemukan luka lebam pada pada sejumlah bagian tubuh Afif yang diduga akibat aksi penganiayaan anggota polisi.

Awal mula dugaan Afif dianiaya polisi saat remaja laki-laki itu ditangkap saat akan tawuran dengan belasan pelaku lainnya.

Kapolda Sumbar, Irjen Suharyono mengatakan kepolisian tak menangkap Afif Maulana saat meringkus 18 pelaku tawuran di Jembatan Kuranji, Padang pada Minggu (9/6/2024).

"Polisi dituduh telah menganiaya seseorang sehingga berakibat hilangnya nyawa orang lain. Tidak ada saksi dan bukti sama sekali," kata Suharyono kepada awak media.

"Dalam penyelidikan terhadap 18 pemuda yang diamankan, tidak ada yang namanya Afif Maulana," sambungnya.

Suharyono menyebut bidang Propam pun telah melakukan pemeriksaan intensuf terhadap 30 personel Sabhara yang melakukan patroli hingga menangkap belasan pelaku aksi tawuran tersebut.

Ia meyakini akan menindak tegas aparat kepolisian yang terbukti telah melanggar prosedur dalam penanganan terhadap pelaku aksi tawuran tersebut.

"Andaikata nanti ditemukan novum atau bukti baru bahwa ada oknum anggota bertindak sesuatu tidak sesuai SOP, pasti kami juga akan menegakkan hukum terhadap anggota yang menyimpang dari SOP itu," pungkasnya.***

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved