Mantan Wakapolri, Komjen (Purn) Oegroseno angkat bicara, soal isu yang menyebut bahwa pelaku asli kasus pembunuhan Vina Cirebon dan Eki punya hubungan darah dengan pejabat sekelas wali kota atau bupati.
Sebagaimana diketahui, sejak kasus pembunuhan Vina Cirebon dan Eki yang terjadi pada tahun 2016 itu kembali viral, publik kerap disuguhkan dengan berbagai macam spekulasi.
Salah satunya yang cukup sering kali dihembuskan adalah soal isu pelaku sesungguhnya adalah keluarga pejabat, sehingga sulit untuk disentuh hukum.
Isu itu semakin kencang berhembus seiring dengan gugurnya penetapan tersangka terhadap Pegi Setiawan, hingga hilangnya sejumlah DPO yang sempat jadi buronan atas kasus Vina Cirebon dan Eki.
Lantas benarkah pelaku sesungguhnya memiliki kedekatan dengan pejabat sehingga sulit untuk disentuh ke ranah hukum?
Menanggapi hal tersebut, eks Wakapolri Komjen (Purn) Oegroseno angkat bicara. Menurutnya itu semua bisa dibuktikan dalam proses penyelidikan.
"Ya dibuka saja rekaman orang tuanya Eki, pertama kali di video bicara apa? Itu aja. Masih ada rekamannya di situ ya, dari situ," katanya dikutip pada Selasa, 16 Juli 2024.
"Awal saya juga bisa meyakinkan ada ketakutan apa ini bapak (Iptu Rudiana)? Itu aja. Rekaman videonya ada. Bapaknya Eki langsung kan situ kelihatan," sambungnya.
Menurut dia, dari rekaman itu bisa terbaca apa yang sebenarnya ditutupi oleh Iptu Rudiana.
"Itu kan sudah bisa dibaca dari seorang mungkin (ahli ekspresi) semacam bisa membaca itu," ujarnya.
Lantas apakah itu artinya akan ada Pegi lain yang disebut sebagai sosok Pegi Perong asli?
"Saya berangkat dari awal siapa yang mengatakan Pegi? Walaupun sampai sekarang belum tahu apakah ini Pegi A, B atau Pegi Z. Jadi pernyataan ada Pegi ini jangan diabaikan, jangan sampai dialihkan," jelas mantan jenderal bintang tiga itu.
Menurut eks Wakapolri, itu perlu didalami lagi.
"Kemungkinan saya katakan tadi, mungkin ini bukan Pegi A, mungkin Pegi B, Pegi Z ya. Itu mungkin perlu di di dipedomani sehingga orang tidak akan dibawa ke alam lain dulu," tuturnya.
"Nanti kalau ada yang lain ya silahkan, tapi harus dibuktikan dengan alat bukti yang kuat. Jadi yang mengucapkan pertama ini harus bertanggung jawab, kenapa dulu namanya Pegi," timpalnya lagi.
Sebab, lanjut Oegroseno, tidak mudah menyatakan pelaku tanpa alat bukti.
"Nah itu (Pegi) siapa yang menyatakan?" tanya eks Wakapolri tersebut.