Nahdatul Ulama (NU) menjadi organisasi Islam yang membawa beragam kontroversi.
NU dinilai meneken kebijakan yang tak mencerminkan organisasi keagamaan, atau secara spesifik sikap seorang muslim yang berdiri membela kemaslahatan masyarakat.
Kontroversi itu dimulai ketika NU menjadi organisasi Islam satu – satunya yang menyetujui izin kelola tambang. Berikut adalah lima kontroversi organisasi NU dalam satu tahun terakhir.
1. Izin Kelola Tambang
NU menjadi organisasi keagamaan yang dipastikan bakal menerima izin usaha pertambahan (IUP) dari pemerintah.
Pasalnya, NU juga organisasi keagamaan lain menjadi tulang punggung negara dalam mensejahterakan masyarakat sejak masa kemerdekaan.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut, para ormas keagamaan layak diberikan IU, sebab perannya sangat berjasa kepada negara di masa perang terdahulu.
Namun, tak seperti saudaranya mudanya, Muhammadiyah, NU justru menerima dengan terbuka tawaran pengelolaan tambang.
Salah satu alasannya, organisasi membutuhkan biaya operasional. Keputusan para petinggi ini ditolak oleh sebagian kalangan NU. Salah satu penolakan datang dari warga NU alumni UGM karena dampak ekologis.
2. 'Kedekatan' NU dan Yahudi
NU disorot karena lima cendekiawan muda yang bergabung dalam organisasi tersebut berkunjung ke Israel.
Lima orang anggota NU yakni Gus Syukron Makmun, Dr. Zainul Maarif, Munawar Aziz, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania. Foto kelima warga NU bersama Presiden Israel Isaac Herzog tersebar di internet.
Sikap ini disayangkan tidak hanya oleh warga NU namun masyarakat Indonesia secara umum.
Integritas NU sebagai organisasi Islam dipertanyakan karena Israel merupakan negara pembantai Gaza, Palestina yang mati – matian dibela oleh umat muslim di seluruh dunia.
Tidak hanya itu, dikutip dari Rahim, sebuah organisasi yang merupakan koalisi antara Yahudi, Muslim dan kaum Bani Nuh di Indonesia mengatakan, LEMBAGA BAHTSUL MASAIL NAHDLATUL ULAMA merupakan salah satu anggota dari organisasi ini.
LBM NU jadi satu dari tiga organisasi koalisi Rahim bersama organisasi promosi Yahudi Indonesia, EITS CHAIM INDONESIA dan BNEI NOAH (BANI NUH) INDONESIA, sebuah wadah para pengikut Taurat Yahudi di Indonesia, yang bukan keturunan dan tidak menjadi Yahudi.
3. NU Terlalu Dekat Penguasa
NU merupakan organisasi keagamaan yang selama ini dianggap terlalu dekat dengan pemerintah.
Bahkan jatah kursi menteri agama selama ini banyak diemban tokoh – tokoh NU lantaran kedekatan organisasi dengan penguasa.
Sebagai contoh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang merupakan tokoh dari kalangan NU.
Meski dalam kabinet baru 2024 nanti Ketua PBNU Yahya Cholil Staquf mengaku tak pernah berpikir soal jatah kursi NU, namun kedekatan NU dengan penguasa sudah terjalin jauh sebelumnya.
Meski hal ini tidak bertabrakan dengan prinsip NU. Sayangnya, NU yang terlalu dekat dengan penguasa atau pemerintah dikhawatirkan tidak lagi memberikan kritik atau pengingat saat pemerintah mengambil keputusan yang salah, hingga merugikan rakyat.
4. Fatwa Merokok
Hukum merokok juga menimbulkan kontroversi di kalangan ulama di Indonesia. NU disorot karena tak tegas menfatwakan rokok di saat Muhammadiyah jelas menyebutnya haram.
Para kiai NU menyatakan merokok bisa jadi mubah, makruh, dan haram tergantung kondisinya. Ketidaktegasan ini diduga lantaran banyak kiai NU yang merokok.