Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Kata Zainul Maarif: Israel Biadab, Tapi Tak Mungkin Saya Pukuli Presidennya

 Salah satu kader Nahdlatul Ulama (NU) atau Nahdliyin Zainul Maarif tetap menganggap Israel biadab lantaran telah membantai warga Palestina meski telah bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog beberapa waktu lalu.

Meski begitu, ia menegaskan tak mungkin memukul Presiden Israel ketika pertemuan berlangsung.

"Jangan katakan saya itu pro Israel. Tidak. Saya pro kemanusiaan, bahwa yang dilakukan oleh Israel itu biadab. Ini nih terhadap Gaza, ya kan? Nah, itu tadi. Cuma tidak mungkin, saya masa mukulin presiden, itu tidak mungkin. Tidak mungkin," kata Zainul di Kantor PWNU Jakarta, Kamis (18/7).

Zainul mengakui ada pihak yang meremehkan dirinya ketika melakukan diplomasi perdamaian di hadapan Presiden Israel. Ia pun menyadari dirinya tak sehebat yang dibayangkan dan bukan siapa-siapa saat ini.

Akan tetapi, ia menegaskan setiap orang memiliki kewajiban intelektual dan sesuai ajaran agama untuk menyatakan kebenaran.

"Yang memungkinkan bagi saya, saya bisa ngomong, saya ngomong. Saya bisa ngomong semacam itu," kaya dia.

Zainul pun menyadari selama ini Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) belum berhasil membuat perdamaian antara Israel dan Palestina. 

Namun, ia meminta kepada semua pihak tak patah semangat untuk membantu perdamaian di Palestina.

"Jangan patah semangat, teman-teman semua. Jangan patah semangat kita berusaha agar mendamaikan, semoga saudara-saudara kita semua kejahatan berhenti," tambahnya.

Zainul merupakan satu dari lima Nahdliyin yang bertemu Presiden Israel Isaac Herzog pada 3 Juli lalu.

PWNU DKI Jakarta telah memberhentikan Zainul Maarif dari jabatannya sebagai pengurus Lembaga Bahtsul Masail NU DKI Jakarta.

Cerita Zainul Maarif Dialog 20 Menit dengan Presiden Israel

Salah satu kader Nahdlatul Ulama (NU) Zainul Maarif menceritakan pertemuannya dengan Presiden Israel Isaac Herzog selama 20 menit di Israel pada Rabu, 3 Juli 2024 lalu.

"Iya tidak terlalu lama. Dialognya berapa ya? Mungkin 15-20 [menit] ini kali ya, 20 [menit]," kata Zainul di Kantor PWNU Jakarta, Kamis (18/7).

Zainul mengatakan dirinya sempat berharap kepada Herzog untuk segera melakukan perdamaian lantaran Israel terus menggempur Palestina. 

Baginya, ucapannya ini selaras dengan konstitusi Indonesia untuk menghadirkan perdamaian dunia.

Ia pun meminta Herzog untuk tak melakukan serangan lagi ke Palestina seperti yang sedang dilakukannya kini.

"Kemudian saya Muslim, pesan utama kita adalah salam. Saya mengungkapkan perdamaian di hadapan orang-orang yang sedang nyerang. Artinya, ini kan kita harus diplomasi, ngomongnya itu, Kami mengharapkan agar tidak ada serangan lebih lanjut tentang itu," kata dia.

Di sisi lain, Zainul mengakui ada pihak yang meremehkan dirinya ketika melakukan diplomasi perdamaian di hadapan Presiden Israel. 

Ia pun menyadari dirinya tak sehebat yang dibayangkan dan bukan siapa-siapa saat ini.

Akan tetapi, ia menegaskan setiap orang memiliki kewajiban intelektual dan ajaran agama untuk menyatakan kebenaran.

"Ini, saya muslim, ada perintah yang disampaikan oleh Nabi Muhammad, ya kan. 'Kalau kalian melihat kemungkaran, maka ubahlah dengan tangan. Kalau tidak bisa, ubahlah dengan mulut.' Kalau tidak bisa, maka ubahlah dengan hati. Kalau hanya bisa dengan hati, itulah yang paling lemah imannya'. Nah, saya bukan kombatan. Tubuh saya sekian, saya tidak mungkin melakukan perubahan," katanya.

"Bagi saya yang dilakukan oleh Israel sekarang, ini harus digarisbawahi, itu adalah kebiadaban. Itu jelas ini," tambahnya.

Di sisi lain, Zainul menegaskan jika dirinya bukan orang yang pro terhadap Israel. Ia pun menganggap dirinya sebagai orang yang pro kemanusiaan. Baginya, tindakan Israel menyerang jalur Gaza belakangan ini sangat biadab.

"Nah, itu tadi. Cuman tidak mungkin saya masak, mukulin presiden. itu tidak mungkin. Tidak mungkin. Yang memungkinkan bagi saya, saya bisa saja ngomong, saya ngomong. Saya bisa ngomong semacam itu," ujarnya.

"Ada yang mengatakan 70 tahun upaya untuk berdamai, upaya PBB sekalipun tidak berhasil. Jangan patah semangat, teman-teman semua. Jangan patah semangat kita berusaha agar mendamaikan, semoga saudara-saudara kita semua kejahatan berhenti," kata Zainul menambahkan.

Zainul Maarif bersama tiga orang lainnya telah diberhentikan dari pengurus LBM PWNU DKI Jakarta. 

Zainul dipecat dari pengurus gara-gara bertemu Presiden Israel, sementara tiga lainnya karena aktif di organisasi RAHIM seperti dilansir dari CNN Indonesia

Namun, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengecam keras lima Nahdliyin yang bertemu Presiden Israel Isaac Herzog baru-baru ini.

Ketua PBNU Ulil Abshar Abdalla menganggap pertemuan Nahdliyin di tengah agresi Israel ke Palestina itu sebagai sebuah tindakan yang tidak dapat diterima.

Senada, Ketua PBNU Mohamad Syafi' Alielha atau Savic Ali menilai apa yang dilakukan lima Nahdliyin itu sebagai tindakan orang yang tidak memahami kondisi geopolitik dan tidak mengerti kebijakan NU secara organisasi.

Ia pun menegaskan kunjungan kelima warga NU itu tidak atas nama organisasi. PBNU juga belum mengetahui atas dukungan atau sponsor pihak mana sehingga mereka berangkat ke Israel.

Savic pun menilai tindakan mereka dapat memperburuk citra NU di mata masyarakat luas.

Padahal, sikap PBNU dan Nahdliyin menurutnya sangat jelas, yaitu berdiri di sisi Palestina dan mengecam agresi militer hingga genosida Israel.***

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved