Politikus senior Panda Nababan mengungkapkan pendapatnya terkait dinamika politik antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Menurutn Panda Nababan Jokowi harus bisa menahan diri dan memberi ruang bagi Prabowo.
Panda Nababan menyebutkan bahwa dua matahari tidak bisa bersinar bersamaan karena akan menyebabkan ketegangan.
Dikutip dari youtube keadilan tv, Panda Nababan mengatakan "Jokowi harus tahu diri dan menahan diri. Gaya-gaya Jokowi sudah tidak bisa lagi diterapkan sesuka hati."
"Di Jawa ada pepatah 'ora iso matahari kembar'. Kalau kembar matahari, kerbau yang di kandang saja resah," ujar Panda Nababan.
Panda Nababan mengapresiasi etika dan karakter Prabowo sebagai seorang komandan militer yang disiplin dan terlatih.
Panda Nababan menegaskan "Prabowo punya karakteristik militer yang kuat."
"Dia disiplin, tegas, dan punya integritas. Itu yang membuatnya berbeda," tambahnya.
Baca Juga:
Penting dalam Membangun Bisnis! 6 Kunci untuk Menjadi Pemimpin yang Hebat Menurut Brian Tracy
Panda Nababan juga membahas hubungan pribadi dan politik antara Jokowi dan Prabowo.
Ia mengingat kembali momen-momen penting dalam hubungan mereka.
Termasuk ketika Megawati memberikan paspor kepada Prabowo setelah Prabowo kembali dari pengasingan.
Panda Nababan menjelaskan "Hubungan antara Jokowi dan Prabowo memang kompleks. Ada saat-saat mereka bekerja sama, seperti ketika Megawati memberikan paspor kepada Prabowo."
"Itu menunjukkan bahwa di balik permusuhan politik, masih ada upaya untuk menjalin kerjasama," jelas Panda Nababan.
Namun Panda Nababan juga menyoroti kesulitan ekonomi yang dialami Prabowo setelah tidak lagi berkuasa.
Panda Nababan menekankan "Prabowo mengalami kesulitan ekonomi. Sulit bagi dia mendapatkan kredit dari bank."
"Ini menunjukkan betapa pentingnya kekuasaan dalam mempengaruhi peluang ekonomi," kata Panda Nababan.
Upaya untuk mendamaikan Jokowi dan Prabowo terus dilakukan, melibatkan tokoh-tokoh penting seperti Megawati dan Pramono Anung.
"Mega sangat merestui niat Jokowi untuk mendamaikan situasi ini. Mereka bekerja keras untuk menciptakan kerukunan dan kesatuan," ujar Panda Nababan.
Panda Nababan menekankan pentingnya etika dan moral dalam politik.
"Kerukunan dan kesatuan itu penting, tapi harus ada etika dan moral. Itu yang harus dijaga oleh Jokowi dan Prabowo," tutup Panda Nababan seperti dilansir dari bisnisbandung
Jokowi Tak Lagi Diakui jadi Kader PDIP
Politikus Senior Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Panda Nababan mengatakan Presiden Joko Widodo saat ini sudah bukan kader PDIP. Ia menilai Jokowi telah mengkhianati PDIP pada Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024 dengan mengalihkan dukungan dari Mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ke Prabowo Subianto.
Panda menyampaikan hilangnya status kader tersebut juga berlaku pada wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka dan Walikota Medan Bobby Nasution. Panda mengaku PDIP telah berupaya untuk tetap menjaga dukungan Jokowi kepada Ganjar dan PDIP.
Selain itu Panda menilai banyak sifat-sifat Jokowi yang di luar dugaan. Salah satu usaha yang disebutkan Panda adalah memberikan dukungan kepada Gibran saat maju untuk menjadi Walikota Solo dan Bobby saat maju menjadi Walikota Medan.
"Apa yang dibikin Megawati membuat sakit hati dia? Tidak ada. Bobby mau jadi walikota, ayo. Gibran mau jadi walikota, ayo. Itu mengorbankan kader PDIP karena sudah ada calon saat itu di Medan dan Solo," kata Panda dalam Podcast Gultik Katadata seperti dikutip Kamis (23/5).
Panda mencatat sejauh ini belum ada preseden baik pada kader yang keluar dari PDIP. Panda mencontohkan Arifin Panigoro yang dipecat dari PDIP pada 2005 karena tergabung dalam Gerakan Pembaruan PDIP.***