Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengungkapkan ada organisasi lobi Israel di Indonesia yang mencatut nama NU.
Keberadaan organisasi itu dia sampaikan usai ramainya pemberitaan soal sejumlah kader NU menemui Presiden Israel Isaac Herzog pada Juli 2024.
Yahya menyampaikan organisasi lobi Israel tersebut bernama Pusat Studi Warisan Ibrahim untuk Perdamaian atau Rahim.
“Baru saja kami menerima informasi bahwa ada satu lembaga atau organisasi yang bernama Pusat Studi Warisan Ibrahim untuk Perdamaian, yang membuat website rahim.or.id,” kata Yahya di Gedung PBNU, Jakarta Pusat pada Selasa, 16 Juli 2024.
Menurut Yahya, Rahim mencatut nama Lembaga Bahtsul Masail (LBM) NU dalam situs mereka.
LBM NU sendiri adalah lembaga atau forum intelektual NU yang membahas segala persoalan mulai dari politik, ekonomi, sosial, hingga budaya dalam kerangka Islam.
Nama NU tercatat dalam bagian “Koalisi Lintas Agama” yang ada di situs rahim.or.id. Koalisi itu terdiri dari LBM NU, Eits Chaim Indonesia, dan Bnei Noah (Bani Noah) Indonesia.
“Koalisi ini berisikan figur pendiri dan pemimpin dari tiga organisasi berikut,” seperti tertulis dalam laman Rahim.
“Di dalam website-nya ini dia mencantumkan bahwa seolah-olah bagian dari jaringan organisasi ini adalah LBM NU, bahkan mencantumkan logo LBM NU,” ucap Yahya.
Dia berujar organisasi Rahim tidak tercatat sebagai organisasi yang ada di bawah naungan LBM NU.
Adapun organisasi Rahim beralamat di Jalan Raya Keadilan, Wisma Melati No. 83 A, Pancoran Mas, Kota Depok. Lokasi itu tercantum dalam laman resmi Rahim yang diakses pada Selasa, 16 Juli 2024.
Yahya mengatakan dia kemudian mencoba mengklarifikasi terkait Rahim kepada LBM NU.
“Setelah dirunut ternyata ini dari LBM NU DKI Jakarta, PWNU (Pengurus Wilayah NU) DKI,” ujar dia.
Yahya pun meminta PWNU DKI Jakarta untuk mengklarifikasi kepada Rahim soal pencatutan nama tersebut.
Dia juga meminta agar Rahim menghapus nama NU sebagai salah satu organisasi pendiri. Menurut Yahya, Rahim adalah salah satu organisasi lobi Israel.
“Saya kira penting untuk diperhatikan, kita tahu bahwa di Indonesia ini juga ada beberapa organisasi lembaga yang beroperasi sebagai lobi Israel dan advokat Israel, melakukan advokasi untuk israel,” kata Yahya.
Dia pun menyatakan kegiatan lobi tersebut sering kali tidak dilakukan dengan etis, salah satunya seperti pencatutan nama yang dialami NU.
“Ini sekali lagi satu contoh bagaimana kegiatan-kegiatan dari lobi Israel di berbagai tempat di seluruh dunia ini terkadang tidak sensitif terhadap konteks realitas setempat,” ucap Yahya.