Kontroversi yang melibatkan lima tokoh Nahdlatul Ulama (NU) yang bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog, mendapatkan sorotan lebih lanjut dengan terungkapnya daftar pengurus Pusat Studi Warisan Ibrahim untuk Perdamaian (RAHIM). Organisasi ini telah mendapat perhatian publik karena disinyalir sebagai dalang di balik pertemuan tersebut dan dinilai telah menyalahgunakan nama dan logo Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tanpa persetujuan resmi.
Dari temuan inilah.com dari daftar di situs rahim.or.id yang kini sudah tidak bisa diakses terpampang daftar pengurus tersebut.
Mukti Ali Qusyairi, sebagai Presiden Direktur RAHIM yang diketahui juga menjabat Ketua LBM (Lajnah Bahtsul Masa'il) PWNU DKI Jakarta, adapula para pengurus keturunan Yahudi seperti Elisheva D. Stross dan Avigayil Ziva Solomon, tercatat dalam daftar pengurus. Selanjutnya terpampang nama Zainul Maarif sebagai Manager Penelitian Domestik RAHIM yang termasuk dari lima tokoh NU yang ikut bertemu dengan Presiden Israel.
Organisasi ini telah mengklaim sebagai mediator dalam dialog antaragama, namun penggunaan nama dan logo PBNU dalam situs resmi mereka, rahim.or.id, telah menimbulkan kecaman keras dari PBNU.
Penelusuran inilah.com terakhir pada Selasa (16/7) sekitar pukul 17.25 WIB masih bisa menemukan bahwa laman 'tentang kami' dengan sub-laman 'koalisi RAHIM' di situs rahim.or.id namun tidak lagi memuat nama organisasi yang bekerja sama dengan RAHIM.
Sebelumnya, laman tersebut memuat logo LBM NU bersama dengan organisasi Yahudi Eits Chaim Indonesia dan Bnei Noah Indonesia. Namun, pada saat diakses, laman tersebut hanya menampilkan tulisan 'Coming Soon' disertai dengan tulisan 'A New WordPress Site'. Cuplikan layar laman tersebut sempat beredar luas di media sosial.
Dalam cuplikan layar yang beredar, ketiga lembaga tersebut awalnya dicantumkan sebagai bagian dari koalisi antar umat beragama yang menjalankan RAHIM. Organisasi ini mengklaim sebagai koalisi antara Yahudi, Muslim, dan kaum Bani Nuh di Indonesia yang mendedikasikan diri untuk mendidik masyarakat beragama di Indonesia.
Ketua Umum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, dalam sebuah konferensi pers di Kantor PBNU Jakarta, Selasa (16/7/2024), menegaskan bahwa penggunaan nama PBNU dalam kaitannya dengan pertemuan tersebut adalah tanpa izin dan pengetahuan PBNU.
"Nah, ada satu hal. Baru saja kami menerima info bahwa ada satu lembaga atau organisasi bernama RAHIM yang buat website rahim.or.id. Di dalam web mencantumkan seolah-olah bagian dari jaringan organisasi ini adalah LBM NU, bahkan mencantumkan logo LBM NU," katanya.
Yahya juga mengatakan pihaknya pun telah mengklarifikasi hal tersebut ke LBM NU dan ternyata tidak ada kerja sama dengan RAHIM tersebut. Setelah dirunut lagi, kata dia, ternyata terkait dengan LBM NU DKI yang berada di bawah PWNU DKI.
"Maka saya minta ketua PWNU DKI klarifikasi ini maksudnya apa. Dan kami minta organisasi bersangkutan (RAHIM) untuk men-take down ini," kata dia.
Selain itu, pertemuan yang dilakukan oleh lima tokoh NU dengan Presiden Israel juga telah mendapatkan banyak kritik dari dalam negeri mengingat situasi politik yang sensitif antara Israel dan Palestina.
Gus Yahya menyatakan bahwa peristiwa tersebut adalah tindakan pribadi dari individu-individu yang terlibat dan tidak mencerminkan posisi atau kebijakan resmi PBNU.
"Kami tidak mengambil tanggung jawab atas apa yang telah mereka lakukan di Israel. Ini adalah kegiatan mereka sendiri dan harus dipertanggungjawabkan secara pribadi oleh mereka," tambah Gus Yahya.
Daftar Pengurus Pusat Studi Warisan Ibrahim untuk Perdamaian (RAHIM):
Mukti Ali Qusyairi - Presiden Direktur
Elisheva D. Stross - Direktur Urusan Luar Negeri
Leo Agustinus Yuwono - Kepala Delegasi
Avigayil Ziva Solomon - Manager Penelitian Luar Negeri
Zainul Maarif - Manager Penelitian Domestik
Asnawi Ridwan - Manager Penelitian Kitab Suci
Roland Gunawan - Manager Media dan Komunikasi
Yokhanan Elias - Manager Diseminasi dan Informasi
Lodwyk Tiwery - Manager Pendanaan