Delegasi Indonesia yang menemui Presiden Israel Isaac Herzog tidak hanya 5 tokoh muda NU saja, tapi ada juga beberapa orang lainnya, termasuk pemimpin jemaat Yahudi, Rabi Yaakov Baruch.
Yaakov adalah satu-satunya rabi yang bisa dijumpai di Indonesia. Ia merupakan pemimpin jemaat Yahudi di Sinagoge Shaar Hashamayim yang berlokasi di Tondano, Kabupaten Minahasa. Lokasinya berjarak sekitar 33 km dari Manado, Sulawesi Utara.
Rabi Yaakov mengunggah pertemuannya dengan Presiden Israel di akun medsosnya. Foto itu hanya memperlihatkan dirinya bertemu dengan Herzog, sedangkan anggota rombongan dari tokoh muda NU tak terlihat dalam frame.
“Precious meeting with the President of Israel H.E Mr @isaacherzog,” tulisnya.
Saat ditanya kumparan pada Selasa (16/7) tentang pertemuan itu, Yaakov memilih no comment untuk saat ini.
Selain mengunggah pertemuannya dengan Herzog, Yaakov juga mengunggah foto-foto kegiatannya selama berada di Israel, seperti menghadiri pertemuan penganut agama Ibrahim di Yerusalem.
Pertemuan ini diketahui berlangsung pada awal Juli. Adapun 5 tokoh muda NU yang berada dalam rombongan itu adalah Gus Syukron Makmun, Dr. Zainul Maarif, Munawar Aziz, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania.
Dr. Zainul Maarif atau Zen Maarif adalah dosen di Universitas Nahdlatul Indonesia (Unusia) Jakarta. Kampus pimpinan Stafsuf Presiden Juri Ardiantoro itu akan memanggil Zen Maarif untuk sidang etik.
"Unusia akan menggelar sidang etik terhadap Saudara Zainul Maarif untuk mempertanggungjawabkan aktivitas yang bersangkutan," kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat Unusia, Dwi Putri.
Dwi menjelaskan sidang etik akan dilakukan mengingat kunjungan tersebut berdampak langsung bagi reputasi Unusia dan bertentangan dengan dengan nilai-nilai yang dianut.
PBNU yang mengecam kunjungan kelima tokoh muda NU itu juga akan memanggil mereka. "Rencananya (pemanggilan) hari ini," kata Sekjen PBNU Saifullah Yusuf, Selasa (16/7) dilansir dari kumparan
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) angkat bicara terkait dengan kunjungan sejumlah tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) ke Israel.
Juru Bicara Kemenlu RI yang juga Kepala Biro Dukungan Strategis Pimpinan Kemenlu RI Rolliansyah
Soemirat menyarankan agar hal tersebut ditanyakan kepada PBNU.
"Terkait adanya kunjungan dari beberapa tokoh muda NU ke Israel, sebaiknya teman-teman media kontak PBNU untuk berbagai informasi lebih lanjut," kata pria yang akrab disapa Roy tersebut dalam keterangan tertulis.
"Kemlu tidak dalam posisi untuk memberikan komentar terkait kunjungan tersebut, yang memang tidak terkait dalam bentuk apapun dengan posisi resmi Pemerintah RI," sambung dia.
Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Saifullah Yusuf alias Gus Ipul menegaskan, tidak ada mandat apapun dari PBNU terhadap lima pemuda yang mengatasnamakan pengurus NU yang menemui Presiden Israel Isaac Herzoc.
Kata Gus Ipul, lima pemuda itu bahkan tidak pernah meminta izin apapun ke PBNU untuk melakukan pertemuan.
"Kelima orang tersebut tidak mendapat mandat PBNU. Juga tidak pernah meminta izin ijin ke PBNU," kata Gus Ipul.
Dirinya menegaskan, pertemuan tersebut sangat tidak bijaksana di tengah situasi yang ditentang oleh masyarakat Indonesia terhadap tindakan Israel terhadap Palestina.
Terlebih kata Gus Ipul, NU sebagai organisasi Islam berada di barisan depan mengutuk serangan terus menerus yang dilakukan Israel.
"Kepergian mereka ke Israel adalah tindakan yang sangat sangat tidak bijaksana, membingungkan dan mendapatkan banyak kecaman yang nyata. Kunjungan itu juga melukai perasaan kita semua,” kata Gus Ipul.
Dalam waktu dekat, PBNU kata Gus Ipul akan memanggil kelima orang tersebut untuk dimintai alasan dan keterangannya. Pemanggilan itu juga kata Gus Ipul, untuk mengetahui siapa pihak yang secara langsung menyuruh mereka untuk berangkat.
"Yang bersangkutan akan dipanggil untuk dimintai keterangan dan penjelasan lebih dalam tentang maksud tujuannya, latar belakang dan siapa yang memberangkatkan serta hal hal prinsip lainnya," ujar Gus Ipul.
Lebih jauh, PBNU juga kata dia, akan memanggil pimpinan Badan Otonom (Banom) PBNU serta lembaga yang menjadi pengabdian dar kelima orang ini.
Gus Ipul lantas membeberkan soal konsekuensi atau sanksi yang mungkin saja diterapkan kepada kelima pemuda tersebut. Salah satunya, penghentian status sebagai pengurus Banom.
"Jika ditemukan unsur pelanggaran organisasi. Bukan tidak mungkin kelima orang ini akan diberhentikan dari statusnya sebagai pengurus lembaga atau banom," kata dia.***