Implementasi Kurikulum Merdeka membawa perubahan kebijakan untuk pendidikan di tingkat SMA, MA, dan yang sederajat. Salah satunya yang ramai diperbicarakan adalah kabar penghapusan untuk jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di awal tahun ajaran baru 2024/2025.
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Anindito Aditomo menjelaskan alasannya. Menurut Nino, Kemendikbud mengambil kebijakan tersebut agar para murid bisa lebih fokus belajar, Bunda.
Alasan pelajaran IPA, IPS & Bahasa dihapus
Menurut Nino, diharapkan para siswa bisa membangun dasar pengetahuan yang relevan dengan minat dan rencana pendidikan selanjutnya. Sehingga lebih tepat sasaran dengan minat, bakat, atau skill yang dimiliki masing-masing anak.
"Murid kelas 11 dan 12 SMA yang sekolahnya menggunakan Kurikulum Merdeka kini dapat dapat memilih mata pelajaran secara lebih leluasa sesuai minat, bakat, kemampuan dan aspirasi studi lanjut atau karirnya," ujar Nino dikutip dari detikcom, Sabtu (20/7/2024).
Lebih lanjut Nino mencontohkan, anak-anak yang ingin kulih di jurusan teknik bisa memilih jam pelajjaran pilihan untuk mata pelajaran Matematika Tingkat Lanjut dan Fisika. Selama kelas 11 dan 12, siswa tersebut tidak perlu mengambil pelajaran lain seperti Biologi.
Begitu pula dengan siswa yang ingin menempuh kuliah di jurusan Kedokteran, dapat fokus lebih awal untuk mengambil jam pelajaran pilihan Kimia dan Biologi.
"Persiapan yang lebih terfokus dan mendalam ini sulit dilakukan jika murid masih dikelompokkan ke dalam jurusan IPA, IPS, dan Bahasa," kata Nino.
Hapus privilese jurusan IPA
Selain itu, Nino juga menjelaskan bahwa keputusan tersebut diharapkan bisa menghapus privilese jurusan IPA. Seperti yang kita ketahui ya, Bunda, selama ini jurusan IPA dianggap memiliki keunggulan lebih dibanding IPS dan Bahasa.
Itu sebabnya, anak-anak saling bersaing untuk masuk jurusan IPA agar lebih leluasa memilih jurusan kuliah.
"Dengan menghapus penjurusan di SMA, Kurikulum Merdeka mendorong murid untuk melakukan eksplorasi dan refleksi minat, bakat dan aspirasi karir, dan kemudian memberi kesempatan untuk mengambil mata pelajaran pilihan secara lebih fleksibel sesuai rencana tersebut," imbuhnya.