Orang-orang terdekat Presiden Jokowi dan Presiden terpilih Prabowo Subianto mulai 'bermekaran'.
Ada yang masuk kabinet Jokowi, ada pula di antara mereka mencoba peruntungan maju sebagai bacalon kepala daerah di Pilkada 2024.
Terbaru, orang terdekat Prabowo masuk ke Kabinet Indonesia Maju, meski pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin sisa kurang dari 3 bulan.
Mereka adalah Wamenkeu II Thomas Djiwandono, keponakan Prabowo dan Wamentan Sudaryono, mantan aspri Prabowo yang juga Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah.
Masuknya orang dekat Prabowo ke lingkaran pemerintah memunculkan anggapan bahwa Jokowi sedang bagi-bagi jabatan -- yang belakangan dibantah oleh Jokowi.
"Enggak, enggak, enggak. Ini sudah saya bicarakan langsung dengan kepentingan pemerintah berikut," kata Jokowi di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung, Jumat (19/7).
Bahkan, Jokowi mengungkapkan sudah berbicara dengan Prabowo terkait pelantikan 3 wamen baru, yang 2 di antaranya adalah orang terdekatnya.
"Saya sudah bicara dengan Presiden terpilih Bapak Prabowo Subianto," ujarnya.
Masuknya Tommy, sapaan akrab Thomas, dan Sudaryono ke menambah daftar panjang orang dekat Jokowi dan Prabowo yang ditarik masuk ke lingkaran pemerintah.
Sementara itu, ada tiga orang dekat Jokowi yang ditarik masuk ke jajaran posisi strategis di TNI. Yang pertama adalah Panglima TNI Agus Subiyanto.
Agus dilantik pada 22 November 2023. Padahal, saat itu ia belum lama bertugas sebagai KSAD. Agus merupakan bagian dari Geng Solo, orang dekat Jokowi semenjak dia masih menjabat Wali Kota Solo.
Kedekatan Agus dengan Jokowi dimulai ketika Agus bertugas sebagai Komandan Dandim Surakarta pada 2009-2011. Agus juga ditugaskan Jokowi sebagai Danpaspampres pada 2020-2021.
Geng Solo lainnya yang menduduki jabatan strategis di TNI adalah KSAD Maruli Simanjuntak. Jokowi melantik Maruli sebagai KSAD pada 29 November 2023.
Maruli merupakan eks Dan Grup A Paspampres pada 2014-2016, Wandanpaspampres pada 2017-2018, dan Danpaspampres pada 2018-2020.
Sementara pada 5 April 2024, Jokowi melantik Tonny Harjono sebagai KSAU. Tonny dikenal sebagai mantan ajudan Jokowi pada 2014-2016. Tonny juga sempat dipercaya menjadi Sekretaris Militer Presiden (Sesmilpres).
Ada AHY, Grace Natalie dan Juri Ardiantoro, Barisan Pendukung Prabowo di Lingkaran Pemerintah
Sebelum Tommy dan Sudaryono masuk, orang dekat Jokowi dan Prabowo yang lebih dulu masuk di pemerintahan menjelang akhir masa jabatan Jokowi adalah Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie.
Jokowi melantik AHY sebagai Menteri ATR/BPN pada 21 Februari 2024. Ia menggantikan Hadi Tjahjanto yang posisinya digeser Jokowi menjadi Menko Polhukam.
Masuknya AHY menandakan kembalinya Demokrat ke lingkaran pemerintahan, setelah 9 tahun bertindak sebagai oposisi. Demokrat memang salah satu partai pengusung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024. Sementara Jokowi disebut mendukung Prabowo-Gibran.
Tokoh partai pendukung Prabowo-Gibran yang juga masuk ke lingkaran pemerintah adalah Grace Natalie. Jokowi menugaskan Grace sebagai Staf Khusus Presiden.
Selain Grace, Jokowi juga menugaskan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden. Juri sebelumnya merupakan Deputi IV Kantor Staf Presiden (KSP). Ia kemudian mundur untuk bergabung dengan TKN Prabowo-Gibran.
Orang Dekat Jokowi-Prabowo yang Coba Peruntungan di Pilkada 2024
Tak hanya di lingkaran pemerintahan, orang dekat Jokowi-Prabowo juga mencoba peruntungan di Pilkada 2024.
Eks sespri Jokowi, Devid Agus Yunanto, mencoba peruntungan maju sebagai bacalon Pilbup Boyolali. Balihonya sempat ramai di media sosial dan mendapat perhatian yang cukup ramai dari masyarakat.
Orang dekat lainnya adalah Sendi Ferdiansyah. Sendi merupakan sespri istri Jokowi, Ibu Negara Iriana Jokowi. Ia mencoba peruntungan maju sebagai bacalon Pilwalkot Bogor.
Masih dari orang dekat Jokowi, adik Devid Agus Yunanto, Agus Irawan, mendapat dukungan dari PSI untuk maju di Pilbup Boyolali. Namun, masih belum jelas apakah Devid akan mundur dari pencalonan atau akan bersaing dengan adiknya.
Eks sespri Prabowo, Ridwan Dhani Wirianata, juga mencoba peruntungan di Pilkada 2024. Ia diusung Gerindra sebagai bacalon Pilwalkot Bandung.
Meski demikian, penunjukan Ridwan mendapat penolakan di internal Gerindra. 20 PAC se-Kota Bandung menolak penunjukan Ridwan karena dinilai tidak melalui proses penjaringan yang dilakukan oleh DPC Gerindra Kota Bandung. DPP Gerindra pun diminta untuk melakukan peninjauan ulang.