[UPDATE NEWS] Jampidsus Dibuntuti Densus 88 di Tengah Tangani Kasus Korupsi Tambang, Kantor Kejaksaan Agung Digentayangi Drone Misterius

Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung (Kejagung) Febrie Adriansyah menjadi sorotan usai dirinya dibuntuti oleh anggota Densus 88.

Jampidsus Febrie Adriansyah dibuntuti oleh anggota Densus 88 dari Polri di sebuah kawasan restoran di kawasan Cipete, Jakarta Selatan.

Jampidsus Febrie Adriansyah disebut-sebut dibuntuti padahal dirinya tengah santai makan malam.

Selain Jampidsus Febrie Adriansyah yang dibuntuti oleh anggota Densus 88, kator Kejaksaan Agung juga mulai dikelilingi drone misterius.

Hal ini terungkap dari postingan yang diunggah di akun @MurthadaOne1 di X pada 25 Mei 2024.

"Selain jampidsus dikuntit densus 88 Kantor Kejaksaan agung juga diteror konvoi densus dan diintai oleh drone misterius,"

"Kebayang kan,.. seberapa besar kasus yg sedang ditangani kejagung sebenarnya, hingga segitu represifnya ..." tulis akun @MurthadaOne1 dalam postingan tersebut.

Dalam postingan ditunjukkan salah satu video pemberitaan yang menjelaskan tentang teror yang diterima Kejaksaan Agung (Kejagung) diduga dilakukan oleh anggota Detasemen Khusus Antiteror atau Densus 88.

Terlihat ada drone yang memiliki lampu berkedip di atas langit dekat kantor Kejaksaan Agung.

Drone tersebut gentayangan di langit gedung Kejagung tanpa diketahui pasti siapa dan dari mana pemiliknya.

Netizen pun berasumsi liar akibat kasus ini.

"ada yg panik," tulis akun @Pendiem766.

"Selasa malam hampir tengah malam, saya lihat konvoi ini dari atas halte CSW.. Saat itu bingung juga, alasan konvoi ini berputar2 di depan Kejagung.. Tidak ada kejadian luar biasa di sekitar perempatan CSW, saat saya masuk halte CSW.." tulis akun @PasTIGAma2024.

"Lembaga negara saja terornya mengerikan begitu, jangan berharap orang2 jujur bisa selamat klo laporkan kasus korupsi," tulis akun @PapaMolluccan.

"Spertinya ada bau2 oknum pejabat yg ono terlibat, krn smpe mengerahkan khususon." tulis akun @Xeranji2.

Diketahui sebelumnya, Kejaksaan Agung memang sedang menangani berbagai kasus besar.

Pertama, Jampidsus Kejagung diketahui sedang mengusut kasus korupsi dalam pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah izin usaha pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk 2015-2022.

Kasus ini menjadi sorotan karena berhasil menangkap Harvey Moeis dan Helena Lim serta 19 tersangka lainnya dalam kasus korupsi timah yang merugikan negara hingga Rp271 triliun.

Selain itu ada kasus tipikor proyek pembangunan jalur Kereta Api Besitang-Langsa Sumut yang melibatkan Balai Teknik Perkeretaapian Medan periode 2017-2019.

Tujuh orang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi yang ada di dalam proyek senilai Rp1,3 triliun.

Kemudian ada kasus impor gula Kemendag dan PT SMIP yang dinilai bertentangan dengan Peraturan Menteri Perdagangan juncto Peraturan Menteri Perindustrian dan undang-undang lainnya.

Tak hanya itu, Jampidsus juga tangani perkara dugaan tipikor kegiatan importasi gula di Kemendag periode 2015-2023.

Dimana Kemendag diduga melakukan perbuatan melawan hukum dengan mengeluarkan persetujuan impor gula kristal mentah (GKM) untuk diolah menjadi gula kristal putih (GKP) ke pihak-pihak yang disinyalir berwenang.

Ada lagi kasus jual beli emas ilegal yang menyeret nama Budi Said, seorang pengusaha asal Surabaya.

Budi Said menjadi tersangka dalam kasus pembelian tujuh ton emas senilai Rp3,5 trliliun dari staf bagian pemasaran Butik Emas Logam Mulia (BELM) Surabaya I, Eksi Anggraeni.

Emas yang diterima hanya 5,9 ton sehingga melayangkan surat ke PT Antam Surabaya.

Jampidsus juga sedang menangani kasus asuransi Jiwasraya yang sempat menggegerkan banyak pihak.

Enam orang tersangka disebut telah merugikan negara hingga Rp16,807 triliun.

Meski sedang berhadapan dengan berbagai kasus raksasa, tidak diketahui pasti mengapa Jampidsus Kejagung sampai dibuntuti Densus 88 dan kantornya diteror dengan berbagai cara. (*)