Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Terkuak Sederet Ancaman IKN di Kaltim,Masuk Radius Rudal Hypersonic,Dekat Aliansi Pertahanan FPDA

 

Ternyata ada sederet ancaman saat Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara ada di Kaltim, salah satunya lokasi IKN masuk dalam radius rudal Hypersonic negara besar.

Hal ini terungkap dalam Rapat Koordinasi Membangun Strategi Pertahanan Berbasis Anti Access/Area Denial (A2/D2) di Wilayah IKN Dalam Rangka Keamanan Nasional yang diadakan Dewan Ketahanan Nasional RI tersebut, Heri menyampaikan pentingnya penguatan aspek strategis pertahanan di IKN tahun 2023 lalu.

Sebagai gravitasi pusat negara, perencanaan sistem pertahanan Ibu Kota Nusantara harus dirancang secara matang untuk perlindungan dan keamanan dari berbagai ancaman.

“Penting membangun sinergisitas pertahanan anti access/area denial di wilayah Ibu Kota Nusantara, mengingat IKN sebagai center of gravity Negara,” kata Kepala Bidang Tata Ruang Pertahanan pada Asisten Deputi Wilayah Perbatasan dan Tata Ruang Kedeputian Bidang Koordinasi Pertahanan Negara Kemenko Polhukam, Kol. Inf. Heri Budi Purnomo, di Jakarta, Jumat (23/6/2023).

Baca juga: Bappedalitbang Samarinda Soal Pengelolaan Air, Kemungkinan Suplai ke-3 Kota di Kaltim Termasuk IKN

Dikatakan, karena berdekatan dengan perbatasan darat Malaysia, terdapat ancaman terhadap IKN seperti ancaman kejahatan transnasional serta konflik horizontal.

Selain itu IKN juga berdekatan dengan lima kekuatan pertahanan (FPDA) dan Perjanjian Trilateral Aukus.

Sementara dari sisi laut, karena berhadapan dengan jalur ALKI II dan choke points Selat Makassar serta berdekatan dengan jalur ekonomi dan perdagangan Cina perlu antisipasi pertahanan di sektor kelautan.

“Selanjutnya dari sisi udara berdekatan dengan FIR Negara tetangga Singapura, Malaysia dan Filipina serta berada dalam radius Intercontinental
Di sisi lain, ancaman geopolitik kawasan terhadap IKN adalah adanya potensi perang adidaya (hegemonic war) yang juga menjadi salah satu ancaman bagi IKN.

“IKN dan wilayah lain di Indonesia kemungkinan memang tidak menjadi sasaran utama serangan, tetapi Indonesia menjadi titik yang dilintasi atau dilewati untuk mobilisasi serangan, mengingat daerah perairan ALKI II yang membentang dari selat Lombok, Selat Makassar dan Laut Sulawesi merupakan daerah pelayaran terbuka yang dekat dengan IKN,” ungkap Heri.

Dirinya meningatkan pentingnya sinergitas untuk mendukung pertahanan di IKN, karenanya perlu pengaturan regulasi tentang penetapan zona pertahanan udara di ruang udara wilayah yuridiksi sesuai amanat PP Nomor 4 Tahun 2018 tentang Pengamanan Wilayah Udara,serta Rencana Rinci Wilayah Pertahanan (RRWP) sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2014 tentang Penataan Wilayah Pertahanan Negara.

Istana Negara IKN Dilapisi Beton Setebal 20 Cm dan Kaca Anti Peluru

Pembangunan Istana Negara sebagai infrastruktur dasar Batch I terus dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Konstruksi bangunan yang ada di Kawasan Istana Presiden ini menunjukkan perkembangan signifikan dengan mencapai level 67-68 persen.

Jelang target tuntas Juni 2024 dan uji coba Juli 2024, pekerjaan yang tengah digenjot saat ini adalah penataan interior, arsitektural, pemasangan mekanikal, elektrikal, dan plumbing (MEP), penataan kawasan dan lanskap.

Ketua Bidang Perencanaan Penataan Kawasan dari Satgas Perencanaan Pembangunan Infrastruktur IKN Dwityo Akoro Soeranto menuturkan, multistakeholders terlibat dalam pembangunan infrastruktur IKN.

Menurut Dwityo, mereka bekerja sesuai detail engineering design (DED), ada perencana desain, arsitek, teknik sipil, ada pengendalian pembangunan, dan ada konsultan yang mendampingi untuk mengawasi pekerjaan.

"Tahapannya berjenjang, mulai dari yang tertinggi Presiden, Sekretariat Presiden Kementerian Sekretariat Negara, Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), Menteri PUPR, Satgas Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur IKN, Manajemen Konstruksi Induk (MKI), hingga Kontraktor Pelaksana," jelas Dwityo.

Jadi, tambah Dwityo, walaupun punya basic design, pada saat eksekusi harus sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Adapun spesifikasi Istana Negara yang paling menonjol selain bentuknya yang merefleksikan burung Garuda, juga kecanggihan teknologi, serta dinding beton setebal 20 cm, dan kaca antipeluru yang menjadi elemen arsitektural.

"Ini untuk memenuhi standar keamanan dan pengamanan. Karena Istana Negara merupakan obyek vital Nasional yang memerlukan security system yang ketat," imbuh Dwityo, seperti dilansir Kompas.

Untuk diketahui, bangunan Istana Negara dirancang dengan tampilan monumental dan simetris yang dominan, diimplementasikan pada wajah depan Istana dengan pilar-pilar tinggi sejumlah 34 pilar.

Konsep keseimbangan bukan hanya pada tampilan bangunan namun juga secara keseluruhan kawasan.

Selain itu, bangunan juga didesain tanggap iklim dan meminimalisasi perubahan terhadap bentuk dan kondisi topografi tapak.

Lantai bangunan Istana Negara dilapisi marmer, parket, dan homogenous tile (HT).

Dan khusus lantai lobby, dilapisi marmer hijau Juparana.

Sedangkan, marmer Ujungpandang digunakan sebagai pelapis lantai.

Pada sebagian dinding beton, dilapisi kayu ukiran hasil karya seniman dari Pulau Jawa dan Bali dengan craftmanship tinggi, kemudian sebagian dinding lainnya dilapisi anyaman pisang, HT, marmer, granit, dan labradorite.

Tak hanya itu, pada ornamen dinding terdapat artwork dan cat tekstur.

Berlanjut ke plafon Istana Negara yang terbuat dari gypsum, kayu solid, veneer, ukiran kayu dan tembaga.

Sementara sebagian pintu-pintu pada bangunan Istana Negara bermaterialkan kayu jati solid, sebagian lagi merupakan pintu anti peluru, dan pintu besi.

Adapun atap bangunan mencakup bitumen dan roof garden.

Sedangkan unsur sanitary-nya terdiri dari sanitary VVIP, VIP, dan umum.

Sedangkan penataan lanskap-nya dirancang dengan luas area tanam 109.932 meter persegi, dengan 40 persen tanaman endemik 40 persen, dan 60 persen tanaman non-endemik.

"Hal ini karena IKN dirancang sebagai smart city forest. Jadi penataan lanskapnya pun harus mengacu pada konsep itu," cetus Project Manager Istana Negara dan Lapangan Upacara Eko Arief S, seperti dilansir BangkaPos.com di artikel berjudul Kekuatan Militernya Jauh Dibawah Indonesia, Inilah Pertahanan Multinasional yang Lindungi Malaysia.

Selain itu, penataan lanskap juga mencakup 35 jenis pohon dengan jumlah 2.509 satuan tanaman atau Nos, 24 jenis semak (82.948 nos), jenis rumput Zoysia Matrella, granit bakar dan andesit bakar, planter box granit, cat tekstur, serta water feature.

Beralih ke kolom fasad, meliputi 34 pilar dengan sentuhan akhir marmer white tassos.

Tentang FPDA dan Kekuatan Militer Malaysia

Tahun 2022 lalu, Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Mahathir Mohamad mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan.

Ia mengatakan bahwa Malaysia menganggap kemenangan mereka atas sengketa pulau Sipadan dan Ligitan di Kalimantan melawan Indonesia di Mahkamah Internasional (ICJ) adalah sesuatu yang berharga.

Namun, ia menilai Malaysia juga harus menuntut agar Singapura dan Kepulauan Riau masuk ke wilayah Malaysia karena merupakan bagian dari Tanah Melayu.

“Seharusnya kita tidak hanya menuntut agar Pedra Branca atau Pulau Batu Puteh dikembalikan kepada kita. Kita juga harus menuntut Singapura dan Kepulauan Riau, karena mereka adalah Tanah Melayu," kata Mahathir seperti dikutip dari kompas.com.

Mahathir mengatakan bahwa apa yang dikenal sebagai Tanah Melayu dulu sangat luas, membentang dari Tanah Genting Kra di Thailand selatan sampai ke Kepulauan Riau, dan Singapura, tetapi sekarang terbatas di Semenanjung Malaya.

"Saya bertanya-tanya apakah Semenanjung Malaya akan menjadi milik orang lain di masa depan," katanya.

Meskipun Indonesia dan Malaysia merupakan dua negara serumpun, hubungan kedua negara bertetangga tersebut kerap memanas.

Bagaimanakah perbandingan kekuatan militer Indonesia dan Malaysia?

Dikutip dari data Global Fire Power yang diambil pada tanggal 27 Maret 2022, Indonesia berada di peringkat 15 negara dengan kekuatan militer terkuat di dunia dengan skor 0.2251.

Sementara Malaysia berada di peringkat 48 negara dengan militer terkuat dengan skor 0.7091.

Bila semakin dekat skor dengan angka 0, maka kekuatan militernya akan semakin baik.

Agar bisa mengetahui kekuatan militer Indonesia dan Malaysia, inilah pemaparan armada udara, kendaraan lapis baja, dan armada laut dari kedua negara.

Kendati begitu, Indonesia sendiri memiliki sekitar 1 juta tentara militer yang bisa diberdayakan jika perang terjadi.

Bagi armada udara, Indonesia memiliki 445 armada tempur udara yang terdiri dari pesawat tempur dan helikopter.

Kemudian untuk kendaraan lapis baja, Indonesia memiliki 1.444 unit dan 314 tank.

Terakhir untuk armada laut, Indonesia memiliki 296 unit armada laut. Armada laut itu berupa kapal selam dan kapal tempur serta kapal penjaga.

Sedangkan Malaysia mempunyai sekitar 267 ribu anggota militer.

Kekuatan militer Malaysia

Angkatan Udara Malaysia memiliki 144 armada tempur. Armada tempur itu terdiri dari helikopter dan pesawat tempur.

Mereka juga memiliki 1.708 kendaraan lapis baja dan 48 tank.

Di samping itu untuk armada laut, Malaysia mempunyai 82 aset tempur yang bisa digunakan selama peperangan.

Berdasarkan data di atas, bisa diambil kesimpulan bahwa Indonesia memiliki potensi kemenangan yang cukup besar bila perang melawan Malaysia.

Kendati begitu, masih banyak faktor lainnya yang membuat sebuah negara menang dalam peperangan.

Pakta Pertahanan Lima Negara

Meskipun dari segi kekuatan militer, Malaysia jauh dibawah Indonesia, negeri jiran tersebut tergabung dalam Five Power Defence Arrangements (Susunan Lima Kekuatan Pertahanan, disingkat FPDA).

Dilansir dari wikipedia, FPDA sendiri adalah hubungan pertahanan melalui rangkaian persetujuan multilateral antara Britania Raya, Australia, Selandia Baru, Malaysia, dan Singapura (semuanya anggota persemakmuran Britania Raya) yang ditandatangani tahun 1971.

Dengan pakta pertahanan tersebut, kelima negara akan saling membantu jika terdapat serangan dari luar terhadap Malaysia atau Singapura.

Tidak ada komitmen secara khusus untuk melakukan campur tangan secara militer.

Susunan ini tidak mengacu pada zona ekonomi eksklusif (ZEE) dan penegakan hak ZEE suatu negara adalah masalah bagi negara tersebut; suatu negara dapat meminta bantuan negara lain dalam melakukannya.

FPDA didirikan setelah penghentian jaminan pertahanan Britania Raya atas Malaysia dan Singapura di bawah Perjanjian Pertahanan Anglo-Malaya, sebagai hasil dari keputusannya pada tahun 1967 untuk menarik pasukannya di sebelah timur Suez.

Di bawah FPDA, lima 'kekuatan' (Britania Raya, Australia, Selandia Baru, Malaysia, dan Singapura) akan berkonsultasi satu sama lain "dengan segera" dalam kondisi atau ancaman serangan bersenjata terhadap salah satu dari kelima negara untuk tujuan memutuskan tindakan apa yang harus diambil secara bersama atau secara terpisah sebagai tanggapan.

FPDA menyediakan kerja sama pertahanan antara kelima negara, membangun Sistem Pertahanan Udara Terpadu (Integrated Air Defence System, IADS) untuk Semenanjung Malaysia dan Singapura yang berbasis di pangkalan Angkatan Udara Kerajaan Malaysia (TUDM) Butterworth di bawah komando seorang wakil marsekal udara Australia (bintang dua).

Pangkalan Butterworth, yang dahulu berada di bawah kendali Angkatan Udara Australia hingga tahun 1988, kini dijalankan oleh TUDM namun menjadi tuan rumah detasemen pesawat dan personel yang bergiliran dari kelima negara.

Pada tahun 1981, kelima negara mengadakan latihan tahunan angkatan darat dan laut pertama.

Sejak tahun 1997, latihan angkatan laut dan udara telah digabungkan.

Pada tahun 2001, IADS disusun ulang menjadi HQ IADS (Markas Sistem Pertahanan Wilayah Terpadu, Headquarters Integrated Area Defence System), saat ini memiliki personil dari ketiga cabang angkatan bersenjata, dan mengkoordinasikan latihan angkatan laut dan udara tahunan.

Konferensi Kepala Pertahanan FPDA (FDCC) bertempat di Malaysia atau Singapura, dan merupakan forum militer profesional tertinggi FPDA dan berfungsi sebagai forum yang penting untuk dialog dan pertukaran pandangan antar kepala pertahanan.

Ada pula Pertemuan Tingkat Menteri FPDA (FDMM).

John Moore, politisi Australia yang kemudian menjadi menteri pertahanan Australia mengatakan, "Sebagai kerangka keamanan multilateral, FPDA memiliki peran unik di Asia.

Ini (FPDA) memiliki manfaat strategis bagi semua negara anggota, dan dalam pandangan Australia, bagi wilayah Asia-Pasifik secara keseluruhan.

Panglima tentara Diraja Malaysia, Jenderal Tan Sri Dato 'Sri Mohd Zin Zulkiefli Bin menanggapi: "Kami dapat membantu satu sama lain… dan bekerja sama satu sama lain.

Dalam buku putih pertahanan Selandia Baru yang dirilis pada Juni 2016, diuraikan bahwa oleh karena Selandia Baru telah lama menjadi anggota FPDA, negaranya akan dapat "memenuhi komitmennya seandainya Malaysia atau Singapura menjadi sasaran serangan militer.

Personel dan fasilitas

Inggris memiliki personel dan fasilitas yang berpangkal di Malaysia dan Singapura dalam rangka mendukung FPDA, sebagai berikut: sebuah fasilitas angkatan laut di Sembawang, Singapura dan karyawan di HQ IADS di Pangkalan TUDM Butterworth di Penang, Malaysia.

Di Sembawang, bertugas satu Komandan Royal Navy (yang juga menjabat sebagai Asisten Atase Pertahanan untuk Singapura), satu Kepala Petty Officer, seorang petugas Petty, dan tiga pegawai sipil Kementerian Pertahanan.

Susunan ini tetap konstan selama 10 tahun terakhir.

Di kantor pusat IADS, terdapat salah satu komandan sayap (wing commander), satu pimpinan skuadron, satu letnan komandan, satu mayor, dan satu pangkat lainnya.

Sumber Berita / Artikel Asli : tribunnews

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved