Pengamat politik Rocky Gerung mengkritik keras terkait kondisi 10 juta gen Z di Indonesia yang saat ini menganggur.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa mereka tidak bekerja, tidak bersekolah, dan tidak mengikuti pelatihan.
Menurut Rocky Gerung situasi ini memicu kekhawatiran besar mengenai dampak ekonomi, terutama pada penerimaan pajak negara.
Diberitakan sebelumnya Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengungkapkan bahwa penurunan penerimaan pajak akibat banyaknya pengangguran.
Suahasil Nazara menjelaskan 10 Juta Gen Z nganggur akan berdampak serius pada kemampuan pemerintah menjalankan program sosial, termasuk pemberian makan siang gratis di sekolah.
Rocky Gerung menyatakan bahwa angka pengangguran yang tinggi ini harus menjadi perhatian utama pemerintahan Prabowo yang akan datang.
Dikutip dari youtube pribadinya, Rocky Gerung mengatakan "Kalau penerimaan pajak jeblok, sulit bagi pemerintah untuk menyediakan makan siang gratis."
Menurut Rocky Gerung Prabowo harus menghitung ulang seluruh ambisi politiknya, termasuk janji mengurangi kelaparan dan pengangguran.
"Ini beban yang sangat berat karena batas politik selalu diukur oleh kemampuan APBN," kata Rocky Gerung.
Ia juga menyoroti bahwa dengan pertumbuhan ekonomi hanya sekitar 5%, kemampuan menyerap tenaga kerja sangat terbatas.
Hanya sekitar 2 juta orang yang dapat terserap dalam lapangan kerja baru setiap tahunnya, jauh dari cukup untuk mengatasi jumlah pengangguran saat ini.
Rocky Gerung juga menyoroti kurangnya pendidikan dan pelatihan yang memadai bagi generasi muda.
Banyak dari mereka yang tidak memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk bekerja.
"Bonus demografi itu hanya akan menjadi kenyataan jika didukung oleh pendidikan yang memadai. Tanpa itu, kita kalah bersaing dengan negara-negara tetangga," tegasnya.
Menurut Rocky Gerung bonus demografi bukan sekadar soal jumlah tenaga kerja, tetapi kualitas sumber daya manusia.
Jika generasi muda tidak dididik dan dilatih dengan baik, mereka tidak akan bisa bersaing di pasar kerja global.
Rocky Gerung juga memperingatkan bahwa tingginya angka pengangguran dapat menyebabkan keresahan sosial.
"Jumlah pengangguran yang tinggi berpotensi meningkatkan kriminalitas dan kerusuhan sosial. Stabilitas politik kita sangat bergantung pada stabilitas ekonomi," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa pemerintah harus memperkuat ekonomi kerakyatan, koperasi, dan UMKM untuk menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak dan lebih baik.
Rocky Gerung mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah konkret dalam mengatasi masalah pengangguran dan meningkatkan kualitas pendidikan serta pelatihan.
"Pemerintah harus memastikan bahwa pendidikan dan pelatihan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja," kata Rocky Gerung.
Ia juga menekankan pentingnya pemerintah untuk tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga pada pemerataan.
"Kita harus kembali pada dasar perjuangan, yaitu menciptakan negara yang sosialistis dengan koperasi sebagai dasar, bukan kapitalistis yang hanya menguntungkan segelintir orang," pungkasnya.
Kondisi kritis ini memerlukan perhatian serius dari pemerintahan yang akan datang.
Menurut Rocky Gerung mengatasi masalah pengangguran dan meningkatkan kualitas pendidikan serta pelatihan adalah kunci untuk menjaga stabilitas ekonomi dan politik Indonesia.
Pemerintah harus bekerja keras untuk menciptakan lapangan kerja yang layak dan memastikan generasi muda memiliki keterampilan yang dibutuhkan.
Rocky Gerung menekankan dengan APBN yang terbatas, pemerintahan Prabowo harus cerdas dalam mengelola sumber daya yang ada dan tidak terjebak dalam janji-janji politik yang tidak realistis.***