Ribuan warga Israel kembali menggelar protes unjuk rasa di kediaman PM Benjamin Netanyahu di Tel Aviv, menuntut pemerintah agar mengambil tindakan segera untuk memulangkan sandera yang ditahan di Gaza.
Demonstrasi kembali mencuat setelah Hamas merilis sebuah video yang mengejutkan memperlihatkan beberapa jenazah sandera Israel yang telah tergeletak membusuk. Sebagian video lainnya memperlihatkan jasad para tawanan Israel yang terluka akibat pengeboman militer Israel beberapa waktu lalu.
Mengutip dari Al Arabiya, identitas para jenazah masih dirahasiakan oleh Hamas, para analis di Tel Aviv meyakini apabila jenazah yang ada dalam video merupakan jasad warga sipil Palestina yang tewas dalam genosida Israel di Gaza.
Namun imbas unggahan video tersebut warga Israel kini dilanda keresahan, terlebih pada awal pekan lalu pasukan militer mengklaim telah menemukan jasad tiga sandera dalam operasi semalam di Jabalia di Jalur Gaza utara.
Alasan ini yang mendorong ribuan warga kompak menggelar unjuk rasa di Tel Aviv untuk menuntut pemerintah agar mengambil tindakan segera agar para sandera yang ditawan Hamas bisa dipulangkan sesegera mungkin.
Tak hanya itu warga juga menuntut pengunduran diri Netanyahu dari jabatan perdana Menteri. Mereka menilai Netanyahu dan pemerintah sayap kanan telah gagal menjalankan tugas karena tak bisa merampungkan gencatan senjata dengan Hamas dan menjamin pembebasan sekitar 121 sandera yang diyakini masih berada di Gaza, termasuk jasad 37 tentara yang sudah meninggal.
Puluhan ribu demonstran murka, menuntut pemilihan umum dini agar Netanyahu bisa segera digulingkan dari jabatannya sebagai perdana menteri.
“Kami semua melihat videonya, kami tidak bisa tinggal di rumah setelah pemerintah menelantarkan semua orang ini,” kata Hilit Sagi, salah satu demonstran.
Sebagai informasi, demo seperti ini hampir digelar warga Israel di setiap akhir pekan sebelum perang tanggal 7 Oktober. Warga Israel melakukan aksi unjuk rasa menentang pemerintahan Netanyahu yang diduga melakukan berbagai pelanggaran hukum.
Demonstran juga menilai Netanyahu adalah gambaran tokoh pemimpin yang gagal menyelamatkan lebih dari 200 tawanan Hamas.
Imbas masalah ini popularitas Netanyahu di Israel mulai memudar. Dalam jajak pendapat di surat kabar Maariv pada 18-19 Oktober lalu bahkan nama Benjamin Netanyahu kalah saing dengan mantan menteri pertahanan Benny Gantz.
“Netanyahu akan mundur. Sama seperti pejabat tinggi militer, intelijen, dan GSS (badan intelijen). Karena mereka gagal,” tulis surat kabar harian Israel Hayom.