Refly Harun yang dikenal publik sebagai tokoh oposisi juga seorang pakar hukum tata negara mengungkapkan dengan tegas bahwa dia tidak akan bergabung ke Pemerintahan Prabowo.
Hal tersebut diungkapnya melalui channel youtube pribadinya, yang mana dalam video tersebut Refly Harun menjawab sebuah komentar dari seorang netizen.
Kometar netizen itu mempertanyakan mengapa seorang yang dianggapnya berpandangan lurus seperti Refly Harun tidak gabung ke pemerintahan saja.
Refly Harun memang selalu mengkritik pemerintahan, jika menurutnya ada kebijakan atau tindakan pemerintah yang dianggapnya telah menyalahgunakan kekuasaan dan tidak berjalan seperti seharusnya.
Menurut Refly Harun pemeritahan yang buruk tidak akan mengajak orang-orang yang berpikiran lurus, karena mereka saja menang dari kecurangan.
“Kalau pemerintahnya buruk, yang menang karena cara curang. Mana mungkin dia ngajak yang lurus ya kan,” ungkap Refly Harun.
Refly Harun berpandangan, ketika sebuah pemerintahan buruk maka orang-orang lurus akan tersingkirkan dan itu sudah menjadi hukum alam.
“Kalau pemerintahnya lurus, lingkungannya lurus. Maka orang buruk itu akan tersingkir. Tapi kalau pemeritahnya tidak lurus menang dengan cara curang yah orang lurus tersingkir. Itu hukum alam saja,”jelasnya.
Refly Harun menegaskan bahwa dia menganggap pemilu tahun 2024 telah dicurangi, securang-curangnya. Maka dari itu dia tidak akan mau jika memang diajak bergabung ke pemerintahan Prabowo.
“Kalau saya gabung dengan pemerintahan presiden Prabowo ya aneh saja. Karena saya mengatakan pemilunya curang, securang-curangnya. Itu keyakinan, kalau kita bicara benar dan tidak benar ya kalau kita bicara kebenaran formal. Memang ditolak oleh MK tapi jangan lupa tiga Hakim membenarkan itu,” paparnya.
Refly Harun menyinggung kembali bahwa hasil sengketa pilpres terdapat dissenting opinion, yang mana tiga hakim berbeda pendapat. Hal itu membuktikan bahwa kecuranga itu memang ada.
Refly Harun sangat yakin dan optimis dengan langkah yang pilihnya untuk tetap berdiri kokoh sebagai oposisi.
Baginya kekuasaan bukanlah segalanya dan jabatan yang diperoleh dari kecurangan akan hancur nantinya, karena itu tidak akan bertahan selamanya.***