Presiden Joko Widodo atau Jokowi dijadwalkan bakal meninjau sejumlah lokasi terdampak bencana banjir bandang material erupsi atau galodo Marapi Selasa (22/5) besok.
Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi menyebut, jika tidak terjadi perubahan jadwal, Presiden Jokowi akan mengunjungi dua titik lokasi terdampak bencana galodo di Kabupaten Agam dan Tanah Datar.
“InsyaAllah Presiden Jokowi nanti ke lokasinya yang terdampak Galodo Marapi menggunakan helikopter,” ucap Gubernur Mahyeldi di Padang.
Sebelumnya, Gubernur Mahyeldi juga telah mendampingi kedatangan Menteri Pertanian (Mentan) RI, Amran Sulaiman ke lokasi terdampak bencana banjir bandang erupsi material gunung Marapi di Nagari Bukik Batabuah, Kabupaten Agam, pada Sabtu (18/5) kemarin.
Pada kesempatan itu, Gubernur Mahyeldi menyatakan bahwa Pemprov Sumbar akan segera memenuhi persyaratan agar bantuan rehabilitasi lahan pertanian yang rusak diterjang bencana banjir lahar dingin dan longsor dapat segera dikucurkan pemerintah pusat.
“Alhamdulillah, tadi kami bersama Bupati Agam telah mendampingi Bapak Mentan meninjau lahan pertanian masyarakat kita yang rusak karena bencana. Beliau menyatakan segera menganggarkan perbaikan lahan tersebut. Tinggal di kita untuk memenuhi persyaratannya. Kita komitmen bersama Pak Bupati untuk menyegerakan administrasi dan datanya,” ucap Gubernur Mahyeldi.
Sementara itu Menteri Pertanian RI, Amran Sulaiman menyatakan, pihaknya telah menerima laporan bahwa bencana banjir lahar dingin dan longsor di Sumbar turut berdampak pada rusaknya 2 ribu hektare (ha) lebih lahan pertanian yang mesti segera mendapatkan bantuan rehabilitasi lahan.
“InsyaAllah kami akan bantu dalam waktu dekat. Terkait material abu vulkanik yang menimbun lahan persawahan nanti teknisnya itu akan dibangun kembali,” ucapnya.
Menteri Pertanian menyatakan, pihaknya telah menghitung jumlah anggaran yang diperlukan untuk melakukan rehabilitasi lahan pertanian masyarakat terdampak bencana di Sumatra Barat
Adapun anggaran yang diperlukan untuk melakukan rehabilitasi lahan pertanian terdampak bencana, perhektarnya mencapai angka sekitar Rp 4,6 juta. Sehingga untuk total rehabilitasi lahan seluas 2 ribuan hektar itu dibutuhkan anggaran kurang lebih Rp 10 miliar.
“Nanti ditambah alat dan mesin pertanian itu sekitar Rp15-20 miliar,” ucap Mentan Amran.
Mentan juga meminta Pemda melalui dinas terkait di kabupaten/kota dan provinsi untuk menyegerakan data Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) yang akan menerima bantuan. (*)