Pegiat media sosial Tifauzia Tyassuma, yang akrab disapa Dokter Tifa, kembali menarik perhatian publik dengan komentarnya yang menggelitik terkait Gibran Rakabuming, Wakil Presiden terpilih yang akan mendampingi Prabowo Subianto.
Dokter Tifa menyampaikan usulan menarik mengenai penempatan Gibran dan peran Presiden Joko Widodo di Ibu Kota Negara (IKN) baru.
"Gimana kalo kita usul ke pak Prabowo," ujar Tifa memulai usulan dalam keterangannya di aplikasi X @DikterTifa (14/5/2024).
Menurut Tifa, Gibran sebaiknya mulai berkantor dan tinggal di IKN sebagai bentuk komitmen terhadap pembangunan dan operasionalisasi ibu kota baru.
"Bocil ini disuruh aja ngantor dan tinggal di IKN," cetusnya.
Tidak hanya itu, Tifa juga mengusulkan agar Prabowo Subianto, sebagai Presiden, mengeluarkan Keputusan Presiden (Kepres) untuk mengangkat Joko Widodo sebagai Penasihat Wakil Presiden.
"Terus bikin Kepres sekalian buat bapaknya," lanjut Tifa.
Dengan peran baru ini, Jokowi diungkapkan Tifa, juga akan berkantor di IKN bersama Gibran
"Angkat jadi penasihat Wapres dan ngantor juga di IKN," tandasnya.
Dalam nada yang bercanda namun tajam, Tifa menyarankan agar IKN dikunci dan kuncinya disembunyikan setelah penempatan tersebut.
"Terus kita kunci IKNnya, terus kuncinya kita umpetin," kuncinya.
Seperti diketahui, banyak pemilih tertarik pada presiden terpilih Prabowo Subianto, salah satunya karena mantan komandan jenderal tersebut bersanding dengan putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka.
Jalan terbuka bagi Gibran untuk menjadi wakil presiden juga menimbulkan pertanyaan tentang seberapa siap dia melangkah ke panggung nasional.
Meskipun jabatan wakil presiden adalah posisi yang kekuasaan dan pengaruhnya terbatas.
Namun, Gibran menyatakan keyakinannya bahwa dia siap untuk berperan secara nasional dalam pidatonya setelah Prabowo mendeklarasikan kemenangan beberapa waktu lalu.
Mengintip ke masa lalu, Wakil Presiden biasanya cenderung memainkan peran yang remeh, kecuali diberi mandat khusus oleh Presiden.
Namun, manuver yang dilakukan untuk mengangkat Gibran sebagai orang kedua dalam posisi puncak telah memicu spekulasi bahwa kantor wakil presiden mungkin diberikan kekuasaan tambahan.
Penampilan Gibran di kancah nasional menunjukkan bahwa dia berusaha memanfaatkan momentum dan pengaruh keluarga untuk membawa perubahan.
Sebagai seorang milenial, pendekatannya yang lebih segar dan mungkin lebih progresif diharapkan bisa memberikan nuansa baru dalam pemerintahan.