Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin, membela Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dibilang 'menyibukkan diri' sehingga tak diundang ke Rakernas PDIP. Ngabalin memahami diundang atau tidak merupakan hak internal PDIP.
"Itu juga tergantung nanti kalau PDIP punya kewenangan karena itu internal organisasi, partai, kami tidak ikut," kata Ngabalin di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (17/5/2024).
Perihal Jokowi yang disebut menyibukkan diri, Ngabalin membantah. Ngabalin menegaskan jadwal Jokowi yang memang padat.
"Saya harus ambil jadwal Presiden, harus tahu berapa puluh, banyak jadwal Presiden. Kalau tahu ada yang cegat saya, saya bisa ambil jadwal Presiden, biar bisa dilihat itu seabrek-abrek tuh. Jadwal termasuk tadi juga dari Sulawesi Selatan, Pontianak, Aceh. Jangan begitu dong cara ngomongnya, bilang ya," kata Ngabalin.
"Ya namanya juga presiden jadwalnya begitu padat, kalau ada yang menyinggung Presiden menyibukkan diri, namanya Presiden seabrek-abrek jadwalnya," lanjutnya.
Ngabalin meminta PDIP untuk tidak membuat gaduh. Menurutnya, situasi saat ini sudah tenang, terlebih sudah ditetapkannya presiden terpilih.
"Iya jangan menyebar berita bohong lagi. Situasinya udah tenang. Ada presiden baru," ujarnya.
Ketua DPP PDIP Djarot sebelumnya mengatakan PDIP tak mengundang Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin dalam rakernas. Alasannya, menurut Djarot, keduanya sedang sibuk dan menyibukkan diri.
"Termasuk juga yang akan diundang. Yang jelas, presiden dan wakil presiden tidak diundang. Kenapa, karena beliau sangat sibuk dan menyibukkan diri," kata Djarot, saat jumpa pers di kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (16/5).
Lebih lanjut, Djarot mengatakan Rakernas hanya dihadiri kader internal PDIP. Dia menyebut semua peserta yang hadir merupakan kader PDIP.
"Jadi ini hanya internal PDIP, pesertanya internal PDIP," imbuhnya.