Banjir akibat luapan Sungai Mahakam di Kalimantan Timur yang disebut berdampak terhadap Kota Nusantara, ibu kota negara baru Indonesia, sebagaimana yang tersebar di media sosial adalah berita bohong atau hoaks.
"Konten yang tersebar di TikTok terkait banjir luapan Sungai Mahakam berdampak ke Kota Nusantara itu tidak benar," tegas Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur Akmal Malik di Penajam, Sabtu (19/5/2024).
Menurut dia banjir luapan Sungai Mahakam merupakan siklus tahunan, yang menerjang Kota Samarinda serta Kabupaten Kutai Barat, Kutai Kartanegara dan Kabupaten Mahakam Hulu.
"Pemerintah kabupaten dan kota setempat juga melakukan antisipasi agar banjir dapat terkendali," tambahnya.
Sebuah unggahan video di TikTok berdurasi lima menit menarasikan banjir luapan Sungai Mahakam berdampak ke Kota Nusantara yang dibangun di sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Kartanegara itu.
Jarak antara Sungai Mahakam dengan titik terdekat kawasan Kota Nusantara di wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara, kata Pj Gubernur Akmal Malik, lebih kurang 50 kilometer, sehingga tidak mungkin luapannya menyentuh ibu kota negara masa depan Indonesia itu.
"Banjir tidak berdampak ke kawasan inti pusat pemerintahan (KIPP), Kawasan Ibu Kota Nusantara (KIKN) dan Kawasan Pengembangan Ibu Kota Nusantara (KPIKN)," tegasnya.
Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat untuk menyiapkan sistem peringatan dini potensi bencana (early warning system') guna meminimalkan korban.
Dengan adanya sistem peringatan dini potensi bencana itu petugas bisa mendeteksi pergerakan air dari Long Apari, sehingga masih ada waktu untuk menyelamatkan aset yang ada di kabupaten dan kota yang terdampak.
Selain sistem peringatan dini, juga dibuat sistem penanganan bencana terpadu untuk seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Kalimantan Timur guna memudahkan pencegahan dan penanganan sebelum maupun saat terjadi bencana, demikian Akmal Malik. (ant/ebs)