Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Kisah Nenek 69 Tahun Dimasukkan ke dalam Bus oleh 6 Polwan Saat Pengosongan Kampung Susun Bayam

 

Perempuan lanjut usia, Nuriyati, 69 tahun, ikut menghadang petugas keamanan yang didatangkan PT Jakarta Propertindo untuk mengusir warga Kampung Susun Bayam di sisi utara Jakarta International Stadium (JIS), Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Saat anggota sekuriti memasuki rumah susun, dia bersama warga ikut menghadang.

"Saya lihat mereka main keroyokan. Saya cegat polisi yang gendut, saya tarik kancingnya sampai sobek semua," tutur Nuriyati, menceritakan peristiwa pemindahan paksa warga pada Selasa, 21 April 2024.

Melihat reaksi Nuriyati, seorang anggota polisi wanita mendekat. Saat warga terdorong ke belakang, polisi itu langsung menahannya. Nuriyati ditarik dari kerumunan massa. Ia sempat membentak polisi itu. "Langsung dia panggil temannya, 'Ibu… ibu…, amanin.' Saya enggak bisa ngelawan lagi kan," ucap perempuan itu.

Dia langsung dibawa menjauh dari keriuhan saling dorong antara warga dan petugas keamanan. "Kaki dan tangan, kanan-kiri dipegang semua, saya diangkat, digotong," ucap Nuriyati sembari mengangkat kedua kaki dan tangannya ke atas.

Menurut dia, saat diamankan itu tak ada satu pun yang tahu. Dia berteriak berkali-kali. Teriakan itu tak didengar warga lain. "Saya mau dibawa ke mana?" Namun teriakan itu tak digubris. Enam polisi itu terus menggotong tubuh Nuriyati ke sebuah bus. "Ayo, ibu mau diamankan," kata Nuriyati, mengenang kata-kata polisi wanita itu.

Di depan pintu bus, Nuriyati itu menolak masuk. Tubuhnya didorong ke dalam. Tapi tangan Nuriyati mencengkeram ujung pintu bus. "Ayo bu, naik!" kata anggota polisi itu. Sesaat kemudian tubuh Nuriyati dimasukkan ke dalam mobil panjang berwarna ungu. Ketika itu buss dan truk parkir di dalam halaman JIS. TNI, Polri, dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), satpam, ada di area itu.

Sekitar 08.45 WIB, sekelompok orang tiba-tiba muncul di halaman Kampung Susun Bayam. Seorang pria dengan menggenggam megafon berteriak. "Diimbau kepada warga, 30 menit semua sudah keluar," kata Taufik Rahman, Selasa, 21 Mei 2024. Warga yang menempati lantai dua tersentak. Mereka pun turun. Saat itu petugas keamanan mendesak masuk. Tapi mereka dihadang warga.

Situasi ricuh ini membuat Nuriyati diboyong diam-diam. "Kayak gotong binatang," kata Nur Halima, 31 tahun. Perempuan dua anak ini merupakan putri bontot Nuriyati—dan adik Taufik. Saat itu Nuriyati yang bertubuh kurus itu dibawa enam polisi di dalam bus. Lalu dijaga seorang perempuan anggota Satpol PP.

Saat di dalam mobil itu, ia terus meelontarkan protes. "Saya bilang, saya ini bukan pencuri, bukan perampok. Saya ini membela hak saya. Ketua saya aja sudah mau dua bulan sampai sekarang ditahan belum keluar," ujar Nuriyati.

Yang dimaksud ketua adalah Muhammad Furqon, Ketua Kelompok Petani Kampung Bayam Madani. Putra Nuriyati itu ditahan sejak 2 April lalu. Dia dipenjara setelah dilaporkan Jakpro pada Desember 2023. Salah satu tuduhan kepada Furqon adalah menempati kampung susun itu tanpa izin.

"Iya sudah, Bu. Tenang… tenang…," kata Nuriyati, menirukan ucapan petugas yang mengawasinya di dalam kendaraan itu. Tiba-tiba seorang anggota polisi bertanya alasan Furqon ditahan. Saat itu Nuriyati menyemprot para petugas itu. "Malah nanya masalahnya apa?"

Saat itu, Nuriyati menerangkan bahwa dia bergabung di tengah warga menghadang para petugas masuk rumah susun sebagai upaya membela hak warga yang seharusnya menempati bangunan itu. Dia juga meminta dikeluarkan mengingat anak dan cucunya masih berada di dalam bangunan itu.

Namun suara Nuriyati tak digubris. "Nanti cucunya dibawa ke sini," ucap anggota pamong praja, seperti ditirukan Nuriyati.

Saat insiden saling dorong berangsur berhenti, dia berjalan menuju lantai dua. Sebelum naik tangga, dia melihat kiri-kanan sembari mencari mamanya. Namun seseorang di situ memberitahu bahwa Nuriyati digotong polisi ke bus. "Katanya dibawa ke mobil ambulans, saya cari. Saya pikir ibu saya pingsan," kata Nur dengan wajah berkeringat.

Dia dan beberapa orang menuju mobil ambulans di halaman JIS. "Saya tanya bapak-bapak polisi, lihat enggak ibu saya, yang tadi memakai baju hijau di sini?" ujar dia. Anggota polisi menjawab tak tahu. Dia menuju satu mobil ambulans lain. Tak ada. Dia berpindah ke mobil lain. Pada sebuah bus berwarna ungu, wajah Nuriyati tampak.

Di bus itu Nur menggedor-gedor dindingnya. Dia berteriak kepada penjaga di dalam kendaraan itu supaya mamanya diturunkan. "Keluarin ibu saya, kenapa kamu bawa ibu saya?" ucap dia. Saat itulah Nuriyati kembali bergabung dengan anak, cucu, dan warga lainnya.

Nuriyati menuturkan, saat ditangkap dan dibawa ke dalam bus, tubuhnya mulai lemas. "Jadi saya enggak bisa berkutik. Udah enggak ada daya. Sambil saya bilang, astagfirullah, tolong bantu saya, ya Allah," ucap Nuriyati, mengingat sepenggal peristiwa pengosongan Kampung Susun Bayam. Hingga akhirnya Nur muncul, Nuriyati bisa keluar dari bus.

Sumber Berita / Artikel Asli : tempo

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved