Presiden Joko Widodo (Jokowi) kaget dengan rendahnya rasio penduduk berpendidikan S2 dan S3 terhadap populasi produktif di Indonesia yang sangat rendah. Indonesia masih 0,45%, sedangkan Vietnam dan Malaysia sudah di angka 2,43%.
"Kemarin dapat angka ini saya kaget. Indonesia itu di angka 0,45%. Negara tetangga kita Vietnam, Malaysia sudah di angka 2,43%. Negara maju 9,8%. Jauh sekali," ungkap Presiden Jokowi saat membuka Konvensi XXIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia.
"Saya minggu ini akan merapatkan ini dan mengambil kebijakan policy untuk mengejar angka yang masih 0,45%," lanjutnya.
Jokowi menyebut masih belum tahu akan dapat anggaran dari mana untuk mengejar ketertinggalan tersebut, tetapi akan dicari.
"Enggak tahu anggarannya akan didapat dari mana, tapi akan kita carikan agar S2-S3 terhadap populasi usia produktif itu betul-betul bisa naik secara drastis," jelas Jokowi.
Dia menegaskan, persentase Indonesia terlalu jauh jika dibandingkan dengan negara tetangga yang sudah 2,43%.
"Angkanya memang kelihatannya (kecil), tapi kalau dikalikan ini sudah berapa kali. Lima kali lebih rendah kita," tegasnya.
Penerima LPDP Perlu Nambah 5x Lipat
Jokowi dalam kesempatan ini menekankan upaya untuk meningkatkan pendidikan dan riset memang butuh anggaran, sedangkan kini ada tekanan fiskal yang berat.
Namun, dia menggarisbawahi SDM menjadi sangat penting dalam 5-10 tahun ke depan dan hal ini adalah kuncinya.
"Pembiayaan pendidikan dan riset tetap terus harus diupayakan seoptimal mungkin, bukan hanya dari APBN dan APBD, tapi juga dari pemanfaatan dana abadi yang kita miliki, termasuk kemudian menghubungkan dengan industri lewat matching fund," jelasnya.
Jokowi merinci, APBN untuk pendidikan dari 2009-2024 mencapai Rp 6.400 triliun. Lalu dana abadi LPDP pada saat dibuka Rp 1 triliun dan 2023 sudah mencapai Rp 309 triliun dengan penerima beasiswa meningkat 7x lebih banyak. Namun, menurutnya jumlah penerima LPDP itu masih kurang.
"Saya kira masih perlu ditingkatkan paling tidak 5 kali lipat dari yang sudah ada sekarang," ujarnya.