Breaking Posts

6/trending/recent

Hot Widget

Type Here to Get Search Results !

Faisal Basri Akui Khilaf Kritik Jokowi Soal Hilirisasi Nikel, Ali Mochtar Ngabalin: Hatinya Dikuasai Iblis

 

Tenaga Ahli Utama Deputi IV Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Ali Mochtar Ngabalin, mendadak menyemprot ekonom senior Faisal Basri.

Hal ini muncul setelah pengakuan Faisal yang menyebut dirinya salah membaca data ketika mengkritik Presiden Jokowi.

Ngabalin menegaskan bahwa sejak dulu ia sudah menilai Faisal sebagai sosok yang memiliki watak sungsang.

"Sejak dulu sudah saya nilai inilah watak manusia berotak sungsang," ujar Ngabalin dalam keterangannya di aplikasi X @AliNgabalinNewA (17/5/2024).

Namun, Ngabalin tidak hanya berhenti di situ. Ia menambahkan bahwa menurutnya hati Faisal dikuasai oleh iblis.

"Angkuh karena merasa memiliki ilmu yang tinggi mengusai topik yang dibahas, tapi hatinya dikuasai iblis," tukasnya.

Maka dari itu, kata Ngabalin, Faisal mengeluarkan narasi kebencian, hujatan, dan cacian tanpa beban dan tanggung jawab kepada publik.

"Narasi kebencian, hujatan dan cacian mengalir dengan tidak ada beban dan tanggungjawab pada publik," tandasnya.

Seperti diketahui, Ekonom senior Faisal Basri, pernah mengkritik pedas kebijakan hilirisasi nikel yang diterapkan pemerintah Indonesia.

Kala itu Faisal menyatakan bahwa data yang disampaikan oleh Presiden Jokowi terkait nilai ekspor nikel sebesar Rp510 triliun tidak akurat dan menyesatkan.

Dalam kritiknya, Faisal Basri mengungkapkan bahwa proses hilirisasi nikel ternyata lebih menguntungkan industri China.

Ia menjelaskan bahwa smelter yang dibangun di Indonesia sebagian besar dimiliki oleh perusahaan-perusahaan China, dan hasil produksinya diekspor kembali ke China, sehingga lebih menguntungkan negara tersebut.

Namun, belum lama ini usai kritiknya membuat heboh publik, Faisal mengaku bahwa ada kesalahan dalam data yang ia gunakan untuk mengkritik pernyataan Presiden Jokowi.

Pengakuan ini disampaikan Faisal saat wawancara di kanal Youtube Prof Rhenald Kasali.

"Saya mau mengakui memang ada beberapa data yang tidak saya masukkan karena saya khilaf," kata Faisal dikutip pada Jumat siang.

Tidak hanya menghadapi kecaman mengenai data yang disampaikan, Faisal juga mendapatkan tuduhan berpotensi memicu rasisme karena menyebut bahwa hilirisasi nikel menguntungkan China.

Namun, Faisal dengan tegas membantah adanya unsur rasisme dalam pandangannya tersebut.

Faisal menegaskan bahwa kritiknya murni berdasarkan analisis ekonomi dan bukan didasari oleh sentimen rasial.

Ia berharap bahwa perdebatan ini bisa membawa pada evaluasi kebijakan yang lebih baik demi kepentingan nasional.

Sumber Berita / Artikel Asli : fajar

Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Ads Bottom

Copyright © 2023 - Onlineindo.TV | All Right Reserved