Ternyata bukan cuma Puan Maharani yang menjadi sosok tunggal pewaris jabatan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) menggantikan sang ibunda, Megawati Soekarnoputri.
Menilik trah Presiden Pertama RI, Soekarno, ada nama lain yang juga memiliki peluang, yaitu Prananda Prabowo, kakak kandung Puan Maharani.
Melihat itu, peluang kini dipegang Prananda dan Puan. Pengamat politik Ujang Komarudin memadang keduanya memiliki kans yang sama untuk menggantikan ibu mereka di pucuk pimpinan PDIP.
Tetapi di satu sisi, Ujang melihat bahwa Megawati memprioritaskan Puan sebagai suksesornya.
"Kalau Prananda apakah memiliki peluang yang sama? Ya mungkin peluangnya sama tapi yang sudah disiapkan kelihatannya Puan," kata Ujang dihubungi, Senin (27/5/2024).
Prioritas untuk Puan bukan tanpa alasan. Mengingat jenjang karier politik yang telah dilakoni Puan yang dianggap bukan suatu hal yang kebetulan.
Terlebih sinyal kuat dari Megawati lewat kelakarnya saat pidato di Rakernas V PDIP. Megawati berkelakar ingin bergantian posisi dengan Puan yang merupakan Ketua DPR.
"Saya sih lihatnya desainya kepada Puan. Kenapa? Pernah jadi menteri, jadi ketua DPP, lalu sekarang ketua DPR, nanti juga kalau tidak ada halangan ketua DPR lagi. Itu kan sebuah proses yang panjang di politik dan saya rasa itu by design untuk mempersiapkan Puan jadi ketua umum," kata Ujang.
"Makanya tadi ada goda-godaan, canda-candaan dari Megawati bertukar posisi, kan begitu," sambung Ujang.
Beda halnya dengan Prananda. Meski memiliki peluang yang sama, tetapi karakter Prananda berbeda.
Ujang melihat Ketua Bidang UMKM, Ekonomi Kreatif, dan Digital PDIP itu merupakan sosok yang selalu berada di balik layar. Padahal untuk menjabat sebagai ketua umum, seharusnya lebih sering tampil.
"Kalau Prananda mungkin posisinya peluangnya sama tapi soal prioritas kelihatannya Puan. Seperti itu. Karena Prananda kan tokoh yang di balik layar. Masa iya ketua umum PDIP tidak pernah muncul kan diam saja ya akan kalah oleh partai yang lain," kata Ujang.
Hal senada juga dipandang oleh pengamat politik, Pangi Syarwi Chaniago. Founder & CEO Voxpol Center Research and Consulting ini mellihat Puan memiliki kans lebih besar ketimbang yang lain.
"Jadi sekarang kalau kans peluang sejauh ini yang saya cermati memang Mba Puan ya untuk punya peluang untuk menggantikan posisi ketum nanti kalau sudah waktunya sudah saatnya. Meskipun ada juga nama Prananda juga punya peluang," kata Pangi.
Khusus Trah Soekarno
Pangi menegaskan posisi ketua umum PDIP hanya diperuntukan untuk trah Soekarno. Bisa menjadi perpecahan bila kursi bekas Megawati dijabat oleh pihak lain yang bukan bagian dari keluarga.
Sulit bila pihak yang bukan trah Soekarno ingin menjadi ketua umum PDIP. Pangi mengatakan trah Soekarno itu merupakan suatu keniscayaan bagi PDIP dan menjadi hal penting sebagai prasyarat untuk menjadi ketua umum.
"Karena bagaimanapun kalau misalkan memang di luar trah Soekarno nggak mungkin. Memang akan terjadi perpecahan di internal akan terjadi gontok-gontokan kontestasi sehingga memang ketua umum PDIP itu adalah trah Soekarno," kata Pangi.
Ujang juga berpendapat demikian. Menurutnya mustahil bila Megawati mewariskan kursi pimpian PDIP untuk mereka yang bukan bagian dari keturunan Soekarno.
"Saya rasa tidak mugkin ya, tidak akan terjadi. Ketua umum PDIP pasca Megawati diserahlan kepada nonkader ataupun kader yang di luar trah Soekarno. Selama masih ada trah Soekarno, misalkan Puan dan Prananda ya maka antara Puan dan Prananda yang akan jadi ketua umum," kata Ujang.