Viral adanya ratusan jemaah di Masjid Aolia, Panggang, Gunungkidul yang sudah mulai menggelar sholat Ied.
Terlihat ratusan warga mengikuti ibadah sholat ied pada pagi hari tadi, Jumat 5 April 2024.
Dalam video yang diunggah oleh akun IG @memomedsos, di dalam masjid sudah penuh terlihat banyak jemaah ikut sholat Ied.
Akan tetapi kejadian itu pun menjadi booming di media sosial karena banyak netizen yang bingung kenapa hari ini sudah mulai lebaran.
Para netizen kebingungan dengan aturan sholat Ied dan lebaran dari Masjid Aolia, Gunungkidul tersebut.
Banyak netizen yang mengatakan bahwa Masjid Aolia, Gunungkidul itu menerapkan aliran atau ajaran yang sesat.
"Ini jelas sesat sih,, tadi pagi subuh bulan sabit masih terlihat jelas.. Lalu mereka ikut perhitungan apa?? Kasihan loh ini jamaah nya banyak bgt,,, mui setempat ga ada rencana kasih pembinaan kah??" ujar netizen.
"Mana banyak lagi jamaahnya????. The real tersesat berjamaah" sahut netter lain.
"Pake penanggalan apa? Muhammadiyah aja bedanya sehari. Ini bedanya jauh banget" ujar netizen lainnya.
"Akibat Beragama tanpa tuntutan, Tapi kenapa ya yg aneh2 kayak gini banyaknya di Jawa Timur-Jawa tengah" ungkap netter.
RESPONS KEMENAG SOAL JAMAAH MASJID AOLIA GELAR SHOLAT IED HARI INI
Kanwil Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memberikan pernyataan atas fenomena ratusan jemaah Masjid Aolia, Gunungkidul melaksanakan Sholat Ied hari ini, Jumat 5 April 2024.
Padahal versi pemerintah sendiri lebaran baru akan jatuh 5 hari lagi atau pada tanggal 10 April 2024.
Kepala Bidang Urusan Agama Islam (Urais) Kantor Wilayah Kemenag DIY, Jauhar Mustofa, mengungkapkan bahwa pihaknya telah berkomunikasi secara terperinci dengan Direktur Urais Kementerian Agama RI.
Urais dengan Kemenag sudah berkomunikasi membahas perayaan Lebaran yang dilakukan oleh jemaah Masjid Aolia.
Sebenarnya sudah pernah terjadi juga pada bulan Ramadan tahun 2023 lalu, dimana jema'ah Aolia memulai ibadah puasa pada tanggal 7 Maret 2024.
Ternyata jemaah Masjid Aolia, Gunungkidul yang merupakan kelompok Raden Ibnu Hajar Pranolo (Mbah Benu) punya prinsip tersendiri dalam menentukan awal bulan Ramadan dan Idul Fitri.
Mbah Benu dan para pengikut punya prinsip tersendiri untuk menentukan awal Ramadan dan lebaran.
Meskipun perbedaan waktu perayaan antara jemaah Masjid Aolia dengan pemerintah agak mencolok, yaitu selisih lima hari, namun pihaknya tidak dapat memaksakan aturan yang ditetapkan oleh pemerintah.
Biasanya perbedaan tersebut hanya sekitar satu atau dua hari dengan perayaan yang diselenggarakan oleh pemerintah.