Adi Prayitno Soroti Kondisi Sedih Warung Madura: Apakah Negara Peduli?

 

Adi Prayitno, Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI), kembali mengkritik Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) terkait kebijakan terhadap warung Madura.

Menurut Adi, pemangku kebijakan seharusnya secara langsung mengunjungi warung Madura untuk melihat kondisi mereka.

"Yang mulia, cobalah sesekali datang ke warung Madura. Lihat kondisi mereka," ujar Adi dalam keterangannya di aplikasi X @Adiprayitno_20 (27/4/2024).

Adi menegaskan bahwa pemilik warung Madura tidak sepenuhnya ingin merantau atau menjaga warung selama 24 jam.

"Sedih, sebenarnya mereka tak mau merantau," cetusnya.

Dijelaskan Adi, terdapat beragam rasa yang alami pemilik warung, seperti lelah atau sakit karena berjaga 24 jam, namun karena himpitan ekonomi yang memaksa mereka untuk tetap bertahan.

"Tak mau jaga warung 24 jam, bukan lelah capek dan sakit-sakitan. Tapi himpitan ekonomi yang memaksa mreka bgitu," ucapnya.

Ia juga menyayangkan kurangnya kepedulian dari negara terhadap masyarakat kecil.

"Negara pedulikah?," timpalnya.

Adi menjelaskan bahwa ukuran warung Madura rata-rata sangat sempit, dengan ruang yang harus digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari etalase, barang dagangan, hingga tempat tidur dan kamar mandi.

"Ukuran warung Madura juga rata-rata sempit: 3x3 atau 3x2," sebutnya.

Bahkan, menurut Adi, pengusaha kecil yang menjaga warung juga sering kali harus membawa anak-anak mereka, termasuk bayi, karena mereka harus tetap bertahan hidup.

"Yang jaga juga bawa anak yang masih kecil bahkan masih bayi. Semua demi bertahan hidup," tandasnya.

Adi mengakhiri dengan mempertanyakan apakah pemerintah masih ingin mengatur pengusaha kecil seperti warung Madura atau tidak.

Menggambarkan kebutuhan akan kebijakan yang lebih sensitif dan memperhatikan kondisi riil para pelaku usaha kecil.

"Yang bgini kau mau atur-atur?," kuncinya.

Sumber Berita / Artikel Asli : Suara