Pengamat politik Rocky Gerung menilai usulan menjadi ketua koalisi partai-partai politik yang disampaikan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) merupakan mimpi di siang bolong Presiden Joko Widodo (Jokowi) atau mustahil terjadi.
Karena dengan menjadi ketua koalisi seperti Barisan Nasional di Malaysia, Jokowi sama saja dengan menyingkrikan Prabowo Subianto yang kemungkinan besar menggantikan posisinya sebagai presiden.
"Ini juga yang kita sebut sebagai mimpi di siang bolong Jokowi kan, itu artinya menyingkirkan Prabowo, bagaimana Prabowo dielu-elukan untuk jadi pemimpin koalisi tiba-tiba dia bilang 'nanti saya aja yang jadi pemimpin koalisi besar' kan, jadi masalahnya dia mau diterima oleh siapa? Mau diterima oleh Golkar? Mau diterima oleh PAN? berarti PAN dan Golkar jadi wakil ketua aja di situ kan," ucapnya, dikutip populis.id dari YouTube Rocky Gerung Official, Sabtu (16/3).
Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) seharusnya menjadi sosok yang berada di atas semua partai politik.
Ia pun menyampaikan terdapat usulan dari Ketua Dewan PSI Jefrie Geovanne agar Jokowi menjadi pimpinan koalisi partai politik yang mempunyai kesamaan visi misi menuju Indonesoa Emas, Grace mencontohkan seperti Barisan Nasional di Malaysia.
"Saya pikir ide bagus juga, Pak Jokowi mungkin bisa jadi ketua dari koalisi partai-partai, semacam barisan nasional, partai-partai mau melanjutkan atau punya visi yang sama menuju Indonesia emas," kata Grace dalam program Gaspol! Kompas.com, Minggu (10/3/2024), dikutip dari Kompas.
Ia menilai Jokowi bisa menjadi sosok yang mempersatukan atau menjembatani kepentingan partai-partai politik. "Enggak banyak sih saya pikir yang dengan orang rela ya untuk menerima dan hari ini saya pikir Pak Jokowi satu-satunya orang," kata Grace.
Grace mengatakan hal tersebut masih berupa usulan, sehingga perlu untuk dibicarakan lebih lanjut, terlebih peran Jokowi di dalamnya.
"Itu kan masih usulan ya, detailnya kita belum tahu juga, kan perlu dibicarakan juga, ini kan banyak partai, banyak kepentingan, banyak kepala, jadi akan seperti apa dinamikanya belum tahu," ujar dia.