Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 yang menyajikan kontestasi kandidat presiden dan wakilnya serta pemilihan para anggota dewan telah digelar sebulan lalu. Banyak fenomena politik yang terjadi sebelum dan sesudah hari pencoblosan yang digelar pada Rabu, 14 Februari 2024.
Mulai dari sivitas akademika ramai-ramai ‘jewer’ Presiden Joko Widodo atau Jokowi karena dinilai mengobrak-abrik tatanan demokrasi. Lalu soal pengajuan hak angket usut kecurangan Pemilu 2024 dan rencana menggugat hasil Pilpres 2024 ke Mahkamah Konstitusi (MK). Hingga menggelembungnya suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Jokowi dikritik para sivitas akademika
Menjelang Pemilu 2024, Jokowi ramai-ramai dikritik sejumlah sivitas akademika dan guru besar dari berbagai universitas di Indonesia. Kritik itu pertama kali datang antara lain dari kalangan akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Islam Indonesia (UII), hingga Dewan Guru Besar Universitas Indonesia (UI).
Kritik dari UGM disampaikan pada Rabu, 31 Januari. Mereka membuat Petisi Bulaksumur. Jokowi dinilai menyimpang dari jalur demokrasi. Kritik UII dilakukan pada Kamis, 1 Februari. Mereka menyebut kenegarawanan Jokowi pudar. Esoknya, Jumat, 2 Februari gantian UI. Para akademisi prihatin hancurnya tatanan hukum jelang Pemilu.
Kritik tersebut menular. Sejumlah perguruan tinggi membeo. Antara lain dari Universitas Andalas (Unand) juga pada Jumat, 2 Februari. Sivitas akademika menilai ada banyak peristiwa politik tidak wajar jelang Pemilu. Setelah Unand, kritikan datang dari Universitas Padjadjaran (Unpad) pada Sabtu, 3 Februari.
Pada Senin 5 Februari, giliran sivitas akademika Universitas Islam Negeri atau UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Mereka mengingatkan Jokowi agar tak lena denda jabatan. Di hari yang sama, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) juga ikutan menjewer Kepala Negara. Mereka menuding Jokowi melakukan pelurusan fondasi kebangsaan.
Juga pada 5 Februari, kritikan kepada Jokowi datang dari sivitas akademika Universitas Riau atau Unri. Perkembangan kehidupan bangsa dan negara disebut telah melenceng dari nilai moral dan etika berbangsa gara-gara Jokowi. Universitas Airlangga (Unair) tak ketinggalan. Pada Jumat siang itu, mereka menyatakan turut peduli terhadap demokrasi.