Massa berunjuk rasa memprotes kecurangan Pemilu 2024 di depan Kantor Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (15/3/2024).
Mereka mengancam jika Bawaslu dan KPU mengabaikan tuntutannya, maka akan ada demo lebih besar melibatkan berbagai elemen sipil.
Seorang pemimpin aksi, Leander Ohoiwutun alias Nyong mengatakan pihaknya sudah berencana kembali turun ke jalan dalam aksi gabungan memprotes kecurangan Pemilu 2024 pada 18 hingga 20 Maret.
Demo akan dipusatkan di depan Gedung DPR RI, Kantor KPU RI, dan Istana Negara di Jakarta.
"Nanti semua elemen akan bergabung tanggal 18-20 Maret di DPR, KPU, Bawaslu, dan Istana Negara," ujar Nyong di sela demo depan Bawaslu RI.
Nyong mengatakan, pihaknya akan mengumpulkan massa dan datang ke gedung DPR untuk menuntut pengguliran hak angket dan menuntut pemakzulan Presiden Joko Widodo.
Kemudian, agar Bawaslu sebagai lembaga independen bisa menjalankan fungsinya secara netral.
"Kami menuntut karena Pemilu curang ini semua seperti diketahui adalah permainan Jokowi karena melanggengkan anaknya," ucap Nyong.
Dia juga menyayangkan keputusan KPU yang menerima pendaftaran calon wakil presiden (cawapres) no urut 2, Gibran Rakabuming Raka.
"Nanti tanggal 18, 19, 20, kami akan kepung Istana," tegas dia.
Sebagai diketahui massa yang demo Bawaslu RI hari ini menamakan diri Gerakan Rakyat Selamatkan NKRI.
Dari pantauan MNC Portal Indonesia, massa datang sekitar pukul 14.40 WIB. Kaum wanita yang hadir membawa sejumlah spanduk yang diangkat tinggi-tinggi.
"Mahkamah Keluarga Sumber Kecurangan," demikian tulis salah satu spanduk itu.
"KKN Mencederai Demokrasi," bunyi spanduk yang lain.
Sementara itu, pada mobil komando terpasang spanduk berukuran besar bertuliskan "Jokowi Tumbang".