Pegiat media sosial Lukman Simandjuntak memberi tahu capres nomor urut dua dari Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto perbuatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang membuat demokrasi berantakan, mahal, dan melelahkan.
Lukman mengatakan Jokowi membuat demokrasi berantakan dengan memilih pengurus Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) tidak kompeten dalam bidangnya. "Berantakan, karena Jokowi pilih pejabat KPU dan Bawaslu yang tidak kompeten," ucapnya.
Kemudian demokrasi menjadi mahal karena Jokowi menyebarkan bantuan sosial (bansos) dengan anggaran ratusan triliun dalam masa kampanye Pilpres 2024 dan mendekati hari pencoblosan. "Mahal karena Jokowi memilih sebar bansos ugal-ugalan ratusan triliun," imbuhnya.
Sedangkan melelahkan, karena Jokowi membuat Mahakamah Konstitusi (MK), aparat, dan instrumen pemerintahan lainnya terlihat memihak, sehingga kompetitor menganggap terdapat kecurangan dalam pemilu.
"Melelahkan karena kompetitor anggap MK, aparat, dan lain-lain tidak netral, lalu menolak legitimasi hasil pemilu, begitu saya kira pak @prabowo," tandasnya, dikutip populis.id dari akun X pribadinya, Senin (18/3).
Sebelumnya, capres nomor urut dua dari Koalisi Indonesia Maju Prabowo Subianto bersaksi bahwa demokrasi berdasarkan pengamalan yang dialaminya sangat melelahkan, sangat kacau, dan sangat mahal.
"Kita telah melakukan beberapa pemilu [Sejak 1955-2024]. Saya akan mengatakan pemilihan langsung. Saya memiliki banyak pengalaman dalam partisipasi dalam pemilu ini," kata Prabowo, dikutip dari Kumparan.
"Saya berpartisipasi dalam lima pemilihan umum. Dan izinkan saya bersaksi, demokrasi itu benar-benar sangat melelahkan. Demokrasi sangat, sangat kacau, demokrasi sangat, sangat mahal," sambungnya.
Untuk diketahui, pada 2004 Prabowo mengikuti konvensi capres yang diadakan Partai Golkar, dan kemudian pada Pilpres 2009 dirinya menjadi cawapres dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Selanjutnya Prabowo menjadi capres berpasangan dengan Hatta Rajasa pada Pilpres 2014, lalu pada Pilpres 2019 Prabowo kembali menjadi capres berpasangan dengan Sandiaga Uno, dan di Pilpres 2024, Prabowo juga menjadi capres berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka.