Netralitas Presiden Jokowi dipertanyakan di Sidang Komite HAM PBB CCPR di Jenewa, Swiss, pada Selasa (12/3/2024). Hal itu menuai sorotan.
Imam Islamic Center of New York, Amerika Serikat, Shamsi Ali mengatakan hal tersebut menghancurkan reputasi.
“Hancur reputasi karena kerakusan itu!” ungkapnya dikutip fajar.co.id dari unggahannya di X, Minggu (17/3/2024).
Ia mengatakan, apa yang terjadi di forum itu telah mencoreng. Apalagi, forum tersebut tingkat dunia.
“Ketika isu itu disebut saja dalam dunia internasional maka itu sudah mencoreng,” ujarnya.
Hal tersebut, menurutnya diperparah dengan bukti-bukti yang mendukung ungkapan tidak netralitas Presiden Jokowi di Pilpres 2024.
“Apalagi kalau memang mereka lihat berbagai bukti manipulasi, kecurangan, pengangkangan, melalui nepotisme dan penggunaan hukum dan aparatur,” ucapnya.
Diketahui, pertanyaan netralitas Jokowi disampaikan oleh Anggota Komite Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau CCPR Bacre Waly Ndiaye.
Itu menuai pro kontra. Mantan Komisoner Komisi Nasional (Komnas) HAM, Natalius Pigai menuding apa yang dilakukan Bacre Waly Ndiaye adalah pertanyaan pesanan.
“Saya tahu itu pertanyaan titipan dari Tim Sukses salah satu Capres melalui teman-teman saya,” ungkapnya dikutip fajar.co.id dari unggahannya di X, Sabtu (16/3/2024).
Ia mengungkapkan hal tersebut lazim dilakukan. Natalius Pigai bahkan mengaku pernah melakukan hal serupa.
“Itu pertanyaan bayaran dengan sejumlah Dollar tapi tidak banyak. Dulu Kami Suka Cari negara-negara miskin dengan bayaran sejumlah uang agar kepentingan kita disuarakan,” ujarnya.