Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka digadang-gadang bakal menjadi calon potensial Ketua Umum Golkar.
Usulan nama Gibran dalam bursa kepemimpinan Partai Golkar pertama kali disebut oleh Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari yang melihat dua potensi besar dalam diri Gibran.
“Pertama, Gibran tidak lama lagi menduduki jabatan posisi strategis sebagai orang nomor dua di Indonesia pada saat dilantik menjadi wakil presiden secara resmi pada Oktober 2024,” kata Qodari dalam keterangannya kepada wartawan, Jumat (15/3).
Kedua, lanjut dia, Partai Golkar ke depan harus berorientasi terhadap anak muda karena pemilih terbanyak berasal dari kalangan muda.
“Sebab itu, tantangannya Partai Golkar juga harus diisi oleh banyak anak-anak muda,” jelasnya.
Kendati Gibran bakal dilantik menjadi wapres RI mendampingi Prabowo Subianto, namun tak ada gegap gempita para politisi Golkar menyambut usulan Qodari tersebut.
Tak ada satupun politisi berlambang beringin dari level pusat hingga kabupaten yang berani berkomentar atas masuknya Gibran sebagai kandidat Ketum Golkar.
Kantor Berita Politik RMOL coba meminta tanggapan dari beberapa kader Golkar, namun mereka enggan berkomentar.
“No comment mas,” ujar salah satu politisi Golkar di Senayan.
Bungkamnya para politisi Golkar itu disinyalir karena menjaga perasaan baik kepada Ketua Umum Airlangga Hartarto maupun ke Gibran.
Di lain sisi, Ketum Airlangga terlihat lebih gencar membidik posisi nomor satu di institusi yang berdiri pada 20 Oktober 1964 itu.
Sekjen Golkar, Lodewijk Freidrich Paulus baru-baru ini menyampaikan para Ketua DPD menginginkan Airlangga kembali memimpin partai identik warna kuning tersebut.
“Kami bicara internal, belum munas. Intinya, mereka (Ketua DPD Golkar) sampaikan Airlangga aklamasi," ujar Lodewijk di Badung, Bali, Jumat (15/3).
Dorongan tersebut tidak lepas dari kinerja Airlangga membawa Golkar di papan atas Pemilu Serentak 2024.
"Mereka semuanya apresiasi mereka mengakui leadership Pak Airlangga," jelas Lodewijk.