Masih ingat sosok Neno Warisman?
Neno Warisman, seorang aktivis dan mantan aktris terkenal, getol kritik Joko Widodo saat Pemilihan Presiden 2019 lalu.
Neno Warisman yang berada di Kubu Prabowo-Sandiaga pada pada Pilpres 2019 mendeklarasi tagar #2019GantiPresiden.
Lantas bagaimana kabar Neno Warisman sekarang?
Setelah lama tak muncul di pemberitaan, Neno Warisman ternyata sudah jadi kader Partai Gelora.
Neno Warisman diumumkan sebagai kader baru Partai Gelora dalam perayaan HUT ke-4 Partai Gelora yang diselenggarakan secara daring pada Sabtu (28/10/2023) malam.
Partai Gelora juga mengusung Neno Warisman sebagai calon anggota legislatif daerah pemilihan (dapil) Jawa Timur III, yang meliputi wilayah Banyuwangi, Situbondo, dan Bondowoso.
Selain itu, Neno, yang sebelumnya merupakan deklarator gerakan #2019GantiPresiden, menyatakan kesiapannya untuk mendukung pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Sebelumnya, Tribunnews.com melaporkan bahwa Neno, yang sebelumnya menjabat sebagai Anggota Majelis Syuro Partai Ummat, dikabarkan telah mundur dari partai tersebut sekitar dua tahun yang lalu.
Hal ini telah dikonfirmasi oleh Sekretaris Dewan Majelis Syuro Partai Ummat, Ustaz Sambo, yang menyatakan bahwa Neno mengundurkan diri pada Jumat (1/10/2021).
"Dia kirim WA ke kita kirim surat mudur karena mau fokus urus anaknya di Turki karena tidak bisa aktif jadi khawatir tidak bisa aktif fokus urus anaknya, jadi mundur," kata Sambo saat dikonfirmasi pada Sabtu (2/10/2021).
Pesan WA tersebut, kata Sambo, ditujukan langsung kepada Amien Rais.
"Cuma kita ada mekanisme, kita akan rapat majelis syuro keputusannya di majelis syuro," kata dia.
Nyaleg di Pileg 2024
Pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 atau Pemilu 2024, perempuan bernama asli Titi Widoretno Warisman itu maju jadi Caleg DPR RI.
Wanita kelahiran 21 Juni 1964 itu maju sebagai caleg Partai Gelora dari Dapil Jatim III meliputi Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso dan Situbondo.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Fahri Hamzah mengajak masyarakat Banyuwangi mengantarkan Neno Warisman ke Senayan menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) periode 2024-2019 pada 14 Februari.
Fahri bersyukur dengan bergabungnya sosok Neno Warisman ke Partai Gelora. Sebab, menurutnya, tidak mudah mengajak sosok seniman yang memiliki idealisme tinggi seperti Neno Warisman.
Menurutnya, Neno memiliki kesamaan pandangan politik yang sama dengan Partai Gelora sehingga dia bersepakat untuk maju menjadi calon legislatif (caleg) dari daerah pemilihan (dapil) Jawa Timur (Jatim) III.
“Bu Neno yang akan memimpin di Jatim. Apalagi, di Banyuwangi dia memiliki kedekatan, leluhurnya berasal dari sini,” katanya melalui keterangan persnya, Kamis (8/2/2024).
Dia mengatakan itu dalam acara konsolidasi dengan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gelora Indonesia Kabupaten Banyuwangi di salah satu cafe di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jatim beberapa waktu lalu.
Update terbaru, Neno Warisman gagal lolos ke Senayan.
Hal tersebut berdasarkan hasil rekapitulasi Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Neno Warisman merupakan satu dari 45 Caleg artis yang gagal masuk ke DPR RI pada Pileg 2024.
Kontroversi Puisi Neno Warisman
Pada 2019 sempat muncul pro kontra di masyarakat terkait Neno.
Puisi yang dibacakan Neno dalam acara Munajat 212 pada Kamis (21/2/2019) terkait politik jelang Pilpres 2019 menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.
Wakil Presiden RI Muhammad Jusuf Kalla (JK) menyebut puisi yang dibacakan aktivis #2019GantiPresiden Neno Warisman pada Malam Munajat 212 adalah hal yang keliru.
"Oh, itu keliru," kata JK usai Forum Silaturahim Gawagis Nusantara, di Hotel Whyndam, Surabaya, Sabtu (23/2).
JK menyebut jika puisi itu memiliki konteks kampanye. Mantan Ketua Umum Partai Golkar tersebut itu menyebut doa dan puisi penyanyi dan bintang film era 80-an itu adalah penyampaian kampanye yang salah.
"Ya namanya kampanye, tapi kampanye yang keliru," katanya.
Ahli semiotika Institut Teknologi Bandung (ITB) Acep Iwan Saidi mengatakan puisi yang dibacakan Neno Warisman pada acara Munajat 212 menyampaikan pesan semiotis bahwa Neno berada dalam bahaya. Iwan mengatakan Neno mengutip doa Nabi Muhammad SAW saat Perang Badar dalam puisinya.
"Neno dan pihak yang terepresentasi oleh kehadirannya sedang berada dalam keadaan berbahaya, seperti Perang Badar," kata Iwan dikutip dari keterangan resmi, Sabtu (23/2).
Iwan melanjutkan Perang Badar adalah perang antara kaum muslimin dan kafir. Lewat puisinya, Iwan menyebut Neno telah mengkategorisasikan golongan muslimin dan kafir.
"Jadi, yang dihadapi Neno terdefinisi sebagai kaum kafir," imbuhnya.
Namun demikian, Iwan menyatakan puisi tersebut justru akan membuat orang mempertanyakan apakah betul kelompok lawan merupakan kaum kafir.
Sebab, isu pengkafiran kelompok lain tersebut, merupakan hal yang paling tidak disukai publik.
"Doa Neno, di situ, menjadi tidak 'memanggil'. Alih-alih memanggil, ia justru berpotensi menjauhkan. Dalam konteks politik, doa itu menjadi tindakan kontraproduktif bagi kelompok Neno sendiri," paparnya.
Diketahui, Neno membacakan puisi yang sebagian isinya adalah meminta kemenangan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) nanti. Isinya adalah:
"… Jangan, jangan Engkau tinggalkan kami dan menangkan kami. Karena jika Engkau tidak menangkan. Kami khawatir ya Allah. Kami khawatir ya Allah tak ada lagi yang menyembah-Mu…" ujarnya.
Titi Widoretno Warisman atau lebih dikenal Neno Warisman lahir di Banyuwangi, Jawa Timur, 21 Juni 1964.
Neno Warisman merupakan penyayi dan bintang film era 1980-an.
Aktif di dunia religi, sosial, dan pendidikan serta merangkap sebagai peran ayah.
Neno Warisman menunjukkan ID Pers kepada rekan wartawan di PN Jakarta Timur, Jumat (19/3/2021).
PAKAI HIJAB
Neno Warisman memutuskan memakai jilbab dan banyak menghabiskan waktu di dunia religi, sosial, dan pendidikan serta membantu sosialisasi program Pendidikan Anak Dini Usia (PAUD) Departemen Pendidikan Nasional tahun 1991.
Neno Warisman sering diundang di seminar ibu-ibu, membahas tentang pengasuh anak yang benar, pendidikan negeri, dan kesehatan.
Pada bulan Juni 2008 memulai kampanye "PMM", pola makan yang menyelamatkan.
Neno menikah dengan Ahmad Widiono Doni Wiratmoko dan memiliki 3 buah hati yang bernama Zaka, Maghfira, dan Ramadhani. (1)
KARIR
- Sejak kecil Neno Warisman suka pada puisi dan deklamasi. Neno terpilih sebagai juara puisi se-Jakarta pada tahun 1978. Neno melanjutkan kuliah di Fakultas Sastra Perancis Universitas Indonesia.
- Neno terkenal sebagai penyayi di era 80 an seperti "Matahriku", duetnya dengan Fariz Rm berjudul "Nada Kasih" dan lagu religi "A Ba Ta Tsa".
- Di dunia film, Neno Warisman terkenal karena aktingnya sebagai Sayekti di film Sayekti dan Hanafi yang di tayangkan TVRI.
- Pernah masuk nominasi Aktris Terbaik Festival Film Indonesia 1989 dalam film Semua Sayang Kamu pada tahun 1989.
- Pada 2005, Neno Warisman dalam film garapan Garin Nugroho Rindu Kami Padamu, film ini meraih penghargaan sebagai film terbaik Asia di Osian's Cinefan Festival ke 7 di New Delhi, India. (1)
FILM
- Sayekti dan Hanafi (1988)
- Semua Sayang Kamu (1989)
- Rindu Kami Padamu (2004)
- Ketika Cinta Bertasbih 2 (2009)
- Dalam Mihrab Cinta (2010)
- Iqro: Petualangan Meraih Bintang (2017).
ALBUM
- Neno (1983)
- Matahariku (1983)
- Matahatiku (1984)
- Kulihat Cinta Dimatanya (1985)
- Katakan Cinta Padaku (1986)
- Pujaan Dewi (1987)
- Sebuah Obsesi (1988).(*)
Sumber Berita / Artikel Asli : tribunnews