Calon Presiden Prabowo Subianto yang diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai pemenang Pilpres 2024 disarankan untuk segera mundur dari posisi Menteri Pertahanan (Menhan) Kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Direktur Lembaga Riset Lanskap Politik Indonesia, Andi Yusran, Prabowo lebih baik mundur untuk menghindari intervensi berlebihan dari Jokowi.
"Idealnya Prabowo mundur agar bisa lebih konsentrasi menyusun kabinet dan persiapkan perencanaan pembangun," kata Andi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (24/3).
Analis Politik Universitas Nasional itu melanjutkan, sidang kabinet yang membahas program makan siang gratis meski Prabowo belum dilantik adalah bentuk intervensi Jokowi.
"Kok ada pemerintahan yang akan berakhir masa jabatannya membuat perencanaan pemerintahan baru?" tegas Andi keheranan.
"Itu intervensi berlebihan dan menyalahi sistem perencanaan pembangunan dan penganggaran negara," tukasnya.
Dari hasil rekapitulasi, Prabowo-Gibran memperoleh suara 96.214.691. Sementara itu, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mendulang 40.971.906 suara nasional, sedangkan Ganjar Pranowo-Mahfud MD memperoleh 27.040.878 suara nasional.
Adapun total suara sah sebanyak 164.227.475 juta sebagaimana yang tercantum model Hasil D.